Waspadai 6 Bahaya Over Parenting yang Bisa Bikin Anak Depresi
30 August 2023 |
20:44 WIB
Berbicara pola asuh dalam keluarga, tentu saja para orang tua harus mampu menerapkan model pendidikan yang tepat bagi anak-anaknya. Pendidikan karakter yang diberikan pada masa pertumbuhan anak-anak akan berdampak besar terhadap karakter anak itu sendiri saat tumbuh dewasa.
Sebaliknya, kesalahan pada saat memberikan pola asuh akan berdampak buruk, sehingga dapat memengaruhi perilaku sosial anak dalam kehidupan bermasyarakat.
Salah satu pola asuh yang dapat berdampak buruk adalah over parenting. Epifania M. Ladapase, seorang psikolog anak menjelaskan bahwa si kecil yang mendapatkan pola asuh yang berlebihan akan cenderung berefek negatif terhadap tumbuh kembangnya.
Baca juga: Lebih Fleksibel & Permisif, Apa Dampak dari Pola Asuh Jellyfish Parenting?
Menurut dosen di Universitas Nusa Nipa Indonesia ini, over parenting adalah salah satu jenis sistem pendidikan atau cara orang tua membimbing anak menggunakan aturan yang berlebihan. Hal itu, dapat dilihat dari kata over yang menggambarkan suatu hal yang berlebihan.
Sebagian orang tua mungkin menganggap dengan menggunakan pola asuh ini akan membuat anak menjadi patuh, tidak nakal, atau menjadi anak yang pintar. Namun, ternyata pola asuh ini berdampak buruk pada mental anak. Jadi, pola asuh ini seharusnya dihindari.
Berikut penjelasan psikolog yang akrab disapa Fani ini, terkait dampak buruk over parenting bagi anak.
Dampak buruk pola asuh over parenting bagi kehidupan anak
Genhype, beberapa dari kalian mungkin sering menggunakan over parenting dan menganggap ini merupakan suatu hal yang biasa saja dalam mendidik anak. Namun, pola asuh ini ternyata berdampak buruk bagi kehidupana anak. Berikut beberapa dampak buruk pola asuh berlebihan terhadap anak.
1. Menurunkan rasa percaya diri pada anak
Rasa percaya diri pada anak tentu menjadi suatu hal yang harus diperhatikan. Namun, bayangkan jika anak kehilangan kepercayaan diri akibat pendidikan dasar yang salah dari orang tuanya.
Ketika orang tua menekan anak untuk selalu mendengar apa yang mereka katakan dan tidak memberikan kesempatan anak untuk mengutarakan pendapatnya, tentu saja akan berdampak pada kehidupan anak ke depannya. Anak-anak akan lebih banyak berdiam diri dan tidak percaya diri untuk bersaing dengan teman sebayanya.
2. Membuat anak merasa tidak dihargai
Selain tidak ada rasa percaya diri dalam diri anak, ternyata berperilaku berlebihan saat mendidik anak juga membuat anak merasa tidak dihargai dalam keluarga. Hal ini dapat dilihat saat pertemuan keluarga atau sekadar berbincang, anak tidak diberikan kesempatan untuk berpendapat. Tentu saja anak akan diam karena tidak merasa dihargai keberadaannya dalam keluarga.
3. Anak cenderung mengalami depresi
Depresi merupakan satu di antara banyaknya dampak buruk pada anak, jika orang tua salah menerapkan pola asuh. Anak akan mengalami depresi ketika kehidupannya terus dikekang dengan segala aturan tanpa memberikan kebebasan pada anak untuk menentukan kehidupannya.
Misalnya, anak dilarang untuk sekadar hangout bersama teman-temannya dan menyuruh anak terus belajar tanpa ada waktu untuk menikmati bersantai sejenak.
4. Anak tidak bisa membuat keputusan sendiri
Membiasakan anak untuk selalu mengikuti kemauan orang tua tentu akan membuat anak kesulitan dalam membuat keputusan. Misalnya saja dapat terlihat pada kebiasaan orang tua yang mengatur di mana anaknya harus bersekolah, dengan dalih mereka lebih tahu sekolah yang terbaik untuk anak.
Nah, hal ini akan menyebabkan anak sulit membuat keputusan saat dewasa dan memasuki dunia kerja. Jika demikian, anak akan terus bergantung pada orang tua atau bergantung pada pendapat orang lain.
5. Membuat anak memiliki sikap berlebihan saat dewasa
Sikap berlebihan tentu akan membawa efek yang berlebihan pula. Misalnya, ketika si kecil selalu diajarkan untuk tampil sempurna, hal itu akan tertanam hingga dewasa. Anak kesulitan menerima kepribadian orang lain yang tentunya banyak kekurangan. Bisa jadi anak juga akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan orang baru dalam kehidupannya kelak.
6. Mengurangi kedekatan antara orang tua dan anak
Ketika di lingkungan rumah anak merasa tidak nyaman, tentu saja dia akan mencari kenyamanan di dunia luar. Anak- anak akan cenderung lebih menghabiskan waktunya dengan orang lain ketimbang keluarga. Hal ini tentu saja akan mengurangi kedekatan anak dengan orang tuanya.
Baca juga: Peran Bapak Enggak Lagi Cuma Cari Nafkah, Tetapi Juga Mesti Paham Parenting
Nah Genhype, itulah beberapa dampak buruk over parenting bagi kesehatan mental anak. Menjaga komunikasi dengan anak sangat disarankan untuk membangun kedekatan emosional. Selain itu, jangan segan meminta saran dari psikolog anak agar dapat menentukan pola asuh yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Editor: Fajar Sidik
Sebaliknya, kesalahan pada saat memberikan pola asuh akan berdampak buruk, sehingga dapat memengaruhi perilaku sosial anak dalam kehidupan bermasyarakat.
Salah satu pola asuh yang dapat berdampak buruk adalah over parenting. Epifania M. Ladapase, seorang psikolog anak menjelaskan bahwa si kecil yang mendapatkan pola asuh yang berlebihan akan cenderung berefek negatif terhadap tumbuh kembangnya.
Baca juga: Lebih Fleksibel & Permisif, Apa Dampak dari Pola Asuh Jellyfish Parenting?
Menurut dosen di Universitas Nusa Nipa Indonesia ini, over parenting adalah salah satu jenis sistem pendidikan atau cara orang tua membimbing anak menggunakan aturan yang berlebihan. Hal itu, dapat dilihat dari kata over yang menggambarkan suatu hal yang berlebihan.
Sebagian orang tua mungkin menganggap dengan menggunakan pola asuh ini akan membuat anak menjadi patuh, tidak nakal, atau menjadi anak yang pintar. Namun, ternyata pola asuh ini berdampak buruk pada mental anak. Jadi, pola asuh ini seharusnya dihindari.
Berikut penjelasan psikolog yang akrab disapa Fani ini, terkait dampak buruk over parenting bagi anak.
Dampak buruk pola asuh over parenting bagi kehidupan anak
Genhype, beberapa dari kalian mungkin sering menggunakan over parenting dan menganggap ini merupakan suatu hal yang biasa saja dalam mendidik anak. Namun, pola asuh ini ternyata berdampak buruk bagi kehidupana anak. Berikut beberapa dampak buruk pola asuh berlebihan terhadap anak.
1. Menurunkan rasa percaya diri pada anak
Rasa percaya diri pada anak tentu menjadi suatu hal yang harus diperhatikan. Namun, bayangkan jika anak kehilangan kepercayaan diri akibat pendidikan dasar yang salah dari orang tuanya.
Ketika orang tua menekan anak untuk selalu mendengar apa yang mereka katakan dan tidak memberikan kesempatan anak untuk mengutarakan pendapatnya, tentu saja akan berdampak pada kehidupan anak ke depannya. Anak-anak akan lebih banyak berdiam diri dan tidak percaya diri untuk bersaing dengan teman sebayanya.
2. Membuat anak merasa tidak dihargai
Selain tidak ada rasa percaya diri dalam diri anak, ternyata berperilaku berlebihan saat mendidik anak juga membuat anak merasa tidak dihargai dalam keluarga. Hal ini dapat dilihat saat pertemuan keluarga atau sekadar berbincang, anak tidak diberikan kesempatan untuk berpendapat. Tentu saja anak akan diam karena tidak merasa dihargai keberadaannya dalam keluarga.
3. Anak cenderung mengalami depresi
Depresi merupakan satu di antara banyaknya dampak buruk pada anak, jika orang tua salah menerapkan pola asuh. Anak akan mengalami depresi ketika kehidupannya terus dikekang dengan segala aturan tanpa memberikan kebebasan pada anak untuk menentukan kehidupannya.
Misalnya, anak dilarang untuk sekadar hangout bersama teman-temannya dan menyuruh anak terus belajar tanpa ada waktu untuk menikmati bersantai sejenak.
4. Anak tidak bisa membuat keputusan sendiri
Membiasakan anak untuk selalu mengikuti kemauan orang tua tentu akan membuat anak kesulitan dalam membuat keputusan. Misalnya saja dapat terlihat pada kebiasaan orang tua yang mengatur di mana anaknya harus bersekolah, dengan dalih mereka lebih tahu sekolah yang terbaik untuk anak.
Nah, hal ini akan menyebabkan anak sulit membuat keputusan saat dewasa dan memasuki dunia kerja. Jika demikian, anak akan terus bergantung pada orang tua atau bergantung pada pendapat orang lain.
5. Membuat anak memiliki sikap berlebihan saat dewasa
Sikap berlebihan tentu akan membawa efek yang berlebihan pula. Misalnya, ketika si kecil selalu diajarkan untuk tampil sempurna, hal itu akan tertanam hingga dewasa. Anak kesulitan menerima kepribadian orang lain yang tentunya banyak kekurangan. Bisa jadi anak juga akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan orang baru dalam kehidupannya kelak.
6. Mengurangi kedekatan antara orang tua dan anak
Ketika di lingkungan rumah anak merasa tidak nyaman, tentu saja dia akan mencari kenyamanan di dunia luar. Anak- anak akan cenderung lebih menghabiskan waktunya dengan orang lain ketimbang keluarga. Hal ini tentu saja akan mengurangi kedekatan anak dengan orang tuanya.
Baca juga: Peran Bapak Enggak Lagi Cuma Cari Nafkah, Tetapi Juga Mesti Paham Parenting
Nah Genhype, itulah beberapa dampak buruk over parenting bagi kesehatan mental anak. Menjaga komunikasi dengan anak sangat disarankan untuk membangun kedekatan emosional. Selain itu, jangan segan meminta saran dari psikolog anak agar dapat menentukan pola asuh yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.