Ilustrasi Komik Luar Negeri (Sumber Gambar: Unsplash/waldemar)

Dari Hobi Jadi Cuan, Kisah Sukses Komikus Muda Indonesia

20 June 2024   |   13:30 WIB
Image
Enrich Samuel Mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta

Industri komik Indonesia mulai bangkit beberapa tahun belakangan. Uniknya, saat ini banyak pelaku karya komik, merupakan anak muda dengan kategori millenial dan gen Z. Beragam cara kreatif mereka lakukan untuk menciptakan karya yang masuk di pembaca.

Muhammad Eriq Adinugraha (26) asal Depok, adalah salah satu komikus lokal muda. Komik “Teman Rasa Pacar” yang mendapat 54,4 Juta pembaca merupakan karya orisinalnya pada 2019. Komik ini mengangkat kejadian sehari-hari dari dua mahasiswa yang sudah bersahabat sejak kecil. Beberapa karya Eriq lainnya adalah Trouble Maker, Dark Spirit, dan Baper Dikit, Gak Ngaruh!.

Baca juga: Hypeprofil Komikus Is Yuniarto: Setia Menghidupkan Komik Wayang dengan Sentuhan Kekinian

Menjadi seorang komikus sendiri ternyata mampu mendatangkan pundi-pundi rezeki pada angka yang lumayan. Hal ini tidak lain juga disebabkan oleh sistem kerjasama yang baik antara Platform Baca Komik dan Komikus itu sendiri.

“Untuk pendapatan dari karya saya, pihak Line Webtoon sendiri membayar komik per-chapter yang rilis, dan dalam sebulan sudah diatas UMR, jadi cukup worth untuk terus diperjuangkan,” tutur Eriq sembari tertawa. 

Fakta menariknya, Eriq adalah seorang manajer pemasaran sebuah pusat kebugaran olahraga serta lulusan jurusan periklanan. Pria asal Kota Depok ini kerap kali mengisi acara sebagai narasumber pada event Komik seperti, INACON, Comic Frontier, Pesta Komik Bandung, dan Comipara Jogja.

Dalam mencapai titik tersebut, awalnya Eriq memang merupakan seorang penyuka komik. Sejak duduk di bangku kelas tiga SMP, dirinya aktif dalam komunitas pencinta komik. Motivasinya hingga memutuskan untuk menerbitkan komik disebabkan oleh rasa kompetisi terhadap teman komikusnya dan juga karya lain yang mampu menciptakan cerita menarik.

“Pada tahap itu rasanya ada sesuatu yang kurang pada diri saya, karena tidak melanjutkan hal yang saya sukai, seperti kehilangan jati diri. Ketika membaca karya sesama komikus, saya merasa dapat menciptakan hal yang lebih,” ucap Eriq.

Eriq juga memberitahukan bahwa modal menjadi seorang komikus  yaitu dengan tools yang memadai. Seperti tablet, laptop beserta graphic tablet-nya. Namun, riset menjadi yang utama karena menurutnya Komikus tidak bisa membuat cerita yang menarik tanpa riset. Untungnya terdapat beragam pelatihan bagi anak muda yang tertarik menjadi komikus.

“Ada cukup banyak pelatihan untuk menjadi komikus, bentuknya bervariasi dari bootcamp intensif sampai online class. Tapi yang saya lihat mayoritas komikus justru belajar menjadi komikus karena bergaul di komunitas,” kata Eriq.

Hal ini terjadi karena beberapa orang membuat projek komik bersama lalu saling memberi feedback. Eriq mengungkapkan dirinya termasuk kategori tersebut yang belajar membuat komik dari teman satu circle.

Salah seorang pemuda asal Bandung dengan nama pena Benishoga (25) juga merupakan komikus, dengan karya “Apple to Orange”. Benishoga memulai karirnya pada  2021 setelah lulus dari bangku kuliah dengan jurusan seni rupa. Komik Apple to Orange juga mendapatkan penghargaan sebagai manga pendatang baru terbaik ketiga pada tahun 2023 dari Mangaplus.

Saat ini dirinya juga sudah merilis Volume pertamanya dari seri Apple to Orange. Profesi komikus juga membawanya dalam kondisi yang baik bahkan mencukupi kehidupannya sehari-hari.

“Saat ini, Total pendapatan saya sudah jauh melampaui kebutuhan keluarga. Salah satu kebanggaan terbesar saya adalah mampu membeli mobil secara tunai. Hal ini didapat dari karya orisinal, dan juga mengerjakan komik komisi untuk klien,” jelas Benishoge.

Awalnya motivasi yang membawa pria ini adalah komik Naruto yang dibacanya saat berada di sekolah dasar. Benishoge berkeinginan untuk dapat menciptakan komik besar seperti karya dari Masashi Kishimoto. Hal tersebut dilanjutkan lewat latihan menggambar sampai lulus SMA. Di lain pihak faktor utamanya untuk menyejahterakan keluarganya yang berada pada golongan menengah kebawah.

Dalam mencari inspirasi, dia menuturkan bahwa segala sesuatunya didapat dengan memperhatikan hal kecil serta besar dalam kejadian sehari-hari.

“Inspirasi bisa datang dari pemikiran, keresahan, ketertarikan, dan lain sebagainya. Saya selalu berusaha mengangkat cerita yang saya dapat pahami, rasakan, dan mengerti sepenuhnya agar pesan yang ingin saya sampaikan kepada pembaca menjadi lebih jelas dan bermakna,” tutur Benishoge.

Kedua pemuda ini juga menyatakan bahwa untuk menjadi seorang komikus tidak diperlukan sertifikasi. Gelar komikus dapat diperoleh dengan merilis komik orisinalnya secara resmi yang merupakan karya sendiri.

Sedikit berbeda dengan Eriq, Benishoge merasa bahwa modal yang diperlukan dari menjadi komikus adalah minat yang besar. Baginya tanpa kecintaan yang mendalam terhadap dunia komik, tidak akan ada karya yang tercipta. Hal ini menunjukan bahwa anak muda mampu untuk memperkenalkan karyanya sampai ke seluruh dunia.

Baca juga: Hypereport: Berselancar di Platform Webtoon dan Mengintip Ladang Cuan Komikus Digital

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Tiket Konser Solo Doyoung NCT di Jakarta Dijual Lebih Dulu untuk NCTzen

BERIKUTNYA

Link Streaming Piala EURO 2024 Jerman vs Hungaria 19 Juni 2024

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: