Perempuan Bisa Alami Kenaikan Berat Badan setelah Hamil, Kenapa Ya?
24 June 2021 |
19:34 WIB
Genhype pernah bertemu dengan saudara atau teman perempuan yang baru punya anak dan menyadari bahwa dia terlihat makin berisi setelah hamil?
Masalah kenaikan badan setelah hamil merupakan salah satu topik diskusi yang banyak dibahas dan seringkali belum ada jawaban yang pas. Tapi sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat ini berhasil menemukan jawaban dari permasalahan ini.
Berdasarkan studi yang dilakukan associate professor University of Michigan Olga Yakusheva terhadap lebih dari 30.000 perempuan yang sudah melahirkan anak, terungkap bahwa pilihan gaya hidup pengaruh terhadap bentuk tubuh dan berat badan.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada kecenderungan di mana sebagian besar perempuan yang sudah melahirkan sulit untuk mengembalikan bentuk tubuh ke kondisi sebelum hamil.
Meski berat badan ketika 1-2 tahun setelah melahirkan bisa mirip dengan berat badan orang-orang yang memutuskan untuk tidak punya anak, tapi perubahan berat badan ini bisa signifikan bagi perempuan yang memiliki anak balita jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak punya anak.
Jika kenaikan berat badan akibat pertambahan usia rata-rata pada perempuan rata-rata sebesar 0,87 kilogram per tahun, kenaikan berat badan pada perempuan yang punya anak balita kurang lebih sebesar 1,3 kilogram setiap tahunnya. Menurut Yakusheva, alasannya disebabkan karena perubahan pada gaya hidup.
"Para ibu cenderung memprioritaskan kebutuhan anaknya terlebih dahulu sehingga mereka mungkin saja tidak sempat untuk berolahraga atau merawat dirinya sendiri. Penyebab lainnya bisa saja karena menghabiskan makanan sisa anak atau lebih banyak menghabiskan waktu untuk duduk sambil membaca atau menonton film bersama anak," tutur Yakusheva.
Dia juga menambahkan bahwa perempuan biasanya lebih giat menjaga tubuh dan berolahraga untuk jangka waktu yang pendek supaya bisa kembali ke bentuk tubuh saat mereka belum hamil.
Akan tetapi, dia menyarankan agar alangkah baiknya untuk melakukan pendekatan menyeluruh dengan berfokus pada gaya hidup sehat jangka panjang sebelum, selama, dan setelah kehamilan.
Tapi, Yakusheva tetap menekankan bahwa penemuan ini tidak bermaksud untuk memicu rasa bersalah pada para ibu karena pemahaman akan kebutuhan di saat sudah menjadi ibu dan kenaikan berat badan akibat pertambahan usia merupakan hal yang penting untuk mendukung ekspektasi yang baik terhadap gambaran tubuh setelah kehamilan.
"Selama para perempuan sehat, inilah yang jadi hal utama," tutupnya.
Terakhir, penelitian ini juga menyarankan para ahli kesehatan untuk memberikan konseling kepada perempuan tentang perubahan berat badan berdasarkan usia dan meningkatkan kesadaran akan kehidupan menjadi orang tua bisa memperburuk kecenderungan kenaikan berat badan karena usia yang terjadi selama beberapa tahun terakhir.
Editor: Fajar Sidik
Masalah kenaikan badan setelah hamil merupakan salah satu topik diskusi yang banyak dibahas dan seringkali belum ada jawaban yang pas. Tapi sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat ini berhasil menemukan jawaban dari permasalahan ini.
Berdasarkan studi yang dilakukan associate professor University of Michigan Olga Yakusheva terhadap lebih dari 30.000 perempuan yang sudah melahirkan anak, terungkap bahwa pilihan gaya hidup pengaruh terhadap bentuk tubuh dan berat badan.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada kecenderungan di mana sebagian besar perempuan yang sudah melahirkan sulit untuk mengembalikan bentuk tubuh ke kondisi sebelum hamil.
Meski berat badan ketika 1-2 tahun setelah melahirkan bisa mirip dengan berat badan orang-orang yang memutuskan untuk tidak punya anak, tapi perubahan berat badan ini bisa signifikan bagi perempuan yang memiliki anak balita jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak punya anak.
Jika kenaikan berat badan akibat pertambahan usia rata-rata pada perempuan rata-rata sebesar 0,87 kilogram per tahun, kenaikan berat badan pada perempuan yang punya anak balita kurang lebih sebesar 1,3 kilogram setiap tahunnya. Menurut Yakusheva, alasannya disebabkan karena perubahan pada gaya hidup.
"Para ibu cenderung memprioritaskan kebutuhan anaknya terlebih dahulu sehingga mereka mungkin saja tidak sempat untuk berolahraga atau merawat dirinya sendiri. Penyebab lainnya bisa saja karena menghabiskan makanan sisa anak atau lebih banyak menghabiskan waktu untuk duduk sambil membaca atau menonton film bersama anak," tutur Yakusheva.
Ilustrasi perempuan hamil. (Dok. Suhyeon Choi dari Unsplash)
Akan tetapi, dia menyarankan agar alangkah baiknya untuk melakukan pendekatan menyeluruh dengan berfokus pada gaya hidup sehat jangka panjang sebelum, selama, dan setelah kehamilan.
Tapi, Yakusheva tetap menekankan bahwa penemuan ini tidak bermaksud untuk memicu rasa bersalah pada para ibu karena pemahaman akan kebutuhan di saat sudah menjadi ibu dan kenaikan berat badan akibat pertambahan usia merupakan hal yang penting untuk mendukung ekspektasi yang baik terhadap gambaran tubuh setelah kehamilan.
"Selama para perempuan sehat, inilah yang jadi hal utama," tutupnya.
Terakhir, penelitian ini juga menyarankan para ahli kesehatan untuk memberikan konseling kepada perempuan tentang perubahan berat badan berdasarkan usia dan meningkatkan kesadaran akan kehidupan menjadi orang tua bisa memperburuk kecenderungan kenaikan berat badan karena usia yang terjadi selama beberapa tahun terakhir.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.