Anjing sebagai penular utama penyakit rabies. (Sumber gambar: Wirestock/Freepik)

Penyebab Kasus Rabies Meningkat dan Cara Mencegah Infeksinya

28 June 2023   |   06:46 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Like
Kasus infeksi rabies membuat cemas masyarakat dalam beberapa waktu terakhir. Angka kasus dan kematiannya pun terus bertambah, terutama di daerah endemi penyakit anjing gila ini. Pencegahan lantas menjadi hal utama yang perlu dilakukan.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga April 2023 terdapat 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies dan 23.211 orang diantaranya sudah mendapatkan vaksin anti rabies. Sementara itu, tercatat 11 kematian dilaporkan baru-baru ini.

Baca juga: Viral Kasus Rabies Berujung kematian, Kenali Kiat Pencegahan & Cara Mengobatinya

Asep Purnama, dari RSUD dr. TC Hillers Maumere mengatakan sebanyak 99 persen penularan rabies melalui anjing. Namun, penyakit ini juga bisa ditularkan melalui kucing, monyet, musang, dan kelelawar.

Dari data yang diterimanya, sebanyak 26 provinsi menjadi wilayah endemi rabies. Adapun 12 provinsi diantaranya sudah dinyatakan bebas rabies, yaitu Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Barat Daya, dan Papua Pegunungan.
 
Asep menyebut ada beberapa alasan mengapa kasus rabies kembali muncul dan meningkat. Selama tiga tahun ini, anggaran pemerintah berfokus untuk menangani Covid-19. Alhasil, cakupan vaksinasi rabies pada anjing berkurang, tidak ada perlindungan, anjing tertular rabies, dan menularkannya pada manusia melalui gigitan atau air liur yang mengenai luka terbuka. 
 
Dia menyebut kasus paling banyak terjadi di NTT dan memang kejadian luar biasa (KLB) di Kabupaten Sikka. Sejatinya, sejak 1997 virus rabies masuk Flores. Masalahnya, virus yang biasanya hanya ada di Flores sekarang menyebar ke pulau Timor.

“Masyarakat setempat ketakutan dan anjingnya belum divaksin semua, jadi ini heboh. Ini keadaannya relatif cukup menakutkan, karena obatnya tidak ada tetapi bisa dicegah,” ujarnya saat live Instagram bersama Kalbe, dikutip Hypeabis.id, Selasa (27/6/202).

Oleh karena itu, dia meminta masyarkat berhati-hati agar tidak tertular rabies. Pasalnya risiko yang dialami bisa berakibat fatal. 

Rabies adalah penyakit yang disebabkan Lyssavirus. Jika seseorang tertular rabies dan sudah muncul gejala yang khas seperti takut air (hydrophobia) dan takut udara (aerophobia), maka menurut Asep angka kematiannya bisa dikatakan 100 persen karena sampai saat ini belum ada obatnya. 

“Tapi kalau terluka akibat gigitan anjing, lukanya dibersihkan, kemudian menerima vaksin rabies, itu akan 100 persen terjamin tidak akan tertular rabies,” tegasnya.
 
Adapun gambaran klinis orang yang positif rabies, setelah terkena gigitan anjing pengidap rabies, ada masa inkubasi sekitar 20-90 hari untuk virusnya masuk ke dalam tubuh dan belum menimbulkan gejala. Setelah itu, muncul gejala seperti panas, daerah luka mati rasa, dan gatal. 

Kemudian, satu sampai dua hari muncul gejala neurologis yang akut dan khas, yaitu takut air dan takut udara. “Apabila sudah berada di tahap ini, sudah tidak bisa ditolong atau fatal,” sebut Asep.
 
Risiko kematian rabies tinggi, namun memang jika diatasi segera dengan vaksinasi, angka harapan hidupnya pun tinggi. Sebagai pencegahan, vaksin rabies bisa menjadi solusi. 

Vaksin rabies bisa didapatkan di puskesmas, rumah sakit, atau di rumah sakit penyakit infeksi seperti RSPI Sulianti Saroso Jakarta. Tersedia juga di Rabies Center yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti di RSUD dr. TC Hillers Maumere, tempat dr. Asep berpraktik. 

Sementara itu, Asep menyampaikan vaksin rabies bisa diberikan ketika belum atau sudah digigit hewan dengan rabies. Anak-anak juga perlu divaksin rabies, karena postur tubuh yang belum tinggi memungkinkan anjing melompat sampai ke leher atau kepala anak-anak. 

“Kalau anjing liar menggigit anak-anak, mereka larinya tidak cepat untuk menghindar, anak-anak juga belum bisa melawan,” imbuhnya.
 
Vaksinasi pra-paparan bisa diberikan selama tiga kali yani hari pertama, hari ke-7, dan hari ke-21. Jika mendapat gigitan anjing rabies, vaksinasi diberikan segera pasca kejadian sebanyak 2 kali suntikan, dilanjutkan 1 kali suntikan pada hari ke-7 dan ke-21. 

“Fungsi vaksin rabies pra-paparan bukan hanya menghemat biaya, namun juga bisa mengantisipasi risiko jika tidak tersedianya stok vaksin,” tutur Asep.

Baca juga: 5 Fakta Mengejutkan Rabies, Bikin Penderitanya Takut Air & Hewan yang Terserang Enggak Bisa Diselamatkan

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

5 Rekomendasi Novel Fiksi Sejarah Karya Sastrawan Populer Indonesia

BERIKUTNYA

Thirty Second To Mars Siap Gebrak Jakarta di Soundrenaline 2023, Cek Jadwalnya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: