Ilustrasi layanan spa. (Sumber gambar: Olly/Pexels)

Hypereport: Potensi Besar Industri Spa & Pentingnya Etnaprana Jadi Identitas

15 September 2024   |   16:30 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Wellness tourism atau wisata kebugaran kini semakin diminati oleh masyarakat global. Menurut data dari Global Wellness Institute (GWI), nilai pendapatan wisata kebugaran secara global diproyeksikan mencapai US$651 miliar tahun 2024, dan diperkirakan tumbuh rata-rata 16,6 persen per tahun hingga 2027 mendatang. 
 
Salah satu yang menopang industri wisata kebugaran ialah layanan spa. GWI melaporkan nilai pendapatan spa terus meningkat mencapai US$105 miliar pada 2022, dengan total 181.175 tempat spa di seluruh dunia. 
 
Terdapat beberapa hal yang menjadi penggerak utama industri spa yakni meningkatnya pendapatan, pertumbuhan kelas menengah, pesatnya pertumbuhan wisata kebugaran, serta meningkatnya kecenderungan konsumen membelanjakan uang untuk semua hal yang berkaitan dengan kebugaran. 
 
Menurut GWI, spa ialah tempat yang mempromosikan kesehatan melalui penyediaan layanan terapi dan layanan profesional lainnya yang bertujuan untuk memperbarui tubuh, pikiran, dan jiwa. Fasilitas spa biasanya menawarkan berbagai macam layanan seperti pijat, perawatan wajah, perawatan tubuh, layanan salon, perawatan berbasis air, penjualan produk terkait, dan sebagainya. 

Baca juga laporan terkait: 
Di Indonesia, industri layanan spa juga dinilai sangat potensial mendukung geliat ekonomi wisata kebugaran. Founder Royal Garden Spa Anita Feng mengatakan ada beberapa faktor yang membuat industri spa memiliki potensi besar dalam mendukung wellness tourism di Indonesia.
 
Menurutnya, Indonesia memiliki kekayaan budaya dan alam yang unik, seperti tradisi spa tradisional, bahan aktif alami tradisional untuk treatment dan inspirasi interior mahakarya warisan Indonesia. Selain itu, dalam era modern saat ini, banyak orang yang mencari cara untuk mengurangi stres dan menjaga kesehatan mental dan fisik mereka. 
 
"Spa menawarkan berbagai layanan yang mendukung relaksasi dan kesehatan, yang sangat cocok dengan tren wellness tourism," katanya kepada Hypeabis.id.
 
Hal lainnya yang menjadi faktor ialah pertumbuhan wisatawan di sejumlah destinasi seperti Bali, Yogyakarta, dan Lombok, yang telah lama dikenal sebagai tujuan wellness tourism. Dengan pertumbuhan jumlah wisatawan yang terus meningkat, ada peluang besar untuk mengembangkan industri spa lebih lanjut. 
 
Termasuk, adanya tren global yang semakin meningkat untuk wellness tourism dan spa, sehingga mendorong wisatawan untuk mencari tujuan wisata yang menawarkan pengalaman kesehatan dan relaksasi autentik dan berkualitas tinggi. 
 
Anita menuturkan untuk memanfaatkan potensi ini secara maksimal, penting bagi industri spa di Indonesia untuk fokus pada kualitas layanan, inovasi, dan keberlanjutan. Pengembangan sumber daya manusia yang terampil, penggunaan bahan-bahan lokal berkualitas tinggi, dan promosi yang efektif akan berperan penting dalam menarik wisatawan dan membangun reputasi sebagai destinasi wellness yang terkemuka. 
 
"Infrastruktur dan sumber daya manusia dalam industri spa di Indonesia memiliki potensi yang signifikan, banyak pengunjung dari berbagai negara mengatakan spa Indonesia adalah one of the best in the world," katanya.
 
Ketua Indonesia Wellness Spa Professional Association (IWSPA) Yulia Himawati sepakat perkembangan industri layanan spa di Indonesia saat ini cukup signifikan. Selain sebagai relaksasi untuk tubuh, layanan spa juga diminati lantaran bisa menjadi media preventif-promotif dalam hal kesehatan, untuk mencegah berbagai masalah kesehatan atau penyakit dalam tubuh.
 
"Ketika badan kurang enak, aliran darahnya kurang baik, orang-orang akan relaksasi di spa wellness. Para terapi spa juga SDM-nya sudah terlatih untuk mengenal anatomi tubuh, titik-titik mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan pemijatan," ucapnya.  
 

Ilustrasi spa (Sumber gambar: Freepik)

Ilustrasi spa (Sumber gambar: Freepik)

Tren Industri Spa

Besarnya minat spa membuat para pelaku usaha terus menghadirkan sejumlah tren layanan spa terbaru demi memenuhi kebutuhan pelanggan. Anita mengatakan terdapat beberapa tren dalam layanan spa yang diminati saat ini, yaitu pemanfaatan bahan aktif alami Indonesia menjadi produk yang hypoallergenic, lulus uji dermatology dan lulus uji toxicology
 
Selain itu, ada juga tren perawatan kecantikan yang terintegrasi dengan teknologi, yakni perawatan kecantikan dengan radio frequency, hi fu, intense pulse light, dan bio light therapy, yang berfungsi untuk anti-aging, slimming, hair removal, merangsang kolagen dan mendukung tampil optimal setiap saat dengan kombinasi bahan alami, treatment modern serta tradisional.
 
Termasuk, menghadirkan whitening spa untuk kulit lebih cerah, gold spa untuk anti aging dan agar tetap awet muda, menghadirkan kombinasi teknologi modern menggantikan waxing konvensional yang sakit, perawatan wajah untuk mengangkat komedo secara less red dan less pain, serta menghadirkan treatment pelangsingan. 
 
"Kami memperkaya pengalaman pelanggan dengan menggabungkan teknologi canggih, praktik berkelanjutan, dan unsur budaya lokal. Ini tidak hanya meningkatkan daya tarik spa di Indonesia tetapi juga menciptakan pengalaman yang lebih personal, efektif, dan sesuai dengan tren global dalam wellness," katanya.
 
Menurut Anita, spa di Indonesia memiliki beberapa kelebihan yang menonjol, terutama dalam hal kekayaan budaya, keindahan alam, harga yang bersaing, dan pengalaman yang terintegrasi. Meskipun spa di negara lain memiliki keunggulan masing-masing, Indonesia menawarkan kombinasi unik yang menarik bagi banyak wisatawan yang mencari pengalaman spa autentik dan mendalam. 
 
"Kami tidak hanya menghadirkan treatment spa, namun pelayanan tulus dari hati membuat konsumen merasa diterima dan dihargai, yang sangat meningkatkan pengalaman spa secara keseluruhan," ujarnya. 
 

Etnaprana sebagai Identitas Spa Indonesia

Salah satu konsep yang kini tengah digaungkan dalam industri spa di Indonesia ialah etnaprana, yakni bentuk kesejahteraan yang berakar pada budaya, tradisi, dan kekayaan alam Indonesia yang telah diwariskan secara turun temurun. 
 
Mengutip dari Gaya Spa Wellness, Etnaprana menggambarkan konsep kesejahteraan yang tidak hanya mengandalkan aspek kesehatan, tetapi juga mengintegrasikan unsur-unsur budaya, tradisi, dan kearifan lokal. Dalam perkembangannya, Etnaprana mencakup penggunaan beragam metode dan produk kesehatan, bersifat medis maupun holistik, yang tidak umum dianggap sebagai bagian dari sistem medis konvensional.
 
Hal ini mencakup pengobatan homeopati, naturopati, chiropraktik, Pengobatan tradisional China, ayurveda, pengobatan energi, ramuan tradisional/herbal, suplemen kesehatan, dan lain-lain. 
 
Upaya Etnaprana dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan terletak pada pemahaman bahwa setiap individu unik, dan pendekatan holistik yang mempertimbangkan aspek budaya dapat memberikan manfaat lebih besar dalam menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran. 
 
Yulia menyampaikan dalam etnaprana, para terapis tidak hanya memahami teknik pemijatan tapi juga menguasai pengetahuan secara holistik yakni mencakup anatomi tubuh, aroma terapi, serta fungsi herbal-herbal yang digunakan dalam pelayanan spa wellness kepada pelanggan. 
 
"Wellness dan etnaprana merujuk pada upaya sadar untuk meningkatkan kualitas hidup melalui penerapan gaya hidup sehat, baik fisik maupun mental. Dengan Etnaprana, pelanggan bisa merasakan berbagai perawatan spa dari berbagai daerah di Indonesia, pilihan bahan alami berkualitas dan terapis yang handal,” katanya.
 
Sampai saat ini, setidaknya telah ditemukan 15 jenis etnaprana dari berbagai suku atau etnis di Indonesia, hasil riset dari berbagai ahli mulai dari antropolog budaya, antropolog kesehatan, dokter rehab medis, farmasi, jamu dan sebagainya. Relaksasi spa khas Nusantara ini terdiri dari praktik holistik yang memadukan spa, yoga, meditasi, pengobatan tradisional, hingga tarian untuk keseimbangan fisik, mental, dan spiritual.
 
Beberapa diantaranya yakni Bakera dari suku Minahasa, Batangeh (Minangkabau), Kusuk (Batak), Tangas (Betawi), Bedda Lotong (Bugis), Lulur (Jawa), Boreh (Bali), So'oso (Madura), dan Batimung (Banjar).
 
Yulia menuturkan saat ini pihaknya dengan beberapa asosiasi spa lainnya seperti Indonesia Wellness Master Association (IWMA) dan Wellness & Healthcare Entrepreneur Association (WHEA) tengah gencar memperkenalkan etnaprana di berbagai kota di Indonesia termasuk Bali, Jakarta, Yogyakarta, Solo, Toraja, dan Toba. Harapannya, Etnaprana bisa menjadi tren gaya hidup orang Indonesia menjaga kesehatannya berbasis budaya.
 
"Kita harus gencar branding budaya spa yang kita punya, jangan kalah sama asing. Kita harapkan brand Etnaprana ini bisa dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia," ucapnya. 
 
Oleh karena itu, Yulia pun berharap para pelaku usaha spa di Indonesia bisa mendalami serta mengadopsi kekayaan konsep spa Etnaprana dalam tempat-tempat spa mereka. Hal ini salah satunya bisa diwujudkan dengan regulasi dari pemerintah daerah setempat yang mengatur implementasi spa wellness khas dari daerah tersebut, alih-alih mempromosikan layanan spa dari negara lain misalnya Jepang atau India.
 
"Sehingga tiap daerah kita harapkan bisa punya signature di industri spa-nya masing-masing," katanya.
 
Sementara itu, Anita menuturkan ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk semakin meningkatkan industri spa di Indonesia, yakni semua pihak yang berkecimpung dalam industri spa wajib mendukung program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan terapis spa. Pelatihan wajib menggunakan standar internasional untuk menghadirkan kualitas layanan yang tinggi.
 
Selain itu, penting juga melakukan pemasaran global dengan membangun dan memperkuat merek spa Indonesia sebagai destinasi wellness premium yang unik. Ini termasuk menonjolkan keunikan budaya, tradisi, dan keindahan alam Indonesia.
 
Termasuk, berkolaborasi dengan Industri pariwisata seperti perhotelan, agen perjalanan, dan operator tur untuk menciptakan paket wisata wellness yang menarik. Serta, berkolaborasi dengan komunitas lokal dan pengrajin untuk mempromosikan produk dan praktik lokal dalam layanan spa. "Ini juga dapat membantu meningkatkan ekonomi lokal dan melestarikan budaya," tambah Anita.

Baca juga: Mengenal Produk Unggulan Wellness Tourism Indonesia di Kalangan Turis Lokal dan Mancanegara

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Hypereport: Daftar 10 Destinasi Wellness Tourism Populer di Dunia

BERIKUTNYA

Film Lembayung Garapan Baim Wong Direncanakan Tayang di Bioskop Global

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: