Indonesian Idol adalah salah satu program pencarian bakat adaptasi dari luar negeri. (Sumber gambar: Fremantle Indonesia)

Hypereport: Popularitas & Perkembangan Program Reality Show Adaptasi Luar Negeri

25 February 2024   |   23:05 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Industri hiburan terus berevolusi seiring berkembangnya teknologi. Beragam acara terus bermunculan untuk menghibur para pemirsanya. Di antara sederet jenis acara, program reality show dan variety show memiliki tempat tersendiri bagi para penikmatnya. Program ini pun terus hadir dalam bentuk maupun medium yang baru.

Reality show atau acara realitas adalah genre acara televisi yang menggambarkan adegan seakan-akan benar-benar terjadi tanpa adanya skenario. Acara ini biasanya diisi oleh pemain berlatar belakang khalayak umum biasa bukan artis atau figur publik.

Sementara variety show atau acara varietas adalah ragam seni atau hiburan yang terdiri dari berbagai pertunjukan, utamanya pertunjukan musik dan komedi sketsa, dan biasanya dipandu oleh pembawa acara. 

Baca juga laporan terkait: 
Hypereport: Tangan Dingin di Balik Program Variety Show Legendaris Televisi Indonesia 
Hypereport: Deretan Acara Sportainment Paling Populer di Indonesia

Di Indonesia, ada banyak program reality dan variety show yang merupakan franchise atau waralaba dari luar negeri. Beberapa judul program itu seperti MasterChef, Indonesian Idol, X Factor Indonesia, Indonesia's Got Talent, Take Me Out Indonesia, Hell's Kitchen Indonesia, dan The Apartment Indonesia.

Rumah produksi yang menggagas sederet program tersebut ialah Fremantle, salah satu produser program televisi terbesar di dunia yang telah tersebar di 26 negara. Di Indonesia, Fremantle hadir di bawah badan hukum PT Dunia Visitama Produksi yang telah beroperasi sejak 1995. Tak hanya berkiprah di televisi, Fremantle juga kini menghadirkan banyak program bervariasi untuk platform over the top (OTT) dan video on demand (VOD).

Anet Fernandez, Communication Executive Fremantle, mengatakan program franchise reality dan variety show adaptasi luar negeri di Indonesia masih cukup signifikan dan terus mengalami perkembangan yang pesat. Faktor utamanya ialah lantaran program-program itu sudah mempunyai rekam jejak di negara lain, sehingga pihaknya dengan mudah mendapatkan key learnings dari apa yang sudah dilalui oleh tim produksi program dari negara lain.

"Program franchise juga hadir dengan format points dan bible yang sifatnya baku tapi sangat membuka peluang bagi kami untuk memberikan sentuhan lokal untuk dapat lebih dinikmati oleh pemirsa di Indonesia," katanya kepada Hypeabis.id.
 

Family 100. (Sumber gambar: Fremantle Indonesia)

Family 100. (Sumber gambar: Fremantle Indonesia)

Dia menjelaskan selama beroperasi hampir tiga dekade, Fremantle Indonesia telah memproduksi sebanyak 90 judul program yang terdiri dari 63 judul program TV dan 27 judul program berbasiskan media digital. Dari seluruh judul tersebut, Family 100 disebut menjadi program televisi favorit pemirsa Tanah Air lantaran selalu berhasil meraih capaian rating dan share di atas rata-rata.

Selain itu, program pencarian bakat seperti Indonesian Idol dan X Factor Indonesia juga masih diminati oleh pemirsa dan pencinta musik di Indonesia, yang sekaligus menjadi tempat lahirnya sederet talenta berbakat seperti Judika, Lyodra, Marion Jola, Mahalini, Tiara Andini, Ziva Magnolya, dan masih banyak lagi. 

Sementara untuk program digital, podcast true crime story “Lenyap” yang hadir di Spotify mendapatkan perhatian khusus oleh masyarakat Indonesia, dengan kemampuannya untuk bertahan di Top 100 Podcast pada peringkat Spotify hingga saat ini. Selain itu, ada pula channel YouTube Daniel Mananta Network yang mampu meraih subscribers melebihi angka 2 juta dalam waktu 3 tahun semenjak hadir pertama kali pada 2022. 
 

Proses Adaptasi

Anet menjelaskan untuk menghadirkan program reality atau variety show televisi di Indonesia, biasanya pihaknya melakukan analisa kebutuhan jenis program bagi pemirsa di Tanah Air terlebih dahulu. Pendekatan lain ditempuh dengan menganalisa sebuah program yang sedang menjadi top of mind di luar negeri, dan kemungkinannya untuk diadaptasi di Indonesia dengan memperhitungkan faktor sosial budaya yang ada.

Setelah melalui proses pengembangan dasar untuk menjadikannya program yang dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia, Fremantle Indonesia nantinya akan mencari partner stasiun TV yang mempunyai ketertarikan dan kepercayaan untuk dapat menghadirkan program tersebut sebagai salah satu acara baru. 

"Sistem kerjasama sifatnya bervariasi, tetapi pada dasarnya kami memproduksi acara televisi tersebut bersama-sama dengan tim produksi dari stasiun televisi yang kemudian mendapatkan hak siar untuk periode waktu tertentu," jelasnya.

Dia juga memaparkan dalam menghadirkan franchise reality atau variety show adaptasi luar negeri di Indonesia, pihaknya melakukan proses adaptasi yang cermat untuk memastikan bahwa konten tersebut sesuai dengan selera dan kebutuhan pasar lokal dari segi faktor sosial dan budaya.

"Sejauh ini, proses adaptasi telah menjadi kunci keberhasilan kami dalam menyajikan acara-acara yang sukses di Indonesia," terangnya. 

Baca juga: Hypereport: Merawat Warisan Intelektual Lewat Restorasi Film Lawas
 

Super Deal Indonesia. (Sumber gambar: Fremantle Indonesia)

Di tengah perkembangan teknologi digital dan persaingan konten yang semakin ketat, kata Anet, pihaknya memiliki beberapa strategi untuk tetap menarik perhatian pemirsa yang luas.

Salah satunya ialah dengan membentuk Department Development di Fremantle Indonesia yang bertanggung jawab untuk bukan saja melahirkan konsep dan terobosan baru, tetapi juga mempelajari dan menganalisa eksistensi dari program-program mereka untuk tetap relevan bagi pemirsa.

"Promosi dan interaksi modern juga kami laksanakan dengan memanfaatkan platform digital dan media sosial, serta mengisinya dengan konten-konten menarik untuk memastikan bahwa program-program kami akan selalu menjadi top of mind," jelasnya.

Tidak berhenti disitu, Fremantle Indonesia juga telah meluaskan jangkauan ke medium baru (new media) dengan menghadirkan konten-konten yang sifatnya on-demand. Misalnya, drama serial Klub Kecanduan Mantan yang hadir di Netflix, The Bachelor Indonesia yang tayang di HBO, dan Takeshi Castle yang dapat ditonton di Prime Video.

Diversifikasi konten Fremantle juga termasuk dalam bentuk audio podcast atau siniar, dengan judul-judul unggulan seperti "Lenyap", "Batman Bangkit", "Hypebestie", dan banyak lagi yang tersedia di Spotify.

"Kami terus berupaya untuk menghadirkan konten yang beragam dan menarik di berbagai platform agar dapat dinikmati oleh pemirsa dengan cara yang paling efektif dan relevan," ujarnya

Anet pun memastikan pihaknya akan terus menghadirkan konten-konten yang berkualitas dan beragam, serta memperkaya portofolio dengan berbagai program yang dapat menghibur dan menginspirasi pemirsa di Indonesia.

Dalam waktu dekat, Fremantle Indonesia akan meluncurkan kembali acara komedi improvisasi legendaris "Akhirnya Datang Juga", yang akan tayang perdana pada tanggal 26 Februari di GTV. Tak lama berselang, rumah produksi itu juga akan memperkenalkan format original game show yang telah dikembangkan di Indonesia, yang direncanakan akan tayang pada bulan April di MNCTV.

Termasuk, menghadirkan kembali program pencarian bakat populer yaitu Indonesian Idol, serta program-program lain yang datang dari genre game show, drama dan dating show. Anet mengatakan program-program tersebut merupakan upaya pihaknya untuk terus melakukan pengembangan berbagai konsep yang menarik dan inovatif, baik untuk program adaptasi maupun program original. 
 

Reality Show sebagai Gerbang Karier

Sederet program reality show yang ada tak hanya memberikan hiburan dan informasi kepada pemirsanya, melainkan juga benefit bagi pesertanya. Terbukti, banyak figur publik dari berbagai bidang yang melejit namanya berkat menjalani program reality show seperti ajang pencarian bakat. Ajang tersebut laiknya gerbang pembuka bagi karier mereka di berbagai bidang seperti musik ataupun kuliner.
 

v

Chef Jordhi Aldyan. (Sumber gambar: Jordhi Aldyan/Instagram)

Hal tersebut diakui oleh Jordhi Aldyan, salah satu peserta MasterChef IndonesiaSeason 6. Menurutnya, pengalaman yang didapatkan selama mengikuti ajang kompetisi memasak itu menuntunnya untuk menekuni karier sebagai kreator konten di bidang kuliner.

Melalui akun Instagram dan TikTok pribadinya, Jordhi kerap membuat beragam konten menarik seputar kuliner, mulai dari resep dan cara membuat masakan, ulasan restoran dan kafe, hingga hack resep menu praktis yang mudah diikuti pengikutnya. 

Jordhi bercerita awal mula dirinya ikut di ajang MasterChef berkat dorongan temannya untuk mengikuti acara kompetisi memasak populer itu. Sebagai mahasiswa jurusan Tata Boga di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (sekarang Politeknik Pariwisata NHI Bandung), dia memang sering ikut lomba memasak.

Dengan dorongan dari teman, dia lantas tertarik untuk ikut MasterChef. Terlebih, di musim sebelumnya, banyak alumni kampusnya yang ikut dalam ajang yang dipandu oleh Chef Juna itu. Setelah menjalani serangkaian audisi di Kota Bandung, Jordhi akhirnya lolos masuk ke galeri MasterChef Indonesia (MCI) dengan 27 peserta lainnya. 

Selama berada di galeri MCI, Jordhi menjelaskan dia harus melakoni dua challenge atau tantangan memasak setiap episode-nya. Tantangan pertama dilakukan untuk mencari pemenang dengan makanan terbaik, sementara tantangan kedua dilakoni untuk mencari peserta dengan makanan terburuk yang nantinya bakal masuk ke pressure test atau babak penentuan eliminasi peserta.

“Ini acara enggak ada setting-an sama sekali, enggak ada skrip yang harus kita baca atau hafalin. Misalnya Challenge Mystery Box itu juga kita sama sekali enggak tahu isinya apa. Tapi memang acaranya sudah diarahkan oleh kru,” terangnya.

Jordhi menilai ada perbedaan antara acara MCI versi yang tayang di luar negeri dengan yang di Indonesia. Menurutnya, MCI di luar negeri memang hadir sebagai acara kompetisi memasak yang sangat ketat dalam hal penilaian masakan, sedangkan di Indonesia, masih lebih dikemas sebagai acara kompetisi memasak yang menghibur.

Meski demikian, katanya, semua peserta yang lolos di galeri MCI tetap memiliki latar belakang kemampuan memasak, alih-alih menghadirkan peserta yang terlalu amatir dalam bidang kuliner. Hanya, profil peserta yang ditonjolkan dalam acara memang cenderung dari sisi latar belakang profesi. 

“Kalau untuk aku personal, nama MasterChef Indonesia itu cukup punya impak untuk karier aku. Karena ternyata image-nya [MC] juga sekuat itu di masyarakat. Aku menjadikan MasterChef ini sebagai platform untuk lebih maju,” ucapnya.

Baca juga: 5 Alasan Variety Show Apartment 404 Menarik Untuk Ditonton

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Rekomendasi Gim Simulator di Ponsel, Cocok Usir Rasa Bosan

BERIKUTNYA

Hypereport: Menyajikan Cerita Kreatif & Menarik Guna Menyedot Penonton

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: