Spa dan relaksasi (Sumber Foto: Freepik)

Hypereport: Potensi Wellness Tourism Indonesia, Surga Tropis untuk Penyembuhan dan Relaksasi

16 September 2024   |   21:17 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Indonesia menjadi salah satu destinasi utama wellness tourism atau wisata kebugaran global karena ragam budaya dan kekayaan alamnya yang melimpah. Perjalanan wisata ini berfokus pada pengembangan kesehatan fisik, mental, dan spiritual, menggunakan pendekatan holistik yang bertujuan untuk memelihara kesehatan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan bahwa wellness tourism atau wisata kebugaran menjadi kunci dalam pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif secara nasional bahkan global.

“Saya yakin industri yang tahan terhadap krisis adalah industri wellness, terutama setelah pandemi, health becomes the priority of everybody,” ujar Sandiaga Uno, dikutip dari laman resmi Kemenparekraf.

Baca juga laporan terkait:
1. Hypereport: Daftar 10 Destinasi Wellness Tourism Populer di Dunia
2. Hypereport: Potensi Besar Industri Spa & Pentingnya Etnaprana Jadi Identitas

3. Hypereport: Potensi Meditasi & Retret Spiritual Jadi Arah Baru Wisata Dunia
4. Hypereport: Menyajikan Narasi Sejarah, Filosofi & Budaya dalam Segelas Jamu

5. Hypereport: Menilik Bentang Alam dan Bangunan Bersejarah dalam Wisata Indonesia

Pada 2021, industri pariwisata kesehatan global bernilai $850,55 miliar dan diperkirakan akan tumbuh menjadi US$2,1 triliun pada tahun 2030. Berdasarkan Global Wellness Institute (2017), Indonesia menempati peringkat ke-17 sebagai pasar tujuan wisata kebugaran, dan merupakan pasar terbesar kedua di wilayah Asia Tenggara yang menciptakan 1,31 juta tenaga kerja.

“Indonesia ada di peringkat ke-17 sebagai pasar tujuan wisata kebugaran. Mestinya kita ada di top five global. Ini PR (pekerjaan rumah) yang sangat besar,” lanjutnya.

Itok Parikesit, Direktur Wisata Minat Khusus di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI memaparkan perkembangan wisata kebugaran di Indonesia sampai 2024 ini. Menurutnya, sejak pandemi covid-19, terjadi perubahan lifestyle saat liburan dimana wisatawan mulai peduli terhadap kesehatan dan kebugaran. 

"Sekarang aktivitas berwisata diasosiasikan dengan istilah healing, karena semakin banyak wisatawan yang ingin menjaga dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuhnya selama berwisata," katanya pada Hypeabis.id.

Wisata kebugaran juga makin berkembang di daerah-daerah Indonesia. Selain destinasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah seperti Solo, Yogya, dan Bali, kini beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Malang, baik industri dan pelakunya juga mulai menggeliat. 

"Mereka menawarkan aktivitas healing, berupa event-event bertema wellness dan paket-paket wisata yang menawarkan treatment yang menggabungkan layanan medis dan wellness experience," ujar Itok.

Lebih lanjut dia memaparkan, melihat perkembangannya dari tahun ke tahun, beberapa fasilitas daya tarik wellness tourism yang berpotensi untuk dikembangkan meliputi:
  • Kawasan terintegrasi yang menawarkan aktivitas holistic wellness (Contoh:KEK Sanur)
  • Pusat treatment untuk Spa, Massage, Kecantikan, maupun Mental Healing
  • Quick Getaway untuk melepaskan stress dengan aktivitas outdoor (nature based experience) seperti pantai, pulau, dan dataran tinggi, dan hutan (forest)
  • Fitness Center
  • Kafe dan restoran lokal maupun internasional yang menyajikan alternatif makanan dan minuman sehat

Dalam mewujudkan hal tersebut, Kemenparekraf/Baparekraf RI bersama para stakeholders yang terdiri dari lintas K/L, asosiasi, industri pelaku pariwisata dan wellness, serta praktisi media telah mengidentifikasi, menyusun, dan menyepakati Rencana Aksi Nasional (RAN) Wellness Tourism Indonesia 2022 – 2026. 

"Beberapa pilar yang menjadi highlights diantaranya adalah dari sisi kebijakan, SDM, Destinasi, Industri, dan Promosi," paparnya.

Adapun pada 2024, pemerintah mulai mengembangkan dan memromosikan kategori baru seperti medical wellness yang berbasis perawatan medis. Selain itu, juga sedang dikaji untuk dapat menjadi bagian atau terintegrasi dengan fasilitas senior living atau hunian lansia.

Meski begitu, Itok mengungkapkan, tentunya ada tantangan yang dihadapi untuk mengimplementasikan rencana tersebut. Misalnya bagaimana masing-masing unsur stakeholders dapat menyesuaikan dengan program dan tusi masing-masing. 

"Monitoring dan evaluasi antar stakeholders sangat diperlukan, kami berharap dapat terus berkolaborasi antar sesama stakeholders untuk mengawal pengimplementasiannya," katanya.

Kemenarekraf/Baparekraf sendiri menilai wisata kebugaran di Indonesia punya masa depan yang cerah. Ini dapat dilihat dari tren wellness tourism secara global yang terus bergerah ke arah yang baik.

Menurut Global Wellness Institute (GWI), pada 2024 Global Wellness Trends Report: The Future of Wellness, mengungkap, semakin melebarnya kesenjangan generasi, pendapatan, dan gender dalam kehidupan kita saat ini, menciptakan lanskap wellness yang semakin ditentukan oleh pasar dengan pola pikir yang sangat berbeda dan terpolarisasi menjadi hardcare dan softcare

Hardcare menggambarkan pasar wellness baru yang hiper-medis, berteknologi tinggi, dan lebih mahal. Adapun Softcare menangkap keinginan baru akan kebugaran yang lebih sederhana, lebih murah, dan mengoptimalkan diri tanpa henti, yang mengutamakan kesejahteraan emosional dan sosial. 

"Beberapa tren yang disebutkan diantaranya seperti Climate-Adaptive Wellness, Pilgrimage Trail (spiritual wellness), Wellness for Men, Postpartum Wellness, Art for Wellness, dan masih banyak lagi," papar Itok.
 

Potensi Produk-produk Wellness Tourism Indonesia

Keunggulan wellness tourism lainnya di Indonesia adalah integrasi kearifan lokal dan tradisi yang dituangkan dalam produk-produk keseharan dan kebugaran, sebut saja rempah-rempah, obat dan suplemen kesehatan herbal, jamu, dan spa tradisional.

Para pelaku usaha wellness tourism juga memastikan produk-produk bahan alam Indonesia seperti obat, suplemen kesehatan, jamu dan kosmetik berbahan alami telah diawasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sehingga aman dikonsumsi. Dengan demikian produk wellness Indonesia dapat bersaing di kancah global.

L. Rizka Andalusia, Plt. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), mengatakan bahwa kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi seluruh masyarakat Indonesia. Namun tidak hanya itu, kesehatan juga harus didukung dengan kebugaran dan kecantikan. 

"Keseimbangan antara pola hidup yang sehat, rutin berolahraga, mengonsumsi makanan yang aman dan bermutu, merawat kesehatan tubuh dan kecantikan, serta mengelola stres adalah hal yang sangat penting untuk mempertahankan kondisi tubuh agar tetap sehat dan bahagia," ujar Rizka, dalam acara Wellfest 2024.

Pemanfaatan peluang produk dalam negeri kebugaran, kesehatan, dan kecantikan, tentunya sangat besar peluangnya di Indonesia. Kita perlu melakukan dukungan-dukungan dengan ekosistem terintegrasi untuk menciptakan rantai demand dan supply industri beauty dan wellness Indonesia.

"Diharapkan produk-produk lokal akan mendominasi kebutuhan wellness, baik obat herbal, suplemen kesehatan, maupun kosmetik yang aman dan bermutu, berkhasiat, serta memiliki daya saing unggul di pasar nasional dan global," ujar Riska.

Dalam lima tahun terakhir ini, pertumbuhan industri kosmetik Indonesia sangat pesat. Lebih dari 500.000 produk kosmetik dalam negeri telah memiliki izin edar dari BPOM. 

9.000 produk suplemen kesehatan, 15.000 produk jamu, 77 produk herbal terstandar dan obat fitofarmaka telah didampingi BPOM dan mendapatkan izin edar sehingga dapat digunakan masyarakat luas karena sudah terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya.

"Kita mengharapkan produk-produk tersebut dapat bersaing di pasar global, kita akan mengekspor produk tersebut karena diminati oleh berbagai negara," paparnya.

Baca juga: Mengenal Produk Unggulan Wellness Tourism Indonesia di Kalangan Turis Lokal dan Mancanegara

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Fakta-Fakta Roman Peony, Film Garapan Indonesia & Jepang

BERIKUTNYA

7 Film yang Patut Diantisipasi di Jakarta World Cinema 2024

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: