Istana Merdeka Jakarta (presidenri.go.id)

Simak Catatan Sejarah Penting di Balik Megahnya 6 Istana Kepresidenan Indonesia

22 August 2021   |   10:35 WIB
Image
Fajar Sidik Hypeabis.id

6.    Istana Tampak Siring


Istana ini berada di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar Pulau Bali, lebih kurang 40 kilometer dari Denpasar. Kawasan Istana ini berada pada ketinggian lebih kurang 700 meter dari permukaan laut dan memiliki curah hujan yang cukup tinggi, dan berlokasi di atas perbukitan. Oleh karena itu hawa di lingkungan Istana cukup sejuk dan cenderung dingin pada malam hari, terutama pada musim kemarau.

Istana Kepresidenan Tampaksiring merupakan satu-satunya Istana Kepresidenan yang dibangun setelah Kemerdekaan Indonesia. Pembangunannya dimulai tahun 1957 sampai dengan tahun 1960. Dalam rangka menyongsong kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV (ASEAN Summit XIV) yang diselenggarakan pada tanggal 7 sampai dengan 8 Oktober 2003.

Nama Tampaksiring berasal dari dua buah kata bahasa Bali yaitu tampak berarti ”telapak” dan siring bermakna “miring”. Konon, menurut sebuah legenda yang terekam pada daun lontar Usana Bali, nama itu berasal dari bekas tapak kaki seorang raja yang bernama Mayadenawa. Raja ini pandai dan sakti, tetapi sayangnya ia bersifat angkara muka. Raja ini juga menganggap dirinya dewa dan menyuruh rakyatnya untuk menyembahnya.

Akibat dari tabiat Mayadenawa itu, Batara Indra marah dan mengirimkan bala tentaranya untuk menghancurkan Mayadenawa. Mayadenawa pun lari masuk hutan. Agar para pengejarnya kehilangan jejak, ia berjalan dengan memiringkan telapak kakinya. Dengan begitu ia berharap para pengejarnya tidak mengenali bahwa jejak yang ditinggalkannya itu ialah jejak manusia.

Bagaimanapun, akhirnya usaha Mayadewana gagal, dan ia ditangkap oleh para pengejarnya. Namun, sebelum itu, dengan sisa-sisa kesaktiannya ia berhasil menciptakan mata air yang beracun yang menyebabkan banyak kematian para pengejarnya setelah mereka meminum air dari mata air tersebut.

Batara Indra kemudian menciptakan mata air yang lain sebagai penawar air beracun tersebut. Air penawar racun itu bernama Tirta Empul bermakna “air suci”. Kawasan hutan yang dilalui Raja Mayadenawa dengan berjalan di atas kakinya yang dimiringkan itulah yang kemudian dikenal dengan nama Tampaksiring.                                                                     
Menurut riwayatnya, Di salah satu sudut kawasan Istana Tampaksiring, menghadap kolam Tirta Empul di kaki bukit, dulu pernah ada bangunan peristirahatan milik Kerajaan Gianyar. Diatas lahannya sekarang berdiri Wisma Merdeka, yaitu bagian Istana Tampaksiring yang pertama kali dibangun.

Istana Kepresidenan Tampaksiring berdiri atas prakarsa Presiden Soekarno dimana Presiden Soekarno menginginkan adanya tempat peristirahatan bagi Presiden Republik Indonesia beserta keluarga dan juga bagi tamu-tamu negara yang berkunjung ke Bali. Pertimbangan pemilihan lokasi Tampaksiring udara yang sejuk serta letaknya yang jauh dari keramaian kota sehingga dinilai cocok bagi sebuah tempat peristirahatan.

Istana Kepresidenan Tampaksiring sejak awal berfungsi sebagai tempat peristirahatan bagi Presiden Republik Indonesia beserta keluarga dan bagi tamu-tamu Negara.
 
Editor: Fajar Sidik
1
2
3
4
5
6


SEBELUMNYA

Berat Badan Naik selama di Rumah Saja? Ikuti 4 Tips Diet Ini

BERIKUTNYA

Kelebihan Urban Farming dengan Beragam Tanaman Pangan ala Kebun Kumara

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: