Seberapa Siap Anak Masuk SD? Orang Tua, Pastikan 5 Aspek Ini Terpenuhi
17 April 2023 |
22:30 WIB
Dalam hitungan bulan, tahun ajaran baru 2023/2024 akan segera tiba. Sebagian diantara Ibu-Ibu yang anaknya berkisar 6-7 tahun mungkin sudah mendaftarkan anaknya ke Sekolah Dasar (SD) pilihan. dan mungkin ada juga Ibu yang masih menimbang apakah anaknya siap untuk masuk ke jenjang sekolah berikutnya.
Sebenarnya hal apa saja yang perlu diketahui untuk memastikan kesiapan anak masuk sekolah? Apakah cukup berdasarkan usia? Atau sudah bisa membaca, menulis dan berhitung maka anak siap masuk jenjang SD?
Baca juga: Moms, Pertimbangkan Hal Ini Saat Mencari Sekolah Untuk Anak Usia Dini
Baca juga: Moms, Pertimbangkan Hal Ini Saat Mencari Sekolah Untuk Anak Usia Dini
Usia Sekolah Anak
Berdasarkan peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (permendikbud) No 1 tahun 2021, calon peserta didik kelas 1 SD harus memenuhi persyaratan usia 7 tahun atau paling rendah 6 tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan. Adapun menurut Dr Rose Mini Agoes Salim, Ketua Program Studi Terapan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), penetapan standar usia 7 tahun sebagai acuan umum diasumsikan bahwa pada usia tersebut anak sudah mengenal berbagai aspek kesiapan yang diperlukan.
Mengapa orang tua perlu memastikan aspek kesiapan anak sebelum masuk SD? Sebagai orang tua kita tentunya tidak ingin anak merasa gagal ketika memasuki jenjang sekolah berikutnya. Ketidaksiapan anak memasuki jenjang SD dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut:
Mengapa orang tua perlu memastikan aspek kesiapan anak sebelum masuk SD? Sebagai orang tua kita tentunya tidak ingin anak merasa gagal ketika memasuki jenjang sekolah berikutnya. Ketidaksiapan anak memasuki jenjang SD dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut:
- Kesulitan beradaptasi.
- Kesulitan memahami pelajaran karena stimulasinya belum terpenuhi dengan baik.
- Demotivasi karena merasa tertinggal dengan teman-temannya yang lebih mampu.
- Penurunan prestasi yang pada akhirnya anak jadi tidak semangat sekolah dan hal ini akan sangat terasa ketika pelajaran semakin kompleks, terutama ketika anak sudah berada di kelas 2 atau 3.
Namun, pada kenyataannya usia tidak bisa selalu menjadi patokan karena usia kematangan anak bisa berbeda-beda. Oleh karena itu, menurut Dr Rose Mini Agoes, ada 5 aspek kesiapan sekolah anak yang orang tua perlu pahami dan pastikan.
5 Aspek Kesiapan Sekolah
1. Aspek Fisik
Telah memiliki koordinasi gerak yang baik sesuai usianya, meliputi 2 hal yaitu:
- Pertama, kesiapan motorik kasar, misalnya bisa duduk tegak, berlari, dan melompat.
- Kedua, motorik halus misalnya bisa memegang pensil, menulis angka dan huruf, dan menggunting.
2. Aspek Bahasa
Meliputi kemampuan anak berbahasa dan berkomunikasi, mengenal identitas dirinya, menjawab pertanyaan, ataupun bercerita dengan kalimat yang panjang.
3. Aspek Kognitif
Merupakan kemampuan berpikir dan mengolah informasi, diantaranya:
- Mampu memahami instruksi.
- Menjelaskan sesuatu dengan runut.
- Mengetahui angka dan bilangan sederhana.
- Membedakan bentuk ataupun mengelompokkan benda.
4. Aspek Sosial Emosi
Anak memiliki keterampilan meregulasi emosi dan kemampuan berinteraksi dengan lingkungan sosial. Misalnya, menghargai adanya perbedaan dengan orang lain, dapat beradaptasi dengan lingkungan baru, dan dapat menahan keinginannya.
5. Aspek Kemandirian
Anak mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Misalnya telah mandiri makan sendiri, memakai baju sendiri, dan memahami rutinitas hariannya.
Jadi menurut Ibu apakah Ananda sudah siap masuk SD? Jika Ibu ragu, tidak ada salahnya Ibu meminta bantuan atau saran dari ahlinya, misalnya ke psikolog anak atau ke dokter tumbuh kembang anak untuk memastikan apakah aspek perkembangan anak telah terpenuhi. Yang paling penting Ibu harus tetap semangat melakukan stimulasi kepada anak lewat bermain dan lakukan sesuai kebutuhannya.
Baca juga: Mengenal Virtual Autism: Dampak Screen Time Berlebih pada Anak Pra SekolahJadi menurut Ibu apakah Ananda sudah siap masuk SD? Jika Ibu ragu, tidak ada salahnya Ibu meminta bantuan atau saran dari ahlinya, misalnya ke psikolog anak atau ke dokter tumbuh kembang anak untuk memastikan apakah aspek perkembangan anak telah terpenuhi. Yang paling penting Ibu harus tetap semangat melakukan stimulasi kepada anak lewat bermain dan lakukan sesuai kebutuhannya.
Disclaimer: Seluruh konten dalam tulisan ini merupakan hasil karya artikel yang bersangkutan sebagai penulis independen. Hypeabis.id tidak bertanggung jawab jika di kemudian hari terdapat kekeliruan atau gugatan dari pihak lain.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.