Wawancara Khusus Fair Director Art Jakarta Gardens Tom Tandio: Pasar Seni di Indonesia akan Tumbuh Masif
Tom Tandio, Fair Director Art Jakarta Gardens tak bisa menutupi kegembiraannya. Art Jakarta Gardens 2022 yang dihelatnya sukses besar. Karya-karya seni yang dijajakan oleh para galeri pada ajang itu, sold out diborong oleh para kolektor. Kini, Tom pun bersiap untuk mengulang kesuksesan tahun sebelumnya.
Pada tahun ini, atas dorongan dari para galeri dan seniman, Tom diminta untuk menggelar kembali Art Jakarta Gardens pada tahun ini. Mereka tampak puas dengan hasil jualan karya seni di Art Jakarta Gardens edisi pertama.
Baca juga: Pasar Seni Menggeliat, CGartspace Jual Puluhan Karya di Art Jakarta 2022
Gayung bersambut, Tom pun memenuhi permintaan mereka. Art Jakarta Gardens kembali digelar pada tahun ini. Sebetulnya, Tom bersama timnya merancang Art Jakarta Gardens awalnya sebagai event pop-up (temporer). Bukan ajang tahunan seperti Art Jakarta yang berlangsung di Jakarta Convention Center.
Jika melihat antusiasme para galeri untuk kembali berpameran, sebagai penyelenggara, Tom optimistis Art Jakarta Gardens 2023 bakal lebih menyemarakkan pasar seni di Indonesia pada tahun ini. Berbagai program dan acara telah disiapkan oleh timnya agar ajang kali ini terasa lebih spesial.
Dalam skala yang lebih luas, di mata Tom, Art Jakarta Gardens 2022 telah menjadi pemantik bergeliatnya pasar seni di Indonesia. Menurutnya, selepas gelaran tersebut, para pelaku seni, baik itu galeri maupun seniman, tak ragu lagi menggelar pameran seni secara luring.
Kepada Hypeabis.id, Tom bercerita panjang lebar soal keberhasilan ART Jakarta Gardens, baik itu edisi perdana maupun edisi tahun ini. Termasuk, pandangannya terhadap pasar seni rupa di Indonesia saat ini. Dalam perspektifnya, dia melihat ada tren baru yang muncul di pasar seni rupa dalam negeri. Seperti apa? Berikut petikan obrolan kami.
Boleh diceritakan, bagaimana capaian Art Jakarta Gardens 2022?
Sebenarnya, ajang itu hanya pop up digelar sekali pada 2022. Acara ini dihelat ini untuk membantu, serta mendorong para seniman dan galeri kembali ke pasar seni. Namun, respons dari mereka sangat bagus. Kami mendapat laporan dari para galeri bahwa penjualan mereka moncer. Mereka merasa puas dapat ambil bagian dai Art Jakarta Gardens. Saking bagusnya, mereka sampai minta kami untuk menggelar acara ini kembali.
Jika dilihat Art Jakarta Gardens dengan konsep yang diusungnya, semacam menjadi inovasi di pasar seni, yang masih belum pulih sepenuhnya akibat pandemi Covid-19. Bagaimana Anda melihat hal tersebut?
Ya betul. Sebelum Art Jakarta Gardens 2022, sebenarnya seniman dan galeri ingin berpameran. Terutama di Jakarta. Namun, mereka masih bimbang karena kondisi pasar saat itu belum bagus. Hal ini merupakan imbas dari pandemi Covid-19. Para galeri berpikir semua orang pasti bakal mengirit. Artinya belanja barang seni pun kemungkinan akan tertahan.
Ternyata, setelah kami menggelar Art Jakarta Gardens 2022, anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Fakta di lapangan, pasar seni justru bergairah. Banyak juga orang yang membeli karya seni. Setelah acara itu, para galeri pun makin pede untuk menggelar pameran-pameran seni.
Dari sudut pandang sebagai penyelenggara acara, kami merasa Art Jakarta Gardens telah berkontribusi untuk memulihkan pasar seni rupa di Indonesia.
Baca juga: Belum Pulih Sepenuhnya, Pasar Seni Gigih Berupaya Bangkit
Bagaimana tantangannya menggelar acara di tengah kebijakan pembatasan masih berlaku?
Waktu itu, kami memang bingung mengatur pengunjung. Hal ini karena ketentuan pembatasan pengunjung acara terkait pandemi. Kebanyakan pengunjung salah. Kekurangan juga salah. Akan tetapi, kami terus berjalan dengan mengikuti aturan yang berlaku.
Kami tidak menyangka jika tiket Art Jakarta 2022 sold out. Total hampir 10.000 dalam delapan hari gelaran.
Kalau boleh tahu berapa nilai transaksi selama gelaran berlangsung?
Terkait hal itu (transaksi penjualan) ada pada galeri masing-masing. Sebagai penyelenggara, kami tidak memegangnya. Namun, berdasarkan laporan mereka penjualannya itu di luar ekspektasi. Mereka tidak yakin sebelumnya bahwa pasar seni bakal balik pulih.
Sebenarnya, betul enggak sih, kalau Art Jakarta Gardens 2022 memang didesain untuk mempromosikan Art Jakarta 2022 di Jakarta Convention Center (JCC)?
Tujuan kami menggelar Art Jakarta Gardens 2022 sebenarnya bukan untuk mempromosikan Art Jakarta di JCC. Bukan juga untuk diteruskan pada tahun ini. Cuma, karena kondisi khusus, yaitu ada kebutuhan para galeri dan seniman untuk mengeluarkan karya-karya mereka ke publik. Mengingat selama ini karya-karya mereka hanya mendekam di galeri lantaran tidak ada yang mewadahi.
Art Jakarta edisi pertama sukses digelar. Tahun ini juga bakal digelar kembali. Sebagai penyelenggara, apakah ada rencana untuk merutinkan ajang ini setiap tahunnya?
Kalau tahun ini sukses, kami bakal gelar lagi tahun depan. Kami ingin menjadikan Art Jakarta Gardens itu ajang yang berfokus pada pasar seni ke Jakarta dan Indonesia. Jika bicara Jakarta, maka itu mewakili nasional. Sementara ART Jakarta, kami ingin jadikan ajang dengan fokus market global.
Selain itu, kami juga memfokuskan Art Jakarta Gardens pada karya-karya patung dan outdoor. Sebab, jika dilihat selama ini, karya-karya tersebut dipamerkan di dalam ruang. Padahal, karakteristik karya tersebut dirancang di outdoor. Galeri-galeri yang menjual karya patung, mereka tidak menaruhnya di luar. Kebanyakan di dalam ruang.
Baca juga: Art Jakarta 2022: Seniman Heri Dono Sebut Sudah Waktunya Karya Seniman Keluar dari Studio
Jika dipamerkan di indoor, maka pencinta seni tidak dapat merasakan pengalaman menikmati karya tersebut. Begitu pula dengan para senimannya. Contoh, kita ingin membeli patung untuk ditaruh di kebun, tetapi di sebuah pameran karya tersebut ditempatkan di dalam ruang. Alhasil, sebagai pembeli kita tidak bisa merasakan pengalaman seutuhnya menikmati karya itu.
Beda cerita jika patung-patung itu ditempatkan di outdoor, maka akan kena hujan dan angin. Hal itu justru membuat karya-karya tersebut lebih ‘bernilai’.
Bicara soal Art Jakarta Gardens 2023, apa sih yang spesial dibandingkan dengan tahun lalu?
Art Jakarta Gardens tahun ini bakal terasa spesial, karena kami akan menyajikan lebih banyak karya patung. Berkaca pada gelaran tahun lalu, banyak pematung antusias. Mereka melihat ajang ini sebagai sesuatu yang berbeda. Banyak seniman besar seperti Nyoman Nuarta yang senang dapat berpartisipasi pada ajang ini.
Baca juga: Poco Loco, Ekspresi Gerak Dinamis dalam Karya Nyoman Nuarta
Sejalan dengan hal itu, kami juga akan menghadirkan karya seniman Laksamana Rio. Dia merupakan salah satu seniman Indonesia yang mendapat perhatian dari pasar seni di mancanegara. Kali ini, dia akan bikin satu patung dengan tinggi 2 meter. Bagi dia patung ini merupakan karya terbesarnya.
Bagaimana dengan partisipan galeri pada tahun ini?
Dari 20 galeri yang berpartisipasi pada 2022, ada 18 galeri yang balik ke Art Jakarta Gardens 2023. Berbagai galeri yang kembali pada edisi ini, merupakan peserta dengan penjualan bagus pada tahun lalu. Sedangkan dua galeri lainnya tidak ikut karena ada agenda lain. Adapun, mayoritas galeri-galeri ini berasal dari Jakarta. Selebihnya berasal dari Bandung dan Semarang.
(Sumber foto: Hypeabis.id/Suselo Jati)
Kenapa kebanyakan galeri-galeri itu berasal dari Jakarta?
Ya memang 90 persen galeri seni itu berada di Jakarta. Terutama galeri seni kontemporer. Perlu diketahui pula bahwa pasar seni di Indonesia itu terbesar berada di Jakarta. Adapun, produksi karya seninya terbesar berada di Yogyakarta dan Bandung.
Banyak seniman membuat karya di dua kota tersebut, kemudian menjualnya di Jakarta. Selain dipenuhi galeri, 90 persen kolektor seni itu berasal dari Jakarta.
Bagaimana sih gambaran pasar seni rupa di Indonesia secara umum? Kabarnya sekarang banyak anak-anak muda yang mulai aware terhadap karya seni
Terasa sekali sekarang banyak anak muda mulai lari ke seni rupa. Saya melihat hal ini dipengaruhi berbagai faktor. Mulai dari pengaruh media sosial, kolaborasi brand-brand dengan seniman, hingga persentuhan mereka dengan NFT.
Mereka adalah anak-anak muda yang sukses di kripto. Keuntungan dari trading di kripto itu mereka alihkan untuk mengoleksi karya seni. Di sisi lain, ketertarikan mereka terhadap seni juga dipengaruhi oleh NFT. Dari NFT lah mereka mengetahui seni.
Selain itu, profil kolektor muda ini juga banyak berasal dari startup. Seperti kita tahulah, anak-anak startup ini memiliki uang yang banyak. Namun, selama pandemi mereka uang mereka tertahan tidak bisa traveling. Alhasil, uang tersebut dialihkan untuk membeli karya seni.
Antusiasme para kolektor dalam membeli karya seni ini dapat dilihat dari mana?
Setidaknya, hal itu terlihat ketika Art Jakarta Gardens 2022, saya melihat banyak kolektor-kolektor baru datang ke sana. Rata-rata usia mereka 30 hingga 40 tahunan. Saya memperkirakan 70 persen kolektor yang datang ke Art Jakarta 2022 merupakan generasi muda. Di sisi berbeda, kolektor senior belum berani datang karena terkait covid-19. Mereka masih waspada terhadap hal tersebut.
Art Jakarta Gardens mencakup ceruk cukup besar. Saat kolektor senior lagi tidak berani datang karena masih waspada dengan Covid-19. Yang datang yang muda. 70 persen anak muda kolektor baru dengan rentang usia 30 sampai 40 tahun.
(Sumber foto: Hypeabis.id/Suselo Jati)
Tren kolektor muda ini, apakah bisa dikaitkan dengan kesadaran mereka tentang investasi?
Saya tidak melihatnya ke arah sana, mengoleksi benda seni dengan tujuan investasi. Namun, bagi saya tren ini semacam hobi baru di kalangan mereka. Mereka berasal dari kelas menengah atas. Apresiasi mereka terhadap karya seni juga ada.
Mereka kebanyakan kolektor pemula. Baru pertama kali membeli karya seni. Kalau tujuan investasi, harusnya ketika harga naik, seharusnya mereka FOMO (fear of missing out) ikut membeli juga. Namun, ketika di Art Jakarta 2022, saya tidak melihat hal tersebut. Mereka membeli bukan karena harga, melainkan hobi. Saat yang sama mereka juga punya dana baru dari hasil kripto, serta pendapatan dari startup.
Jika melihat tren kolektor muda dan antusiasme pasar pada tahun lalu, sudah seharusnya pasar seni tahun bakal hype?
Sebagai gambaran, dari gelaran Art Jakarta Gardens dan Art Jakarta di JCC itu juga terlihat para pelaku seni sangat antusias. Beranjak dari hal itu, kami berkeyakinan bahwa pasar seni kembali panas.
Setelah acara-acara itu selesai digelar, masih banyak orang yang mencari karya seni. Kemudian FOMO ikut beli karya seni di beberapa pameran berikutnya.
Catatan menarik lainnya adalah sekarang banyak galeri seni baru di Jakarta. Ada beberapa yang baru dan akan buka. Beberapa galeri dimiliki oleh anak muda. Jadi saya melihat pasar seni ini memang lagi mau besar.
Hadirnya galeri-galeri baru, kemudian ditopang dengan tren masuknya anak-anak muda di dunia seni, saya percaya bahwa bisnis seni ini akan maju. Hal itu sudah menjadi sinyal bahwa pasar seni akan tumbuh masif.
Jika dibandingkan dengan negara tetangga, seperti apa kondisi pasar seni di Indonesia?
Orang Singapura, Malaysia, dan Thailand itu merasa iri melihat Indonesia. Negara ini memiliki pasar yang besar. Seniman dan kolektor banyak di Indonesia ketimbang negara-negara tersebut. Cuma memang orang Indonesia tidak tahu kalau negaranya merupakan pasar seni terbesar di kawasan Asia Tenggara. Mungkin untuk urusan perbankan, kesehatan, itu terkenal di negara lain. Namun, untuk urusan seni rupa, Indonesia adalah juaranya.
Baca juga: Cara Menuju Hutan Kota by Plataran, Lokasi Art Jakarta Gardens 2023
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.