Kiat Meningkatkan Imun Anak yang Lahir Caesar
05 April 2023 |
18:38 WIB
Persalinan caesar biasanya menjadi pilihan terakhir ketika proses melahirkan justru berpotensi membahayakan keselamatan ibu dan bayi. Namun, pilihan persalinan caesar ini juga membawa dampak kurang baik bagi kesehatan si buah hati.
Operasi caesar adalah proses melahirkan yang dilakukan dengan membuat sayatan di perut. Umumnya, prosedur ini dilakukan ketika ibu tidak bisa melakukan persalinan secara normal, seperti adanya infeksi kehamilan atau kondisi kegawatan lain.
Baca juga: Pasangan Muda Disarankan Cek Kesuburan Jika Belum Hamil Setelah Setahun Menikah
Salah satu risiko kesehatan akibat metode caesar adalah anak berpotensi mengalami ketidakseimbangan mikrobiota pada ususnya. Hal ini membuat jumlah bakteri baik lebih sedikit, tetapi jumlah bakteri merugikan justru lebih banyak. Efeknya, anak akan mengalami disbiosis usus dan gangguan imun.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi Ariani Dewi Widodo mengatakan, anak yang lahir secara caesar memang cenderung mengalami ketidakseimbangan bakteri di usus yang membuat komposisi mikrobiotanya tidak ideal.
Menurut Ariani, bayi yang lahir melalui operasi ini memiliki jumlah bakteri baik yang lebih sedikit di saluran cerna dibanding bayi normal. Hal ini terjadi karena bayi yang lahir secara caesar tidak terpapar oleh bakteri baik yang ada di jalan lahir atau vagina ibu.
Padahal, komposisi bakteri ini sangat penting dalam perkembangan dan pematangan sistem imunitas pada awal kehidupan. Lantaran kondisinya tidak ideal, anak yang lahir caesar jadi cenderung memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah.
“Kondisi yang disebut disbiosis usus ini perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena merupakan titik kritis yang menyebabkan masalah kesehatan lain pada anak, terutama pada imunitas, alergi, serta pertumbuhan dan perkembangan anak,” ungkap Ariani dalam webinar Kunci Kesehatan Jangka Panjang Anak Kelahiran Caesar yang digelar Danone Indonesia, Rabu (5/4/2023).
Dokter Ariani mengatakan ibu bisa meningkatkan sistem imun anak dengan cara memberikan ASI eksklusif. ASI mengandung berbagai nutrisi dan antibodi yang penting bagi kekebalan tubuh anak. Salah satu yang jumlahnya cukup banyak ada di ASI yang pertama keluar setelah melahirkan (kolostrum).
Dengan kandungan tersebut, antibodi bayi bisa bekerja lebih baik untuk melawan virus dan kuman penyebab infeksi.
“Pemberian ASI eksklusif adalah cara terbaik untuk menyeimbangkan profil mikrobiota. Tentunya sudah banyak yang tahu bahwa ASI mengandung semua yang dibutuhkan anak, termasuk zat gizi makro [karbohidrat, lemak, protein] maupun zat gizi mikro [vitamin, mineral],” imbuhnya.
Di sisi lain, kata Ariani, masih banyak yang belum mengetahui bahwa ASI juga mengandung sinbiotik. Sinbiotik merupakan sinergi prebiotik dan probiotik yang membentuk sistem imun yang baik dengan mendukung interaksi antara sistem imun dengan bakteri saluran cerna.
Sebab, sampai saat ini, jumlah anak yang lahir secara caesar terus mengalami kenaikan. Namun, hal itu tidak diiringi dengan pengetahuan yang tepat tentang antisipasi dari risiko menurunnya imunitas anak akibat pilihan persalinan tersebut. Sebab, faktanya persalinan caesar memiliki konsekuensi kesehatan jangka pendek maupun panjang bagi ibu dan anak.
Di Indonesia, tingkat persalinan caesar dalam skala nasional mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, angka kelahiran caesar menyentuh angka 8,2 persen, kemudian meningkat tajam menjadi 17,6 persen pada Riskesdas 2018.
Baca juga: Posisi Tidur Ibu Hamil Tak Boleh Sembarangan, Begini Saran Dokter
Editor: Dika Irawan
Operasi caesar adalah proses melahirkan yang dilakukan dengan membuat sayatan di perut. Umumnya, prosedur ini dilakukan ketika ibu tidak bisa melakukan persalinan secara normal, seperti adanya infeksi kehamilan atau kondisi kegawatan lain.
Baca juga: Pasangan Muda Disarankan Cek Kesuburan Jika Belum Hamil Setelah Setahun Menikah
Salah satu risiko kesehatan akibat metode caesar adalah anak berpotensi mengalami ketidakseimbangan mikrobiota pada ususnya. Hal ini membuat jumlah bakteri baik lebih sedikit, tetapi jumlah bakteri merugikan justru lebih banyak. Efeknya, anak akan mengalami disbiosis usus dan gangguan imun.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi Ariani Dewi Widodo mengatakan, anak yang lahir secara caesar memang cenderung mengalami ketidakseimbangan bakteri di usus yang membuat komposisi mikrobiotanya tidak ideal.
Menurut Ariani, bayi yang lahir melalui operasi ini memiliki jumlah bakteri baik yang lebih sedikit di saluran cerna dibanding bayi normal. Hal ini terjadi karena bayi yang lahir secara caesar tidak terpapar oleh bakteri baik yang ada di jalan lahir atau vagina ibu.
Padahal, komposisi bakteri ini sangat penting dalam perkembangan dan pematangan sistem imunitas pada awal kehidupan. Lantaran kondisinya tidak ideal, anak yang lahir caesar jadi cenderung memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah.
“Kondisi yang disebut disbiosis usus ini perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena merupakan titik kritis yang menyebabkan masalah kesehatan lain pada anak, terutama pada imunitas, alergi, serta pertumbuhan dan perkembangan anak,” ungkap Ariani dalam webinar Kunci Kesehatan Jangka Panjang Anak Kelahiran Caesar yang digelar Danone Indonesia, Rabu (5/4/2023).
Cara Mengatasi Ketidakseimbangan Mikrobiota
Efek samping dari operasi caesar memang tidak bisa dicegah. Namun, bukan berarti tidak ada jalan lain untuk membuat anak tidak mengalami dampak yang terlalu buruk. Dengan perawatan yang tepat, ibu tetap bisa membuat sistem kekebalan anak tetap dalam kondisi baik.Dokter Ariani mengatakan ibu bisa meningkatkan sistem imun anak dengan cara memberikan ASI eksklusif. ASI mengandung berbagai nutrisi dan antibodi yang penting bagi kekebalan tubuh anak. Salah satu yang jumlahnya cukup banyak ada di ASI yang pertama keluar setelah melahirkan (kolostrum).
Dengan kandungan tersebut, antibodi bayi bisa bekerja lebih baik untuk melawan virus dan kuman penyebab infeksi.
“Pemberian ASI eksklusif adalah cara terbaik untuk menyeimbangkan profil mikrobiota. Tentunya sudah banyak yang tahu bahwa ASI mengandung semua yang dibutuhkan anak, termasuk zat gizi makro [karbohidrat, lemak, protein] maupun zat gizi mikro [vitamin, mineral],” imbuhnya.
Di sisi lain, kata Ariani, masih banyak yang belum mengetahui bahwa ASI juga mengandung sinbiotik. Sinbiotik merupakan sinergi prebiotik dan probiotik yang membentuk sistem imun yang baik dengan mendukung interaksi antara sistem imun dengan bakteri saluran cerna.
Sebab, sampai saat ini, jumlah anak yang lahir secara caesar terus mengalami kenaikan. Namun, hal itu tidak diiringi dengan pengetahuan yang tepat tentang antisipasi dari risiko menurunnya imunitas anak akibat pilihan persalinan tersebut. Sebab, faktanya persalinan caesar memiliki konsekuensi kesehatan jangka pendek maupun panjang bagi ibu dan anak.
Di Indonesia, tingkat persalinan caesar dalam skala nasional mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, angka kelahiran caesar menyentuh angka 8,2 persen, kemudian meningkat tajam menjadi 17,6 persen pada Riskesdas 2018.
Baca juga: Posisi Tidur Ibu Hamil Tak Boleh Sembarangan, Begini Saran Dokter
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.