Ilustrasi televisi (Sumber gambar: Unsplash/Ajeet Mestry)

Hypereport: Riwayat Panjang Reality Show dan Variety Show Televisi Indonesia

26 February 2024   |   13:40 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Muncul dan berkembangnya program variety show dan reality show di Indonesia memiliki riwayat yang panjang. Sejak stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) pertama berdiri pada 1962, hingga sekarang program acara hiburan televisi terus berkembang mengikuti zamannya.

Variety show adalah program acara televisi yang mengombinasikan berbagai format sekaligus, seperti talk show, magazine show, kuis, music concert, drama, atau situasi komedi. Program ini biasanya akan dipandu pembawa acara dalam sebuah pertunjukan siaran langsung maupun siaran rekaman.

Adapun reality show adalah suatu acara yang menampilkan realitas kehidupan seseorang, disiarkan melalui jaringan televisi, sehingga bisa ditonton khalayak luas. Reality show secara istilah juga berarti pertunjukan yang asli, tidak direkayasa, dan tidak dibuat-buat. Kejadiannya diambil berdasarkan keseharian dan realitas yang semestinya.

Baca juga: 
> Hypereport: Menyajikan Cerita Kreatif & Menarik Guna Menyedot Penonton

> Hypereport: Popularitas & Perkembangan Program Reality Show Adaptasi Luar Negeri 
> Hypereport: Tangan Dingin di Balik Program Variety Show Legendaris Televisi Indonesia
> Hypereport: Deretan Acara Sportainment Paling Populer di Indonesia

Di Indonesia, program variety show mulai mencari bentuk-bentuk terbaiknya sejak TVRI masih menjadi satu-satunya stasiun televisi yang mengudara di Indonesia. Pada periode 1969 misalnya, mulai muncul tokoh-tokoh penting, seperti Ani Sumadi, yang kemudian menjadi bagian penting dalam dunia variety show Indonesia.

Sejak 1969, Ani Sumadi telah membuat program acara televisi di TVRI bernama Silent Quiz dan menjadi pelopor acara kuis di Indonesia. Dia juga adalah orang kreatif di balik kemunculan program lain, seperti Gita Remaja, Aksara Bermakna, hingga Tak Tik Boom.

Namun, tentu saja, program paling prestiusnya adalah kuis Berpacu Dalam Melodi (BDM) yang menjadi begitu populer di TVRI pada dekade 1980-an. Berpacu Dalam Melodi adalah acara kuis ciptaannya yang bertema musik dan terus diproduksi ulang hingga periode sekarang.

Oleh karenanya, Berpacu Dalam Melodi bisa dibilang sebagai acara kuis terpanjang di Indonesia, meski pada kenyataannya memang tidak selalu berkesinambungan satu dengan yang lainnya.

Kuis Berpacu Dalam Melodi pertama kali hadir di TVRI pada rentang 1988-an. Koes Handratmo adalah pembawa acaranya, sedangkan Ireng Maulana mengawal musiknya. Keduanya saling padu menciptakan keseruan dari para peserta yang mencoba ikut bermain di kuis ini.

“Berpacu dalam melodi…,” begitu Koes Hendratmo berucap setiap kali mengawali lagu apa yang harus ditebak oleh peserta. Lalu, Ireng Maulana dengan cekatan akan langsung memimpin bandnya memainkan sebuah lagu yang menjadi pertanyaan kuis tersebut.

Keseruan dari program Berpacu Dalam Melodi adalah gabungan dari banyak faktor. Pembawa acara dan pengiring musik yang seru jadi salah satunya. Namun, peran Ani Sumadi yang menciptakan permainan seru tentu tak boleh juga dipinggirkan. Lewat berbagai keseruan yang diciptakannya, dia juga kemudian dikenal sebagai Ratu Kuis Indonesia.

Kuis Berpacu Dalam Melodi akan dibagi ke dalam beberapa sesi sesuai dengan jenis permainan. Dari menebak judul lagu yang dimainkan homeband, melanjutkan lirik, menebak lirik dari gaya, dan masih banyak lagi.

Hal ini kemudian membuat kuis Berpacu Dalam Melodi menjadi begitu eksis dan digemari. Setelah sukses di TVRI, Berpacu Dalam Melodi sempat diproduksi ulang dan tayang berbagai stasiun televisi lain, seperti Metro TV, Trans 7, INews, hingga Net TV.
 

Ilustrasi televisi (Sumber gambar: Unsplash/Albert Dehon)

Ilustrasi televisi (Sumber gambar: Unsplash/Albert Dehon)


Variety Show Kian Semarak
Seusai dekade 80-an selesai, era 1990-an dan awal 2000-an program televisi juga makin menemukan ketenarannya. Terlebih, pada masa-masa ini, televisi masih menjadi media utama masyarakat mengakses hiburan.

Kesuksesan program variety show dan reality show juga membuat stasiun televisi swasta, yang baru berdiri juga pada awal 90-an, berlomba menciptakan acara serupa.

Misalnya, RCTI pada 1991 membuat program variety show dengan konsep situasi komedi berjudul Lenong Rumpi. Tak butuh waktu lama, lawakan dan banyolan khas kesenian Betawi itu pun sukses menghibur penonton televisi Indonesia.

Lenong Rumpi yang didirikan oleh Harry de Fretes dan dianggotai Debby Sahertian, Ira Wibowo, Titi DJ, Robby Tumewu, Jimmy Gideon, Ade Juwita, Inggrid Widjanarko, pada mulanya adalah sebuah grup yang manggung dari satu tempat ke tempat yang lain.

Kepopuleran mereka di panggung offline dilirik oleh produser televisi dan menawarkan mereka sebuah program. Lenong Rumpi pun menjadi sebuah brand yang besar. Popularitasnya di televisi juga menyeret mereka pada berbagai ruang kreatif lain, dari menjadi bintang iklan sampai bermain film.

Pada dekade 2000-an awal, program variety show bertajuk Siapa Berani juga menjadi salah satu yang melegenda. Program yang diciptakan Helmy Yahya dan tayang di Indosiar ini juga begitu populer pada masanya.

Bahkan, program ini juga terus diproduksi ulang setelahnya. Pada 2009, RCTI memunculkan kuis ini lagi, lalu pada 2011 giliran ANTV mencoba menghidupkan program ini, TVRI pun melakukan hal sama pada 2018-an.

Kuis Siapa Berani juga pernah mendapatkan penghargaan rekor MURI karena berhasil mengumpulkan sekitar 750.000 peserta selama lebih dari 750 episode. Program ini juga memperoleh penghargaan Panasonic Award tahun 2001 dan juga 2002 dalam kategori kuis dan game show favorit.

Helmy Yahya yang juga menjadi pembawa acara ini bersama Alya Rohali berhasil membawakan program ini dengan baik. Bukan hanya menambah wawasan lewat kuis-kuis bertema ilmu pengetahuannya, mereka juga aktif mengasah kreativitas para pesertanya. Meski tayang pada pagi hari, kuis Siapa Berani tetap mendapatkan rating yang tinggi kala itu.

Tak hanya diisi oleh program dari lokal, televisi Indonesia juga mulai meramu acara TV dari brand franchise dengan berbagai penyesuaian. Salah satu yang cukup populer adalah kuis Who Wants to Be a Millionaire.

Kuis yang juga sukses di negara asalnya, yakni Britania Raya, rupanya juga cocok dengan penonton Indonesia. Tak mengherankan jika format acara yang telah dilisensikan ke banyak stasiun televisi di lebih dari 100 negara itu bisa terus eksis. Saking populernya, kuis ini pun diangkat dalam film Bollywood, Slumdog Millionaire (2008). 

Kuis yang ikonik dengan hadiah mencapai Rp1 miliar itu sebenarnya cukup sederhana. Peserta hanya tinggal duduk manis di kursi panas. Dia akan diminta menjawab 15 pertanyaan pilihan ganda. Jika tak bisa menjawab, peserta bisa memilih tiga bantuan, yakni 50:50 (eliminasi 2 jawaban), ask the audience (meminta bantuan penonton studio), dan call a friend (menelepon orang kepercayaannya).

Setelahnya, program acara adaptasi ini makin beragam, dari kemunculan MasterChef, Indonesian Idol, X Factor Indonesia, Indonesia's Got Talent, Take Me Out Indonesia, Hell's Kitchen Indonesia, hingga The Apartment Indonesia.

Program acara lokal juga terus muncul beriringan dengan berbagai perkembangan yang ada. Bahkan, sempat memunculkan sebuah tren baru, seperti pada dekade 2013-an, ketika acara Yuk Keep Smile (YKS) mulai populer.

Program acara sahur yang cukup banyak menampilkan joget-jogetan itu banyak diadopsi oleh stasiun televisi di Indonesia dengan berbagai pembaharuan. Meski kemudian memang selalu ada pro dan kontra, tetapi kepopuleran format acara ini memang jadi sesuatu yang tak terbantahkan.

Kendati demikian, setiap tahunnya, program variety show dan reality show di Indonesia memang terus mengalami perbaikan. Dalam Riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Indonesia pada 2022, siaran variety show mengalami kenaikan angka yang baik.

Riset oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) itu mengungkap program variety show telah memeroleh angka 3,2. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang signifikan dalam pengelolaan variety show di lembaga penyiaran.

Baca juga: Hypereport: Menggali Kembali Harta Karun Warisan Budaya

Sebab, dalam riset sebelumnya yang dikeluarkan pada 2017, program siaran variety show selalu berada di bawah nilai indeks berkualitas, bersama infotainment dan sinetron. Kendati demikian, program variety show memang masih mendapatkan beberapa catatan untuk terus diperbaiki.

"Adegan bullying, kekerasan atau candaan seperti memasukkan orang ke bagasi mobil yang tampil di variety show, adalah bagian dari pola-pola yang memaksa otak kita untuk menerima itu sebagai hal yang lumrah," ujar Komisioner KPI Pusat Nuning Rodiyah, dikutip Hypeabis.id dari laman KPI. 

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

5 Pelajaran Penting dari Anthony Bourdain tentang Kuliner & Traveling

BERIKUTNYA

Masih Ada Kuota, Cek Cara Pesan Tiket Kereta Api Periode Lebaran 2024

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: