Kaleidoskop 2023: Catatan Peristiwa Kesehatan di Indonesia, ISPA Meningkat
27 December 2023 |
12:03 WIB
Sepanjang 2023, Indonesia mengalami sejumlah peristiwa besar terkait masalah kesehatan. Bisa dilihat dari munculnya berbagai penyakit baru yang tak terduga. Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, asal usul penyakit tersebut berasal dari patogen seperti virus, bakteri, hingga jamur.
Selain itu Covid-19 juga masih membayangi masyarakat sepanjang 2023 dengan jumlah kasusnya yang masih naik turun. Meski begitu, akhirnya kita menemukan titik terang menuju endemi di pertengahan tahun ini. Berikut adalah kaleidoskop kesehatan 2023.
Baca juga: Kaleidoskop 2023: Deretan Festival dan Konser Musik Top di Indonesia
Selain Covid-19, kasus campak di Indonesia juga meningkat pesat. Ada lebih dari tiga ribu kasus yang dilaporkan. Kemenkes mengumumkan 55 daerah KLB Campak di RI, di antaranya ada di Aceh, Sumatera Barat, Jambi, dan lainnya.
Baca juga: 55 Daerah di Indonesia Umumkan KLB Campak, Apa Pemicunya?
Di samping itu, Kementerian Kesehatan RI melaporkan lebih dari 200 orang terkena demam keong di Sulawesi Tengah. Demam keong atau schistosomiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit. Penyakit ini masuk dalam salah satu penyakit tropis terabaikan (NTD).
Baca juga: Terdeteksi di Indonesia, Waspada 13 Gejala Varian Kraken
Selain itu, Kementerian Kesehatan RI meminta masyarakat waspada dengan penyakit leptospirosis, terutama di musim hujan dan banjir. Penyebaran leptospirosis terjadi karena kontak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi atau melalui air, tanah, dan makanan yang terkontaminasi air seni hewan tersebut. Per 1 Maret, daerah dengan jumlah kasus leptospirosis tertinggi adalah Jawa Tengah sebanyak 111 kasus positif dan 18 meninggal dunia.
Baca juga: Waspada Saat Musim Hujan, Ini Gejala & Pencegahan Penyakit Leptospirosis
Selain permasalahan Covid-19, dilaporkan juga kasus acute flaccid paralysis (AFP) atau lumpuh layu akut pada anak. Di Jakarta sendiri ada sebanyak 42 kasus. Meski begitu dari 42 kasus tersebut, sebanyak 20 anak dinyatakan negatif Polio.
Baca juga: Waspada Varian Arcturus Saat Lebaran, Kenali Gejalanya
Baca juga: Mengenal Flu Babi Afrika yang Merebak di Batam, Menular ke Manusia Enggak Ya?
Selain itu, Kementerian Kesehatan RI melaporkan, sepanjang 2023 hingga saat ini terdapat 31.113 kasus gigitan hewan penularan rabies (GHPR). Di antara kasus tersebut, sebanyak 11 pasien meninggal dunia.
Baca juga: Penyebab Kasus Rabies Meningkat dan Cara Mencegah Infeksinya
Sementara isu tentang Covid-19 di Indonesia memang masih ada, tapi mulai mereda. Seorang pasien Covid-19 di Jakarta disebut menjadi orang dengan mutasi virus SARS-COV-2 terbanyak di dunia yakni varian Covid-19 Delta dengan 113 mutasi. Meski begitu temuan mutasi tersebut tidak menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta.
Baca juga: Kasus Melonjak di Singapura, Kemenkes RI Fokus Survei Efektivitas Kekebalan Covid-19
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menyebut kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak meningkat imbas polusi. Banyak anak mengalami batuk hingga pilek yang tak sembuh-sembuh karena alergi polutan. Kementerian Kesehatan menyiapkan 740 fasilitas kesehatan yang dapat menangani masyarakat apabila terjangkit ISPA akibat udara yang tidak sehat. Fasilitas kesehatan tersebut terdiri dari 674 Puskesmas di Jabodetabek, 66 rumah sakit Jabodetabek dan Rumah Sakit Persahabatan sebagai Pusat Respirasi Nasional.
Baca juga: Polusi Udara Tingkatkan Risiko ISPA Hingga Penyakit Paru
Selain itu Kementerian Kesehatan RI mewajibkan vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV) dalam rangka mempercepat penurunan kasus kanker leher rahim atau kanker serviks yang menjadi penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Program vaksinasi ini disediakan secara gratis untuk anak perempuan kelas lima dan enam SD/MI/sederajat. Namun, ke depannya diharapkan bisa diberikan pada kelompok remaja dan dewasa.
Baca juga: Simak Anjuran Dokter Terkait Usia Ideal Pemberian Vaksin HPV pada Anak Perempuan
Selain itu, Kementerian Kesehatan RI mendeteksi 27 kasus baru cacar monyet atau Mpox di Indonesia per 31 Oktober. Sebanyak 18 orang merupakah pengidap HIV, lima orang positif sifilis, dua orang memiliki riwayat hipertensi, sementara lainnya tidak mengeluhkan gejala alias asimptomatis.
Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan saat Cuaca Ekstrem
Selain itu, permasalahan DBD masih meresahkan masyarakat di daerah. Kementerian Kesehatan RI mengusulkan penyebaran nyamuk wolbachia untuk mengatasi kasus demam berdarah dengue (DBD). Cara ini dinilai efektif oleh para ahli termasuk WHO, bahkan sudah dilakukan beberapa riset sejak 2011 - 2015. Wolbachia dipercaya bisa melemahkan virus dengue di tubuh nyamuk aedes aegypti. Sehingga, virus tidak akan menular ke manusia.
Baca juga: Kasus Cacar Monyet Bertambah di Jakarta, Ini Perbedaan Gejalanya dengan Cacar Air
Pemerintah telah menyiagakan 15.645 fasilitas pelayanan kesehatan untuk libur Natal dan Tahun Baru 2024. Terdiri dari 3.137 rumah sakit, 10.147 puskesmas, 51 Kantor Kesehatan Pelabuhan, 251 PSC (Public Safety Center) dan pos kesehatan 2.059. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi munculnya kondisi darurat kesehatan selama mobilisasi masyarakat.
Baca juga: Kasus Covid-19 varian JN.1 Terdeteksi di Indonesia, Ini Langkah Kementerian Kesehatan
Selain itu Covid-19 juga masih membayangi masyarakat sepanjang 2023 dengan jumlah kasusnya yang masih naik turun. Meski begitu, akhirnya kita menemukan titik terang menuju endemi di pertengahan tahun ini. Berikut adalah kaleidoskop kesehatan 2023.
Baca juga: Kaleidoskop 2023: Deretan Festival dan Konser Musik Top di Indonesia
1. Januari
Hari pertama 2023, Indonesia mencatatkan 366 kasus baru Covid-19. Pasien sembuh bertambah menjadi 653, dan pasien meninggal 7 kasus. Booster kedua atau dosis keempat vaksin Covid-19 makin diperluas. Setelah tenaga kesehatan dan lansia, kini diberikan untuk kelompok masyarakat umum, tertanggal 20 Januari 2023.Selain Covid-19, kasus campak di Indonesia juga meningkat pesat. Ada lebih dari tiga ribu kasus yang dilaporkan. Kemenkes mengumumkan 55 daerah KLB Campak di RI, di antaranya ada di Aceh, Sumatera Barat, Jambi, dan lainnya.
Baca juga: 55 Daerah di Indonesia Umumkan KLB Campak, Apa Pemicunya?
2. Februari
Covid-19 per 1 Februari, muncul kasus Baru sebanyak 273, dengan demikian kasus aktif jumlahnya 4.264 orang. Selain itu Covid-19 varian Kraken juga mulai muncul di Indonesia dengan total dua kasus.Di samping itu, Kementerian Kesehatan RI melaporkan lebih dari 200 orang terkena demam keong di Sulawesi Tengah. Demam keong atau schistosomiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit. Penyakit ini masuk dalam salah satu penyakit tropis terabaikan (NTD).
Baca juga: Terdeteksi di Indonesia, Waspada 13 Gejala Varian Kraken
3. Maret
Covid-19 di Indonesia per 1 Maret bertambah sebanyak 252 kasus baru, sehingga total kasus aktif jumlahnya ada 3.537 orang. Dinas Kesehatan DKI Jakarta kembali melaporkan penambahan kasus Covid-19 varian Orthrus atau subvarian Omicron CH.1.1. Saat ini, tercatat 34 kasus yang terkonfirmasi, meningkat dari jumlah sebelumnya sebanyak 30 kasus.Selain itu, Kementerian Kesehatan RI meminta masyarakat waspada dengan penyakit leptospirosis, terutama di musim hujan dan banjir. Penyebaran leptospirosis terjadi karena kontak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi atau melalui air, tanah, dan makanan yang terkontaminasi air seni hewan tersebut. Per 1 Maret, daerah dengan jumlah kasus leptospirosis tertinggi adalah Jawa Tengah sebanyak 111 kasus positif dan 18 meninggal dunia.
Baca juga: Waspada Saat Musim Hujan, Ini Gejala & Pencegahan Penyakit Leptospirosis
4. April
Kasus Covid-19 per 1 April sebanyak 486 kasus baru, dengan demikian terdapat 5.410 kasus aktif. Kementerian Kesehatan RI melaporkan munculnya dua kasus Covid-19 varian Arcturus atau subvarian Omicron XBB 1.16 di DKI Jakarta.Selain permasalahan Covid-19, dilaporkan juga kasus acute flaccid paralysis (AFP) atau lumpuh layu akut pada anak. Di Jakarta sendiri ada sebanyak 42 kasus. Meski begitu dari 42 kasus tersebut, sebanyak 20 anak dinyatakan negatif Polio.
Baca juga: Waspada Varian Arcturus Saat Lebaran, Kenali Gejalanya
5. Mei
Kasus Covid-19 di Indonesia kembali naik per 1 Mei bertambah 892, dengan begitu terhitung ada 13.880 kasus aktif. Selain itu, masyarakat juga diminta waspada terhadap penyakit flu babi afrika atau african swine fever (ASF) yang menjangkiti ternak babi di Bulan, Batam, Kepulauan Riau. Penyakit ini tidak seperti flu yang menular antar manusia, melainkan menginfeksi daging olahan seperti sosis dan bacon.Baca juga: Mengenal Flu Babi Afrika yang Merebak di Batam, Menular ke Manusia Enggak Ya?
6. Juni
Kemenkes mengatakan, Indonesia sudah masuk fase transisi endemi Covid-19. Ke depannya, Covid-19 akan diperlakukan seperti penyakit biasa. Hal ini tercermin dari tren penurunan jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 dan pasien yang membutuhkan perawatan intensif di RS maupun isolasi.Selain itu, Kementerian Kesehatan RI melaporkan, sepanjang 2023 hingga saat ini terdapat 31.113 kasus gigitan hewan penularan rabies (GHPR). Di antara kasus tersebut, sebanyak 11 pasien meninggal dunia.
Baca juga: Penyebab Kasus Rabies Meningkat dan Cara Mencegah Infeksinya
7. Juli
BPOM merilis 15 kosmetik berupa skincare dan make up seperti HN, Natural 99, dan lainnya yang mengandung bahan berbahaya yang dilarang seperti merkuri. Adapun isu kesehatan lainnya, Dante Saksono Harbuwono, Wakil Menteri Kesehatan menyoroti tingginya perokok remaja. 3 dari 4 orang mulai merokok dari usia kurang dari 20 tahun. Saat ini perokok anak mencapai 10 persen, artinya 1 dari 10 anak di Indonesia merokok.Sementara isu tentang Covid-19 di Indonesia memang masih ada, tapi mulai mereda. Seorang pasien Covid-19 di Jakarta disebut menjadi orang dengan mutasi virus SARS-COV-2 terbanyak di dunia yakni varian Covid-19 Delta dengan 113 mutasi. Meski begitu temuan mutasi tersebut tidak menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta.
Baca juga: Kasus Melonjak di Singapura, Kemenkes RI Fokus Survei Efektivitas Kekebalan Covid-19
8. Agusus
Setelah WFH mulai tidak diberlakukan lagi, polusi udara di JABODETABEK masuk kategori tidak sehat dan dapat memicu berbagai macam penyakit. Kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) meningkat pesat hingga tiga kali lipat di Jakarta. Menkes menyebut peningkatan ini berbarengan dengan tren konsentrasi polusi PM 2.5 yang terus melambung tinggi melampaui pedoman aman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam beberapa bulan terakhir.Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menyebut kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak meningkat imbas polusi. Banyak anak mengalami batuk hingga pilek yang tak sembuh-sembuh karena alergi polutan. Kementerian Kesehatan menyiapkan 740 fasilitas kesehatan yang dapat menangani masyarakat apabila terjangkit ISPA akibat udara yang tidak sehat. Fasilitas kesehatan tersebut terdiri dari 674 Puskesmas di Jabodetabek, 66 rumah sakit Jabodetabek dan Rumah Sakit Persahabatan sebagai Pusat Respirasi Nasional.
Baca juga: Polusi Udara Tingkatkan Risiko ISPA Hingga Penyakit Paru
9. September
Masalah polusi udara belim usai, kini suhu panas melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Berdasarkan data BMKG, suhu di beberapa titik wilayah DKI, berada pada 35-37 derajat celcius. Hal tersebut disebabkan oleh angin timur yang berembus kuat dari belahan bumi selatan yang membawa massa udara kering.Selain itu Kementerian Kesehatan RI mewajibkan vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV) dalam rangka mempercepat penurunan kasus kanker leher rahim atau kanker serviks yang menjadi penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Program vaksinasi ini disediakan secara gratis untuk anak perempuan kelas lima dan enam SD/MI/sederajat. Namun, ke depannya diharapkan bisa diberikan pada kelompok remaja dan dewasa.
Baca juga: Simak Anjuran Dokter Terkait Usia Ideal Pemberian Vaksin HPV pada Anak Perempuan
10. Oktober
Cuaca panas ekstrem masih melanda Indonesia. Bahkan suhu di beberapa kota diprediksi akan tembus di atas 40 derajat celcius. Fenomena El Nino mempengaruhi cuaca panas yang terjadi belakangan ini, yakni pemanasan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik yang memicu penurunan curah hujan global.Selain itu, Kementerian Kesehatan RI mendeteksi 27 kasus baru cacar monyet atau Mpox di Indonesia per 31 Oktober. Sebanyak 18 orang merupakah pengidap HIV, lima orang positif sifilis, dua orang memiliki riwayat hipertensi, sementara lainnya tidak mengeluhkan gejala alias asimptomatis.
Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan saat Cuaca Ekstrem
11. November
Kemenkes RI menyatakan sebanyak 59 kasus yang teridentifikasi positif Mpox di Indonesia, 36 di antaranya dinyatakan sembuh. Meski begitu, penyakit menular seksual masih diwaspadai. Diketahui kasus HIV di Indonesia masih tergolong tinggi. Tercatat ada 515.455 orang dengan HIV (ODHIV) di RI. Dari total tersebut, sebanyak 454.723 orang atau sekitar 88 persen di antaranya sudah terdeteksi atau mengetahui statusnya.Selain itu, permasalahan DBD masih meresahkan masyarakat di daerah. Kementerian Kesehatan RI mengusulkan penyebaran nyamuk wolbachia untuk mengatasi kasus demam berdarah dengue (DBD). Cara ini dinilai efektif oleh para ahli termasuk WHO, bahkan sudah dilakukan beberapa riset sejak 2011 - 2015. Wolbachia dipercaya bisa melemahkan virus dengue di tubuh nyamuk aedes aegypti. Sehingga, virus tidak akan menular ke manusia.
Baca juga: Kasus Cacar Monyet Bertambah di Jakarta, Ini Perbedaan Gejalanya dengan Cacar Air
12. Desember
Kementerian Kesehatan RI melaporkan adanya peningkatan kasus Covid-19 menjelang Natal dan Tahun Baru. Sebanyak 22 provinsi dilaporkan mengalami peningkatan kasus mingguan dengan kenaikan 200 hingga 300 persen dari minggu sebelumnya. Meski begitu kasusnya masih terkendali sehingga belum mewajibkan penggunaan masker. Subvarian Omicron EG.5 yang memicu lonjakan kasus di Indonesia dibawa oleh pelaku perjalanan dari luar negeri.Pemerintah telah menyiagakan 15.645 fasilitas pelayanan kesehatan untuk libur Natal dan Tahun Baru 2024. Terdiri dari 3.137 rumah sakit, 10.147 puskesmas, 51 Kantor Kesehatan Pelabuhan, 251 PSC (Public Safety Center) dan pos kesehatan 2.059. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi munculnya kondisi darurat kesehatan selama mobilisasi masyarakat.
Baca juga: Kasus Covid-19 varian JN.1 Terdeteksi di Indonesia, Ini Langkah Kementerian Kesehatan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.