Ilustrasi tikus yang menjadi perantara penyebaran penyakit leptospirosis. (Sumber gambar: Unsplash/ Matt Seymour)

Waspada Saat Musim Hujan, Ini Gejala & Pencegahan Penyakit Leptospirosis

08 March 2023   |   12:30 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Like
Wabah leptospirosis sedang mengancam Indonesia di musim hujan tahun ini. Pasalnya, sejumlah kasus telah merenggut korban jiwa di beberapa wilayah di Tanah  Air, tak main-main sebanyak 32 orang dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Sebagai penyakit musiman leptospirosis memang menjadi wabah langganan yang sering muncul saat musim hujan terutama di daerah yang memiliki sistem drainase buruk. Banjir yang menggenangi pemukiman warga adalah salah satu cara penyebaran wabah ini.

Adapun, leptospirosis adalah penyakit yang bersumber dari binatang atau zoonosis serta bersifat akut. Ini disebabkan bakteri Leptospira dengan spektrum penyakit yang luas dan dapat menyebabkan banyak keluhan, bahkan hingga kematian. 

Baca juga: Simak Yuk, 5 Penyakit yang Sering Muncul saat Musim Hujan & Cara Mencegahnya
 
 

Tikus menjadi hewan yang paling banyak terinfeksi bakteri Leptospira. Selain itu beberapa hewan lain juga diketahui dapat menjadi penyebaran bakteri ini, termasuk kuda, babi, anjing, sapi. Hewan tersebut dapat mencemari tanah dan air sehingga dapat menyebar ke manusia.

Celakanya, saat hewan tersebut terinfeksi, mereka tidak menunjukan gejala telah tertular penyakit tersebut. Akibatnya, keberadaan bakteri jadi sulit untuk dilacak. Oleh karena itu masyarakat patut mewaspadainya saat musim hujan tiba.

Seseorang dapat terinfeksi leptospira melalui lecet, luka di kulit, atau lawat mata, hidung, atau mulut melalui makanan yang dikonsumsi. Tak hanya itu, minum air yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan masyarakat dapat infeksi penyakit leptospirosis.

Dokter Endah Kurniawati, dikutip dari laman Pemprov Jateng mengatakan, untuk mencegah penyakit leptospirosis adalah menjaga kebersihan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih. Selain itu, bersihkan dan tutup luka dengan plester agar tidak terpapar air yang terkontaminasi bakteri.

Adapun, beberapa tanda dan gejala seseorang terjangkit leptospirosis beberapa di antaranya termasuk menggigil, batuk, diare, dan sakit kepala tiba-tiba. Kemudian demam tinggi, nyeri otot, hilang nafsu makan, mata merah dan iritasi, serta nyeri otot.

Sebagian kasus, gejala Leptospirosis tidak muncul tetapi pada kebanyakan penderita, gejala penyakit baru muncul 2 hari sampai 4 minggu setelah terinfeksi bakteri Leptospira. Hal inilah yang kadang kala membuat seseorang tidak mengetahui bahwa mereka terjangkit penyakit leptospirosis.

“Infeksi leptospirosis dapat diobati dengan antibiotik untuk membasmi bakteri dan mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu akibat kondisi ini. Obat antibiotik yang umumnya digunakan untuk leptospirosis adalah penisilin dan doksisiklin," kata Endah.

Dirangkum dari laman kemenkes, berikut cara menghindari penularan leptospirosis: 
  • Berperilaku hidup bersih dan sehat, yakni menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
  • Menyimpan makanan dan minuman dengan baik.
  • Mencuci tangan dan kaki serta sebagian tubuh lainnya dengan sabun.
  • Memakai sepatu dari karet dengan ukuran tinggi, dan sarung tangan karet bagi kelompok kerja yang berisiko tinggi tertular leptospirosis.
  • Membasmi tikus di rumah atau di kantor.
  • Selalu Membersihkan dengan desinfektan bagian-bagian rumah, kantor, atau gedung.
  • Melakukan vaksinasi hewan peliharaan atau ternak.
Baca juga: 5 Kiat Membuat Rumah Tetap Hangat Saat Musim Hujan

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Makna Warna Ungu di Balik Peringatan Hari Perempuan Internasional

BERIKUTNYA

Apple Rilis Warna Kuning untuk iPhone 14 dan iPhone 14 Plus, Cek Varian Lainnya!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: