3 Cara Mengatasi Gagal Komunikasi dalam Keluarga Menurut Psikolog

Dalam sebuah hubungan tentu menjalin komunikasi sangatlah penting. Tidak hanya hubungan dengan pasangan, tetapi hubungan dalam keluarga, seperti antara orang tua dengan anak, juga memerlukan adanya komunikasi yang baik. 

Adanya kesalahpahaman komunikasi dalam keluarga memang memungkinkan terjadi, sebab dalam menjalin hubungan tentu sesekali akan sangat wajar ketika mengalami hal tersebut, namun apa yang sebenarnya menjadi penyebab ketika kesalahpahaman itu sering terjadi di dalam keluarga ? 

Seringkali komunikasi yang dilakukan dalam keluarga adalah komunikasi satu arah seperti, orang tua terlalu banyak menuntut dan memerintah anak, padahal komunikasi yang baik dan benar dalam suatu hubungan adalah, komunikasi yang dilakukan secara dua arah.

Baca juga: 3 Manfaat Pasangan Keluarga Sadar Konsep Manajemen dan Resolusi Konflik

Sering terjadinya gagal komunikasi dalam keluarga, tentu memiliki banyak faktor seperti, adanya permasalahan antara suami dengan istri maupun orang tua dengan anak,  baik masalah finansial, aturan yang dibuat, relasi,dan lain-lain.

Secara psikologi, kegagalan komunikasi dalam keluarga memang sering terjadi, terutama antara orang tua dengan anak. Namun pemicu pertama terjadinya masalah gagal komunikasi antara orang tua dengan anak adalah dari pola asuh orang tua yang salah terlebih dahulu dan kemudian didukung oleh lingkungan pergaulan anak yang memberikan pengaruh buruk.

Nidya Dwika Puteri, seorang Psikologis dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran & Kelapa Gading, mengatakan bahwa ada tiga cara yang orang tua dapat pahami terlebih dahulu untuk mampu mengatasi dan memperbaiki permasalahan gagal komunikasi dengan anak yaitu, 
 

1. Connection Before Correction

Cara pertama adalah mengubah pola komunikasi yaitu membangun hubungan terlebih dahulu dengan anak. Setelah itu, ketika anak melakukan suatu hal yang salah, orang tua dapat mengoreksi kesalahan anak sebab sudah ada koneksi yang erat antara orang tua dan anak terlebih dahulu. Anak pun jadi tidak akan membuat sudut pandang negatif terhadap orang tua, melainkan mampu menerima dan mengetahui setiap kesalahannya.