Boleh Enggak Ibu Hamil Berpuasa? Begini Penjelasan Dokter Kandungan & Ahli Gizi
10 April 2023 |
13:33 WIB
Beberapa wanita hamil akan merasa baik-baik saja saat menjalani puasa saat Ramadan. Secara medis, ibu hamil memang diperbolehkan untuk berpuasa. Namun, ada beberapa kondisi yang mesti dipastikan terlebih bagi bumil sebelum menjalankan ibadah ini.
Dokter kandungan dari RSIA Bunda Jakarta Dr. Ivander Utama F.MAS, SpOG, MSc mengatakan bahwa keputusan untuk berpuasa saat Ramadan selama hamil sebaiknya dibuat setelah berkonsultasi dengan dokter. Sebab, keputusan untuk berpuasa atau tidak sangat bergantung dengan kondisi kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
Baca juga: Jurus Puasa Sehat untuk Ibu Hamil & Menyusui
Dokter Ivan menyarankan agar ibu hamil tidak berspekulasi mengenai kondisi kesehatannya. Meskipun terlihat bugar, bukan berarti tubuhnya maupun janinnya bisa kuat menjalani puasa. Terlebih, dampak negatif yang terjadi jika memaksakan puasa bisa cukup berbahaya bagi kesehatan ibu dan janinnya.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk mempertimbangkan keadaan mereka sebelum berpuasa atau tidak. Dokter akan memberikan saran dan rekomendasi yang sesuai dengan kesehatan itu hamil.
“Secara umum, ibu hamil diperbolehkan berpuasa. Namun, pastikan kondisi ibu hamil dan janin dalam keadaan sehat. Kemudian, ibu hamil juga harus memastikan asupan nutrisi dan gizinya tetap terpenuhi,” ungkap Ivan kepada Hypeabis.id.
Kunci utama saat ibu hamil berpuasa adalah pemenuhan nutrisinya. Dengan durasi makan yang lebih terbatas, ibu hamil harus pintar memilih makanan yang tepat agar gizi dan nutrisi janinnya terpenuhi.
Dalam kondisi ini, pemilihan bahan makanan yang berkualitas menjadi penting. Jadi, bukan berarti ibu hamil harus memakan dalam porsi yang besar. Namun, makanlah sesuai dengan kebutuhan nutrisinya sesuai dengan usia kandungannya.
Baca juga: Pasangan Muda Disarankan Cek Kesuburan Jika Belum Hamil Setelah Setahun Menikah
Meski secara umum aman dilakukan, Ivan mengatakan ibu hamil yang baru memasuki trimester pertama sebaiknya mengurungkan berpuasa. Sebab, pada trimester pertama, tubuh ibu hamil sedang membuat plasenta yang diperlukan bayi untuk bertumbuh dan berkembang. Tugas ini sangat menguras tenaga dan kerap membuat ibu hamil menjadi lemas.
Selain itu, ibu hamil juga kerap merasakan mual dan muntah pada trimester pertama. Dengan kondisi ini, sebaiknya ibu hamil tidak berpuasa. Akan tetapi, jika dirasa kondisinya bugar dan dokter mengizinkan, berpuasa tetap boleh dilakukan.
Di sisi lain, berpuasa pada trimester ketiga juga sebaiknya tidak dilakukan. Pada beberapa kondisi, ibu hamil akan dituntut untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi tertentu agar persalinannya berjalan normal. Oleh karena itu, pada fase-fase akhir sebelum persalinan ini, ibu hamil seharusnya mendapatkan banyak asupan makanan berkualitas. Hal ini guna mendukung kelancaran dan kesehatan janinnya.
Baca juga: Posisi Tidur Ibu Hamil Tak Boleh Sembarangan, Begini Saran Dokter
Ivan menyarankan ibu hamil yang memutuskan untuk berpuasa mesti rutin melakukan cek kesehatannya. Dengan demikian, kondisi dirinya dan janinnya bisa tetap dalam pantauan. Segera hentikan berpuasa jika tiba-tiba merasakan kondisi yang sangat lemas, mag akut, pusing, mual, dan dehidrasi.
Menurut dokter Spesialis Gizi Klinik RS Pondok Indah Diana F Suganda, asupan gizi bagi ibu hamil, baik makronutrien maupun mikronutrien, sangat memengaruhi perkembangan janin. Oleh karena itu, ibu hamil mesti sangat memperhatikan apa yang akan dikonsumsinya agar pola gizi dan nutrisinya tercukupi dengan baik.
Salah satu nutrisi yang penting bagi ibu hamil adalah asam folat. Kandungan ini dapat membantu pembentukan sel-sel dan sistem organ pada janin, seperti otak, sumsum tulang belakang, sel darah merah, dan efektif menjaga daya tahan tubuh.
Menurut dokter Diana, pemenuhan kebutuhan asam folat mestinya sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum masa kehamilan. Hal ini berguna agar anak yang akan dilahirkannya lebih sehat dan terhindar dari potensi cacat lahir pada otak dan saraf bayi.
Baca juga: Simak Saran Dokter untuk Jaga Kehamilan Muda Tetap Sehat
"Asupan makanan memang perlu jadi perhatian utama bagi para ibu hamil. Apa yang ibu hamil makan akan memengaruhi kondisi dirinya sekaligus kesehatan janin yang sedang dikandungnya," ungkap Diana kepada Hypeabis.id.
Selain asam folat, ibu hamil juga memiliki kebutuhan gizi dan nutrisi kompleks lainnya. Kebutuhan gizi dan nutrisi ini akan berbeda-beda tiap trimesternya. Diana menjelaskan trimester pertama merupakan fase penting bagi tahap awal perkembangan janin. Fase ini biasanya berlangsung dari minggu pertama sampai minggu ke-13 kehamilan.
Pada tahap ini, ibu hamil mulai memiliki kebutuhan kalori yang meningkat dibanding sebelumnya. Sebagai gambaran, rata-rata wanita Indonesia membutuhkan sebanyak 1.500 kalori setiap hari. Namun, ibu hamil trimester pertama memiliki kebutuhan 1.600 kalori per hari. Dalam masa kehamilan ini, pertumbuhan jumlah kalori memang belum terlalu banyak.
Diana mengatakan fokus pada ibu hamil adalah menambah kalori secara bertahap tiap trimesternya. Namun, penambahan kalori itu tidak sama dengan penambahan porsi makan. Jadi, bukan berarti ibu hamil harus makan dua porsi. Itu adalah mitos yang sangat salah.
Baca juga: Mitos & Fakta Seputar Gerhana Bulan, Dimakan Naga hingga Bahaya bagi Ibu Hamil
Dibanding menambah porsi makan, ibu hamil lebih baik memperhatikan komposisi makanannya. Misalnya, dengan menambah asupan protein. Sebab, bayi di dalam kandungan butuh kandungan protein yang tinggi dengan jumlah kira-kira 70 gram protein. Selain itu, ibu hamil juga mesti menjaga gizi yang seimbang dengan mengonsumsi karbohidrat, lemak sehat, vitamin, dan mineral lain.
Pada trimester kedua, kebutuhan kalori ibu hamil bertambah menjadi 1.700 kalori. Adapun kebutuhan protein bagi ibu hamil pada semester ini juga bertambah menjadi 80 gram protein. Pada trimester kedua ini ibu hamil juga mulai membutuhkan kalsium lebih banyak guna menunjang pertumbuhan tulang dan gigi janin. Selain itu, vitamin D juga diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium ke tubuh.
Selanjutnya, pada trimester ketiga, ibu hamil perlu meningkatkan konsumsi yang bisa memberikan tambahan energi. Sebab, proses persalinan sudah makin dekat. Ibu hamil perlu menambah konsumsi kalori menjadi 1.800 kalori. Kemudian, konsumsi protein yang perlu dipenuhi ialah 80 gram. Selain itu, kebutuhan karbohidrat juga perlu diperhatikan dengan baik.
Baca juga: Ternyata Ini Faktor Penentu Program Kehamilan Tak Berjalan Baik
Editor: Dika Irawan
Dokter kandungan dari RSIA Bunda Jakarta Dr. Ivander Utama F.MAS, SpOG, MSc mengatakan bahwa keputusan untuk berpuasa saat Ramadan selama hamil sebaiknya dibuat setelah berkonsultasi dengan dokter. Sebab, keputusan untuk berpuasa atau tidak sangat bergantung dengan kondisi kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
Baca juga: Jurus Puasa Sehat untuk Ibu Hamil & Menyusui
Dokter Ivan menyarankan agar ibu hamil tidak berspekulasi mengenai kondisi kesehatannya. Meskipun terlihat bugar, bukan berarti tubuhnya maupun janinnya bisa kuat menjalani puasa. Terlebih, dampak negatif yang terjadi jika memaksakan puasa bisa cukup berbahaya bagi kesehatan ibu dan janinnya.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk mempertimbangkan keadaan mereka sebelum berpuasa atau tidak. Dokter akan memberikan saran dan rekomendasi yang sesuai dengan kesehatan itu hamil.
“Secara umum, ibu hamil diperbolehkan berpuasa. Namun, pastikan kondisi ibu hamil dan janin dalam keadaan sehat. Kemudian, ibu hamil juga harus memastikan asupan nutrisi dan gizinya tetap terpenuhi,” ungkap Ivan kepada Hypeabis.id.
Kunci utama saat ibu hamil berpuasa adalah pemenuhan nutrisinya. Dengan durasi makan yang lebih terbatas, ibu hamil harus pintar memilih makanan yang tepat agar gizi dan nutrisi janinnya terpenuhi.
Dalam kondisi ini, pemilihan bahan makanan yang berkualitas menjadi penting. Jadi, bukan berarti ibu hamil harus memakan dalam porsi yang besar. Namun, makanlah sesuai dengan kebutuhan nutrisinya sesuai dengan usia kandungannya.
Baca juga: Pasangan Muda Disarankan Cek Kesuburan Jika Belum Hamil Setelah Setahun Menikah
Meski secara umum aman dilakukan, Ivan mengatakan ibu hamil yang baru memasuki trimester pertama sebaiknya mengurungkan berpuasa. Sebab, pada trimester pertama, tubuh ibu hamil sedang membuat plasenta yang diperlukan bayi untuk bertumbuh dan berkembang. Tugas ini sangat menguras tenaga dan kerap membuat ibu hamil menjadi lemas.
Selain itu, ibu hamil juga kerap merasakan mual dan muntah pada trimester pertama. Dengan kondisi ini, sebaiknya ibu hamil tidak berpuasa. Akan tetapi, jika dirasa kondisinya bugar dan dokter mengizinkan, berpuasa tetap boleh dilakukan.
Di sisi lain, berpuasa pada trimester ketiga juga sebaiknya tidak dilakukan. Pada beberapa kondisi, ibu hamil akan dituntut untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi tertentu agar persalinannya berjalan normal. Oleh karena itu, pada fase-fase akhir sebelum persalinan ini, ibu hamil seharusnya mendapatkan banyak asupan makanan berkualitas. Hal ini guna mendukung kelancaran dan kesehatan janinnya.
Baca juga: Posisi Tidur Ibu Hamil Tak Boleh Sembarangan, Begini Saran Dokter
Ivan menyarankan ibu hamil yang memutuskan untuk berpuasa mesti rutin melakukan cek kesehatannya. Dengan demikian, kondisi dirinya dan janinnya bisa tetap dalam pantauan. Segera hentikan berpuasa jika tiba-tiba merasakan kondisi yang sangat lemas, mag akut, pusing, mual, dan dehidrasi.
Penuhi Nutrisi dengan Baik
Bumil yang tetap berpuasa mesti mempertimbangkan pola makannya dengan baik. Sebab, dengan durasi makan yang relatif lebih terbatas, bumil mesti bisa memenuhi gizi dan nutrisi tubuhnya agar perkembangan janin di kandunganya tetap sehat.Menurut dokter Spesialis Gizi Klinik RS Pondok Indah Diana F Suganda, asupan gizi bagi ibu hamil, baik makronutrien maupun mikronutrien, sangat memengaruhi perkembangan janin. Oleh karena itu, ibu hamil mesti sangat memperhatikan apa yang akan dikonsumsinya agar pola gizi dan nutrisinya tercukupi dengan baik.
Salah satu nutrisi yang penting bagi ibu hamil adalah asam folat. Kandungan ini dapat membantu pembentukan sel-sel dan sistem organ pada janin, seperti otak, sumsum tulang belakang, sel darah merah, dan efektif menjaga daya tahan tubuh.
Menurut dokter Diana, pemenuhan kebutuhan asam folat mestinya sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum masa kehamilan. Hal ini berguna agar anak yang akan dilahirkannya lebih sehat dan terhindar dari potensi cacat lahir pada otak dan saraf bayi.
Baca juga: Simak Saran Dokter untuk Jaga Kehamilan Muda Tetap Sehat
"Asupan makanan memang perlu jadi perhatian utama bagi para ibu hamil. Apa yang ibu hamil makan akan memengaruhi kondisi dirinya sekaligus kesehatan janin yang sedang dikandungnya," ungkap Diana kepada Hypeabis.id.
Selain asam folat, ibu hamil juga memiliki kebutuhan gizi dan nutrisi kompleks lainnya. Kebutuhan gizi dan nutrisi ini akan berbeda-beda tiap trimesternya. Diana menjelaskan trimester pertama merupakan fase penting bagi tahap awal perkembangan janin. Fase ini biasanya berlangsung dari minggu pertama sampai minggu ke-13 kehamilan.
Pada tahap ini, ibu hamil mulai memiliki kebutuhan kalori yang meningkat dibanding sebelumnya. Sebagai gambaran, rata-rata wanita Indonesia membutuhkan sebanyak 1.500 kalori setiap hari. Namun, ibu hamil trimester pertama memiliki kebutuhan 1.600 kalori per hari. Dalam masa kehamilan ini, pertumbuhan jumlah kalori memang belum terlalu banyak.
Diana mengatakan fokus pada ibu hamil adalah menambah kalori secara bertahap tiap trimesternya. Namun, penambahan kalori itu tidak sama dengan penambahan porsi makan. Jadi, bukan berarti ibu hamil harus makan dua porsi. Itu adalah mitos yang sangat salah.
Baca juga: Mitos & Fakta Seputar Gerhana Bulan, Dimakan Naga hingga Bahaya bagi Ibu Hamil
Dibanding menambah porsi makan, ibu hamil lebih baik memperhatikan komposisi makanannya. Misalnya, dengan menambah asupan protein. Sebab, bayi di dalam kandungan butuh kandungan protein yang tinggi dengan jumlah kira-kira 70 gram protein. Selain itu, ibu hamil juga mesti menjaga gizi yang seimbang dengan mengonsumsi karbohidrat, lemak sehat, vitamin, dan mineral lain.
Pada trimester kedua, kebutuhan kalori ibu hamil bertambah menjadi 1.700 kalori. Adapun kebutuhan protein bagi ibu hamil pada semester ini juga bertambah menjadi 80 gram protein. Pada trimester kedua ini ibu hamil juga mulai membutuhkan kalsium lebih banyak guna menunjang pertumbuhan tulang dan gigi janin. Selain itu, vitamin D juga diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium ke tubuh.
Selanjutnya, pada trimester ketiga, ibu hamil perlu meningkatkan konsumsi yang bisa memberikan tambahan energi. Sebab, proses persalinan sudah makin dekat. Ibu hamil perlu menambah konsumsi kalori menjadi 1.800 kalori. Kemudian, konsumsi protein yang perlu dipenuhi ialah 80 gram. Selain itu, kebutuhan karbohidrat juga perlu diperhatikan dengan baik.
Baca juga: Ternyata Ini Faktor Penentu Program Kehamilan Tak Berjalan Baik
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.