Banyak komikus menampilkan karya di platform digital (Sumber gambar: pexels/ Erik Mclean)

Hypereport: Berselancar di Platform Webtoon dan Mengintip Ladang Cuan Komikus Digital

20 May 2024   |   12:58 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Digitalisasi merupakan keniscayaan yang merambah berbagai banyak sektor, termasuk novel dan komik sehingga menghasilkan beragam karya berbentuk daring. Berbagai platform digital bermunculan dan menjadi tren seiring dengan kemudahan yang ditawarkan bagi para kreator dan pembacanya.

Bagi generasi yang lahir pada 1990-1980an atau sebelumnya, kegiatan membaca karya seperti novel atau komik pada saat itu mungkin masih harus ke sejumlah toko buku atau tempat penyewaan untuk mendapatkan judul atau edisi yang diinginkan.

Berbeda, generasi kini hanya memerlukan gawai pintar atau device lainnya untuk membaca karya-karya seperti novel dan komik secara daring.

Baca juga: Hypereport: Cerita Komikus Indonesia Tertatih di Industri Komik Digital

Tidak jauh berbeda, para kreator juga memiliki saluran distribusi karya-karya yang lebih luas agar karya mereka dapat dibaca banyak orang. Kemudahan hanya salah satu faktor yang membuat karya digital begitu diminati dan membuat platform yang hadir bermunculan.    

Ghina Fianny, Lead LINE WEBTOON Indonesia menuturkan bahwa kreator dan pembaca di Indonesia memiliki minat yang tinggi dalam berkarya maupun mengakses karya di platform digital lantaran kemudahan akses yang ditawarkan.

Kreator dapat mengunggah karya mereka dengan mudah untuk menyampaikan cerita maupun mengeksplorasi visual karya yang dibuat melalui format vertikal yang tidak terikat halaman, seperti halnya komik cetak.

Para kreator memiliki berbagai kemudahan dalam menampilkan karya di platform digital lantaran fitur yang tersedia. Di LINE Webtoon misalnya terdapat platform user generated content bernama Webtoon Kanvas.

Lewat platform tersebut, setiap kreator – baik amatir maupun profesional – dapat mempublikasikan komiknya sendiri dengan leluasa. Lebih dari itu, kreator juga dapat berdialog langsung dengan para pembaca melalui fitur komen untuk mengetahui pendapatnya.

“Dari segi interaktif, format komik digital memberikan ruang interaksi antara kreator dan pembaca melalui kolom komentar untuk saling berbagi reaksi atau pendapat mengenai komik yang dipublikasikan,” ujarnya kepada Hypeabis.id.

Baca juga: Hypereport: Menilik Proses Kreatif Pembuatan Film Adaptasi Komik Digital

Selain itu, platform komik digital menawarkan kemudahan akses dan distribusi konten yang mampu menjangkau pembaca di seluruh pelosok Indonesia. Pada akhirnya, kemudahan dalam mengakses karya para kreator komik dan novel itu juga menjadi alasan minat untuk membaca komik digital cukup tinggi di Indonesia.

“Kepopuleran webtoon atau komik digital asal Korea pun mulai berkembang di antara pembaca komik Indonesia, sehingga platform komik digital, khususnya LINE WEBTOON mampu menghadirkan konten-konten yang selalu segar bagi pembaca di Indonesia,” katanya.

Produser LINE WEBTOON Indonesia Dita Hanifa mengungkapkan bahwa konten hiburan yang semakin variatif membuat komik digital harus bersaing untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat.

Jadi, tim LINE WEBTOON selalu memilih karya-karya yang digemari dan relevan dengan target pembaca. Selain tema, muatan budaya, jalan cerita, gaya gambar, dan karakterisasi juga penting untuk menjadi pertimbangan dalam proses kurasi.

“Kami pun akan menilik potensi dan kemampuan kreator dalam meramu cerita dengan cara penyampaian yang luwes untuk diterbitkan di platform LINE WEBTOON,” ujarnya.

Dia mengungkapkan bahwa kriteria karya yang sejauh ini lolos seleksi adalah memiliki premis cerita menarik serta relevan untuk target pengguna LINE WEBTOON. Selain itu, para editor juga memastikan karya tersebut memiliki potensi untuk membuat pembaca terus ingin mengikuti ceritanya setelah membaca beberapa episode awal.

Pada proses screening awal, tim editor meminta kreator untuk mengirimkan sinopsis keseluruhan serial, rencana konten per episode, konsep visual, desain karakter, serta sketsa atau storyboard tiga episode awal. Semua itu sebagai proposal untuk bahan pertimbangan untuk mengetahui apakah suatu serial akan dikembangkan atau tidak.

Ketika setuju untuk mengembangkan suatu serial, editor sebagai penanggung jawab yang membantu kreator mengembangkan serialnya akan berdiskusi secara intensif dengan kreator demi memperkuat serial tersebut – baik dari segi cerita maupun visual lewat berbagai feedback yang diberikan.

“Konten hiburan yang semakin variatif saat ini membuat komik digital pun harus bersaing untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat. Dengan begitu, prioritas tim pada tahap editorial awal adalah mengembangkan dan menerbitkan serial yang menarik sejak episode pertama sehingga pembaca akan lanjut menikmati episode-episode berikutnya,” ujarnya. 

Baca juga: Hypereport: 8 Film Hasil Alih Wahana Novel & Komik Digital Terpopuler di Indonesia

Hingga saat ini, jumlah kreator lokal di LINE WEBTOON Indonesia yang sudah menamatkan cerita maupun masih berjalan berada sekitar 200 orang dengan sekitar 250 judul yang terbit di platform perusahaan.

Kemudian, pembaca LINE WEBTOON Indonesia pada saat selalu mencari genre romantis. Lalu, disusul dengan drama dan kerajaan. Salah satu judul paling favorit saat ini adalah Serena yang sudah dibaca lebih dari 65 juta kali.

Di ranah konten komik lokal, pembaca cenderung menyukai konten komedi, slice of life, dan horor karena cerita dengan genre ini lebih terasa dekat dan relatable jika dibuat oleh komikus asli Indonesia yang lebih mengerti kultur lokal.

“Beberapa konten lokal populer di antaranya adalah WEE!!! Karya Amoeba UWU, serial horor Peculiar Dream karya Nan Nan, Pasutri Gaje karya Annisa Nisfihani, Rumor Has It karya Noey, dan masih banyak karya lainnya,” paparnya.


Hak Cipta

Selain langkah tim memastikan konten karya dari kreator yang menarik dan sesuai dengan target pembaca, promosi menjadi langkah penting lain guna membuat komik digital yang dibuat mendapatkan perhatian dari masyarakat.

Ghina mengungkapkan bahwa promosi dilakukan oleh platform pada saat ini terhadap karya-karya kreator asal Indonesia adalah memaksimalkan melalui media sosial. Bukan tanpa alasan, para target pembaca LINE WEBTOON adalah pengguna setia sosial media.

Lewat Instagram dan X, tim LINE WEBTOON membuat pos dengan tema yang relatable - terutama untuk kalangan pembaca. Selain itu, tim juga aktif dalam pembuatan video TikTok yang sekarang telah digunakan oleh berbagai macam kalangan agar menarik lebih banyak pembaca untuk karya-karya kreator Indonesia,” katanya. 

Baca juga: Hypereport: Novel Digital Bikin Pengembangan IP Sebuah Karya Jadi Lebih Kuat

Tidak hanya promosi, manajemen juga juga berupaya melakukan pembatasan penggunaan screenshot di tiap perangkat sebagai bagian dalam menghargai karya kreatif dari seluruh kreator. Platform membuat episode-episode yang masih terkunci tidak dapat di-screenshot, sehingga penyebarluasannya bisa dibatasi.

“Untuk episode yang telah terbuka, setiap kali pembaca akan melakukan screenshot akan ada watermark LINE WEBTOON di ujung bawah kanan gambarnya. Kami pun dapat mendeteksi pengguna yang menyalahgunakan fitur tersebut dan dapat membekukan akun jika terbukti melakukan pembajakan,” katanya.

Dia mengungkapkan bahwa tim Naver WEBTOON memiliki anti-piracy team. Jika ada pembajakan terhadap karya digital, manajemen segera melaporkan pembajakan kepada tim tersebut untuk ditindaklanjuti.


Pendapatan Kreator Webtoon

Pada saat ini, umumnya, kreator di Line Webtoon mendapatkan pembayaran bulanan dari setiap episode yang diterbitkan. Kemudian, kreator juga mendapatkan pembagian keuntungan dari penjualan episode berbayar yang dihitung setiap bulannya.

Di luar pendapatan tersebut, para kreator memiliki peluang untuk mendapat bagi hasil dari program iklan jika kreator berpartisipasi.

Bagi penulis Heri Hendrayana Haris atau yang dikenal dengan nama pena Gol A Gong, platform digital membuat pilihan untuk mendistribusikan karya menjadi luas. Keberadaan mereka membuat penulis juga dapat mempublikasikan karya selain saluran nondigital.

Pria yang juga pernah menulis untuk salah satu platform digital itu mengungkapkan bahwa kemunculan platform digital tidak lepas dari perubahan dan perkembangan yang ada dalam kebudayaan. “Sekarang era digital, maka manusia beradaptasi,” ujarnya.

Pria yang menjadi duta baca Indonesia 2021–2025 itu mengungkapkan bahwa karya digital dapat menjadi solusi untuk meningkatkan minat orang berkarya terlepas dari pro dan kontra yang mengiringinya.

Dia menuturkan bahwa platform digital dapat mendorong orang-orang yang tidak lahir dari sistem akademi dan kerap belajar sendiri atau lewat cara non akademis untuk berkarya. Pada saat ini, beberapa penulis yang dikenal dan berkarya lewat platform digital tercatat telah memiliki penghasilan yang cukup.

Baca juga: Hypereport: Komik Digital Paling Populer di Indonesia

Penulis novel Balada Si Roy itu mengungkapkan para kreator yang berkarya dengan memanfaatkan platform digital memiliki kebebasan lantaran ada yang dapat mengunggah sendiri karya yang dibuat dan bebas menentukan segmen.

Mereka yang berkarya di platform digital seperti itu perlu memperbaiki swasuntingnya. Meskipun begitu, beberapa platform memiliki tim yang mengkurasi karya sebelum dirilis. Namun, tidak jarang keberadaanya membuat ruang gerak menjadi lebih sempit.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

5 Istilah yang Wajib Diketahui Kolektor Sneaker Pemula

BERIKUTNYA

Diet Karnivor, Tren Kesehatan yang Menuai Kontroversi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: