Ilustrasi Kiat Orang Tua Maksimalkan Eksplorasi Anak Saat Periode Emas (Sumber gambar: Freepik)

Kenali Periode Golden Age Anak & Cara Memaksimalkannya

18 April 2023   |   12:49 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Tidak perlu kesal jika anak tiba-tiba suka bergerak mondar-mandir, membuka isi lemari, hingga memainkan barang-barang rumah. Memang isi rumah mungkin akan terasa lebih sering berantakan dibandingkan dengan sebelumnya.

Namun, orang tua perlu mendukung aktivitas tersebut untuk memaksimalkan periode emas anak. Periode emas atau golden age merupakan tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang paling penting pada masa awal kehidupan anak. Periode ini biasanya terjadi sejak anak berusia 0 tahun hingga 5 tahun.

Baca juga: Seberapa Siap Anak Masuk SD? Orang Tua, Pastikan 5 Aspek Ini Terpenuhi

Pada masa ini, anak akan lebih banyak melakukan eksplorasi dan terkadang terlihat cukup merepotkan. Namun, biarkanlah saja. Peran orang tua hanya untuk memberikan arahan dan mengawasi kegiatan anak tersebut.

Menurut psikolog anak sekaligus Co-Founder Rumah Dandelion Orissa Anggita Rinjani, periode emas merupakan masa-masa penting bagi anak untuk belajar banyak hal. Proses tumbuh kembang anak akan sangat maksimal pada periode ini, sehingga perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Oleh karena itu, orang tua perlu melakukan pola pengasuhan yang tepat agar aktivitas eksplorasi anak tersebut bisa didukung penuh. Sebab, stimulasi yang baik pada periode emas akan memengaruhi anak-anak hingga dia dewasa nanti.

Baca juga: Parents, Ini Rekomendasi 3 Destinasi Playground Anak di Bintaro

“Sebanyak 90 persen perkembangan otak itu berkembang pesat pada lima tahun pertama. Walaupun sebenarnya setelah usia lima tahun otak masih akan berkembang, tetapi ada banyak kesempatan yang hilang ketika periode emas tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik,” ungkap Orissa dalam media gathering Nestle Dancow Immunutri di kawasan Jakarta Selatan, Senin (18/4).

Jika stimulasi pada lima tahun pertamanya tidak optimal, dampaknya akan berpengaruh pada kecerdasan anak pada usia dewasa. Tidak hanya itu, hal-hal lain seperti kepercayaan diri anak, kemampuan sosialisasi, pendidikan, hingga produktivitas pada usia kerja nanti.

Orissa menyarankan agar orang tua memberikan waktu sepenuhnya untuk membantu tumbuh kembang anak. Khususnya, dalam hal mendampingi pengembangan keterampilan buah hati, dari aspek kognitif, motorik, bahasa, hingga sosial.

Baca juga: Mengenal Virtual Autism: Dampak Screen Time Berlebih pada Anak Pra Sekolah

Orang tua dapat memfasilitasinya dengan berbagai kegiatan seperti tanya jawab sederhana tentang aktivitas sehari-hari, mendorong eksplorasi anak dengan berbagai material stimulasi indera atau bermain di fasilitas umum sekitar rumah, seperti taman, area bermain, dan lainnya.
 

Cara Cek Tumbuh Kembang Anak

 

Media Gathering Nestlé DANCOW Imunutri Dukung Upaya Memaksimalkan Potensi Anak Indonesia dengan Gerakan #AkuDanKauSukaDANCOW  (Sumber: Nestle Indonesia)

Media Gathering Nestlé DANCOW Imunutri Dukung Upaya Memaksimalkan Potensi Anak Indonesia dengan Gerakan #AkuDanKauSukaDANCOW (Sumber: Nestle Indonesia)

Orang tua sebaiknya memperhatikan dengan baik tumbuh kembang anak pada usia emas. Orissa menyarankan agar orang tua bisa membawa anak ke dokter tumbuh kembang maupun psikolog untuk terus memantau perkembangan anak.

Dengan cara ini, pihak profesional bisa menilai dengan objektif dan memberikan saran-saran khusus jika ditemukan suatu kondisi anak belum memaksimalkan perkembangannya pada usia emas tersebut.

Baca juga: Moms, Pertimbangkan Hal Ini Saat Mencari Sekolah Untuk Anak Usia Dini

Umumnya, dokter atau psikolog akan memakai beberapa capaian dan indikator perkembangan anak sesuai dengan usianya. Misalnya, dilihat dari perkembangan bahasa, kognitif, motorik kasar, motorik halus, hingga kemampuan sosial anak.

“Memang dalam periode belajar, setiap anak akan menunjukkan kecepatan perkembangan yang berbeda-beda. Namun, orang tua jangan suka menyepelekan dengan menyebut ‘ah enggak apa-apa, nanti juga bisa sendiri’. Sebab, efeknya bisa fatal,” imbuhnya.

Orissa mencontohkan kemampuan belajar berjalan anak yang umumnya terjadi pada 10 bulan hingga 16 bulan. Jika sampai usia 12 bulan anak belum bisa belajar berjalan, tentu orang tua perlu bersabar dan terus menstimulasi anak agar bisa melakukan hal tersebut.

Baca juga: Kiat Meningkatkan Imun Anak yang Lahir Caesar

Namun, jika sudah berusia 16 bulan dan anak tidak kunjung bisa berjalan, orang tua sudah seharusnya mulai mewaspadainya. Segera cek ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan memastikan penyebab serta terapinya.

Orissa menyarankan agar orang tua perlu mencari strategi pengasuhan yang tepat agar proses belajar anak juga lebih maksimal. Misalnya, dengan mengajar anak bermain bersama di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).

Mengajak anak bermain di RPTA akan membuat mereka lebih berani mengeksplorasi diri. Anak juga akan bertemu dengan teman seusianya sehingga bisa juga melatih proses bersosialisasinya dengan baik.

Baca juga: Lego Rilis Duplo Garden, Mainan Susun untuk Latih Motorik Anak

Sementara itu, Senior Brand Manager DANCOW Imunutri Prasasti Dhaniswari mengatakan saat ini pihaknya akan mulai mengembangkan fasilitas Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di lima kota di Indonesia, yaitu Makassar, Banjarmasin, Tebing Tinggi, Sidoarjo dan Jakarta.

Dirinya berharap pengembangan fasilitas di RPTRA ini dapat mendukung stimulasi anak pada periode emas untuk dapat terus bereksplorasi dan tumbuh percaya diri.

Pihaknya juga sangat mendukung para orang tua mendampingi tumbung kembang dan mengoptimalkan eksplorasi anak pada periode emas. Dengan dukungan gizi, stimulasi tepat, dan cinta kasih, anak akan lebih bisa memaksimalkan perkembangan kognitif, motorik, maupun bahasanya.

Baca juga: Rayakan Hari Buku Anak Internasional dengan 5 Buku Cerita Terlaris Sepanjang Masa

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Walau Ada Beragam Kudapan Modern, Kue Kering Tradisional Lebaran Masih Jadi Favorit Masyarakat

BERIKUTNYA

Minat Beli Hampers Lebaran Masih Tinggi, Ini Barang Pilihan untuk Bingkisan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: