Aktivitas murid di HEI Schools (sumber : HEI School)

Moms, Pertimbangkan Hal Ini Saat Mencari Sekolah Untuk Anak Usia Dini

06 April 2023   |   21:42 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Banyak orang tua yang merasa bimbang saat akan memilih dan mencari sekolah yang cocok untuk anak, terutama untuk pendidikan anak usia dini. Pasalnya, rentang usia dini (0 sampai 6 tahun) merupakan masa keemasan anak.

Saat itu, anak-anak akan menyerap secara maksimal apa yang ada di sekitarnya, sehingga diperlukan lingkungan yang tepat untuk memaksimalkan masa emas anak-anak secara holistik.

Baca juga: Pentingnya Peran Pendidikan Usia Dini di Masa Golden Age Anak

Arthalia Larsen, Co Founder dan Direktur HEI Schools Senayan mengatakan, anak-anak usia dini, akan menyerap banyak hal karena sistem saraf otaknya yang sedang terbentuk. Pada saat itu, dibutuhkan interaksi dan aktivitas yang berkualitas untuk mengoptimalkan tumbuh kembang daya pikir anak.

"Bisa saja dari keluarga dapat membangun itu [aktivitas dan interaksi] tetapi banyak juga orang tua yang ingin agar anaknya dapat berinteraksi dan belajar bersama dengan anak, sehingga dalam konteks ini maka sekolah pendidikan di usia dini dibutuhkan," ujarnya dalam gelar wicara  bertemakan HEI Schools Senayan: Building the Best Learning Environment through Play, Kamis (6/4/2023).

Damar Wijayanti, Pakar Pendidikan Anak mengatakan untuk mengoptimalkan perkembangan anak usia dini setidaknya ada tiga hal yang perlu diperkuat.

Pertama, menguatkan responsive relationship karena otak anak akan berkembang melalui interaksi, sehingga orang tua, sekolah, atau lingkungan sebagai pendamping tumbuh kembang anak perlu merespons dan berinteraksi dengan mereka.

Kedua, menguatkan core skill atau kemampuan dasar anak dalam kehidupan. Ketiga, mengurangi sumber stres pada anak dengan cara bermain.

Damar mengatakan, pada saat bermain anak-anak akan merasa bahagia, sehingga mereka dapat dengan mudah menyerap pengalaman positif sehingga dapat mempengaruhi kesehatan fisik, perkembangan otak, dan pertumbuhan mental anak.

Ketika lingkungan aman sudah tersedia, maka orangtua dan guru sebagai fasilitator belajar anak dapat memberi stimulasi belajar melalui interaksi yang sesuai, yaitu bermain.

"Kita seringkali menganggap remeh kekuatan bermain. Padahal melalui bermain, anak-anak sedang mengumpulkan pengalaman-pengalaman sebagai fondasi yang kuat untuk perkembangan optimal mereka ke depannya," ujarnya.

Ketika bermain, anak juga memiliki kesempatan untuk melakukan kesalahan dalam konteks yang aman. Hal tersebut akan membantu mereka mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang sebuah konsep yang sedang dipelajari sehingga mereka memahami hal yang perlu dilakukan dan tidak dilakukan di lingkungan dan interaksinya sehari-hari.

"Inilah mengapa bermain adalah cara paling tepat untuk anak belajar," sambungnya.

Berdasarkan riset dari Universitas Helsinki, play-based learning adalah praktik terbaik dalam pendidikan anak usia dini di seluruh dunia karena mendorong anak untuk belajar melalui permainan dan eksplorasi mandiri.

"Riset membuktikan bermain adalah cara alami anak usia dini untuk belajar. Dengan cara ini, mereka bisa belajar keterampilan-keterampilan penting secara spontan dan tanpa batasan seperti keterampilan sosial emosional melalui cara berinteraksi dan bernegosiasi dengan anak lain,” jelas Arthalia.

Salah satu sarana belajar di HEI Schools Senayan adalah area taman bermain di dalam sekolah bernama HEI Playcabin. Empat  menara menjulang dengan tingkat ketinggian yang berbeda, disambungkan dengan jembatan-jembatan dari tali tambang dan material menyerupai kayu.

HEI Playcabin didesain sedemikian rupa untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan minat unik anak-anak dalam mengeksplorasi dirinya dan membangun relasi sosial dengan teman-temannya. Penamaannya pun diberikan sendiri oleh anak-anaknya, dengan demikian ada rasa memiliki terhadap area bermain tersebut.

 

Hei Playcabin (sumber gambar : Hei Schools)

Hei Playcabin (sumber gambar : Hei Schools)

“Bagi satu anak, menara ini dibayangkan sebagai istana, bagi anak lain dibayangkan sebagai roket luar angkasa. Di sini lah seninya belajar dengan bermain. Mereka yang merangkai sendiri petualangan mereka, kita yang orang dewasa mendampinginya melalui interaksi yang mendukung secukupnya," jelasnya.

Baca juga: Bunda, Yuk Belajar Pengembangan Anak Usia Dini dari Aplikasi Cilukbalita

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

5 Resep Makanan Berkuah untuk Menu Sahur, Praktis dan Hangat

BERIKUTNYA

10 Tools Gratis Bantu Pengguna Pahami Google Search

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: