Mitos & Fakta Seputar Gerhana Bulan, Dimakan Naga hingga Bahaya bagi Ibu Hamil
08 November 2022 |
11:38 WIB
Gerhana bulan total (GBT) akan terjadi pada hari ini, Selasa 8 November 2022. Fenomena alam tersebut cukup langka dan menjadi yang terakhir pada tahun ini. Setelah gerhana bulan kali ini berlangsung, masyarakat baru bisa menikmati fenomena serupa pada tahun depan.
Peristiwa gerhana bulan mengacu pada fenomena astronomis di mana posisi Matahari, Bumi, dan Bulan dalam posisi satu garis lurus. Di fase tesebut, bulan akan berwarna gelap serta memiliki rona kemerahan sehingga kerap disebut dengan blood moon.
Namun, meski ilmuwan sudah menemukan berbagai penjelasan ilmiah mengenai gerhana bulan total, bahkan mampu mengetahui kapan gerhana bulan akan terjadi lagi, mitos mengenai fenomena tersebut sebagian masih dipercaya oleh banyak orang.
Dirangkum Hypeabis.id dari berbagai sumber yuk simak ulasan fakta dan mitos mengenai gerhana bulan total yang ada di dunia dalam ulasan berikut.
Baca juga: 5 Persiapan untuk Melihat Gerhana Bulan Total 8 November 2022
Mereka mempercayai bahwa makanan atau minuman yang masuk saat gerhana ke dalam tubuh mengandung energi buruk. Tapi, faktanya anggapan itu tidak disertai bukti logis yang memperkuat pandangan tersebut. Sehingga seseorang tetap bisa menikmati makanan atau minuman yang mereka inginkan selama fase gerhana berlangsung.
Faktanya, tidak ada bukti logis yang berkaitan antara ibu hamil dan fenomena gerhana bulan. Jadi, mereka masih bisa melakukan aktivitas di luar rumah selama fenomena itu terjadi. Adapun mengenai benda tajam yang dibawa, pada zaman dulu keadaan di Tanah Air masih sepi dan rawan akan adanya binatang buas, kemungkinan hal itu untuk membela diri.
Melompat ke Negeri Tirai Bambu, masyarakat di sana jga memiliki mitos yang hampir mirip. Warna merah pada saat gerhana terjadi karena naga yang haus darah dan hendak turun ke Bumi untuk memngsa manusia. Biasanya, untuk mengusir sang naga masyarakat di China akan membunyikan petasan dan membuat festival.
Faktanya, warna merah yang terjadi saat gerhana bulan terjadi karena ada mekanisme hamburan Rayleigh di atmosfer Bumi. Mekanisme hamburan juga dapat dilihat dengan mata telanjang saat Matahari terbit atau tenggelam yang mengakibatkan semburat jingga di cakrawala.
Baca juga: Cek Daftar Lokasi untuk Melihat Gerhana Bulan Total 8 November
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Peristiwa gerhana bulan mengacu pada fenomena astronomis di mana posisi Matahari, Bumi, dan Bulan dalam posisi satu garis lurus. Di fase tesebut, bulan akan berwarna gelap serta memiliki rona kemerahan sehingga kerap disebut dengan blood moon.
Namun, meski ilmuwan sudah menemukan berbagai penjelasan ilmiah mengenai gerhana bulan total, bahkan mampu mengetahui kapan gerhana bulan akan terjadi lagi, mitos mengenai fenomena tersebut sebagian masih dipercaya oleh banyak orang.
Dirangkum Hypeabis.id dari berbagai sumber yuk simak ulasan fakta dan mitos mengenai gerhana bulan total yang ada di dunia dalam ulasan berikut.
Baca juga: 5 Persiapan untuk Melihat Gerhana Bulan Total 8 November 2022
1. Tidak boleh makan dan minum
Dikutip dari NDTV, mitos mengenai gerhana bulan di India dan beberapa negara lain adalah dilarang untuk makan dan minum selama fenomena itu berlangsung. Masyarakat di India menyebut bahwa fenomena gerhana bulan dengan nama Chandra Grahan.Ilustrasi gerhana bulan (sumber Unsplash/Claudio Testa)
2. Bahaya Bagi Ibu Hamil
Di Indonesia mitos mengenai gerhana juga masih berkembang, salah satunya adalah terhadap ibu hamil, yang tidak boleh keluar rumah selama fase tersebut berlangsung. Mitos itu mengatakan bahwa ibu hamil yang melihat gerhana bulan dapat mengalami keguguran. Bahkan mereka diminta utuk membawa benda tajam untuk menghindari bahaya.Ilustrasi sumber gambar (Unsplash/Alicia Petresc)
3. Bulan Dimakan Batara Kala
Mitos mengenai gerhana bulan juga karib ditemui masyarakat Jawa. Mereka mempercayai bahwa gerhana bulan merupakan tanda datangnya Batara Kala yang memakan bulan. Dari sinilah warga kemudian akan menabuh kentongan dan lumpang untuk mengusir sang dewa waktu itu.Melompat ke Negeri Tirai Bambu, masyarakat di sana jga memiliki mitos yang hampir mirip. Warna merah pada saat gerhana terjadi karena naga yang haus darah dan hendak turun ke Bumi untuk memngsa manusia. Biasanya, untuk mengusir sang naga masyarakat di China akan membunyikan petasan dan membuat festival.
Faktanya, warna merah yang terjadi saat gerhana bulan terjadi karena ada mekanisme hamburan Rayleigh di atmosfer Bumi. Mekanisme hamburan juga dapat dilihat dengan mata telanjang saat Matahari terbit atau tenggelam yang mengakibatkan semburat jingga di cakrawala.
Baca juga: Cek Daftar Lokasi untuk Melihat Gerhana Bulan Total 8 November
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.