Menyelami dunia kepenulisan (Sumber gambar: Unsplash/Amelia Bartlett)

Menyelami Dunia Para Penulis

20 May 2022   |   10:00 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Para penulis buku baik fiksi maupun non-fiksi telah membuka jendela dunia untuk publik luas menemukan hiburan dan wawasan dalam format bacaan yang menarik hingga komprehensif. Masyarakat sepatutnya memberikan memberikan apresiasi dan penghargaan bagi para penulis. 

Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Rhenald Kasali mengatakan dari sudut pandang seorang penulis, industri buku dalam negeri saat ini terus tumbuh dari sisi pembaca. 

Menurutnya, minat baca masyarakat Indonesia semakin tinggi dengan makin terbukanya akses untuk mengonsumsi buku baik secara fisik maupun digital. Hanya saja, terjadi perubahan yang didorong oleh para pembaca dari generasi Milenial dan generasi Z. 

“Gen Z khususnya itu kan yang mendominasi saat ini, mereka banyak terpapar oleh media sosial yang kontennya audio visual dan durasinya singkat. Itu yang membuat sekarang banyak buku isinya hanya kutipan dan lebih banyak gambar visualnya juga,” katanya. 

Baca juga5 Rekomendasi Buku Terbaik untuk Kamu yang Hobi Membaca

Kendati begitu, dia menuturkan bahwa buku-buku fiksi dan non-fiksi juga masih memiliki ceruk peminatnya sendiri. Biasanya mereka adalah kelompok dewasa muda dan tua yang mulai mencari informasi untuk pengembangan diri dan hiburan yang lebih sarat makna. 

Baca juga: 4 tips supaya kalian suka baca buku 

Sementara itu dari sisi penerbit, Rhenald mengatakan bahwa penulis hingga saat ini masih sulit mengandalkan royalti buku sebagai penghasilan utamanya. Tentu ada kelompok penulis sukses yang bisa hidup dari situ, tapi jumlahnya tidak besar. 

Dia mengatakan bahwa royalti penulis umumnya berkisar 10?ri harga buku, itu pun masih dibebani dengan pajak lainnya. Oleh sebab itu, lanjutnya, penulis harus bisa meningkatkan kualitas dirinya untuk tidak hanya sekadar menjadi penulis buku tapi juga pembuat konten. 

Menurutnya, penulis bisa mendapatkan lebih dari sekadar royalti misalnya dengan membuat kelas hingga mengisi seminar atau pelatihan yang bisa mendatangkan pendapatan lain. Ini memang bukan perkara yang mudah untuk dilakukan, tapi bukan hal yang tidak mungkin dengan kerja keras dan konsistensi. 

Rhenald yang telah menghasilkan sejumlah buku non-fiksi seperti The Great Shifting (2018), Self Driving (2018), dan yang lainnya, menyatakan bahwa dalam proses menerbitkan buku, pemilihan penerbit menjadi hal yang krusial. 

Pasalnya, tiap penerbit memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda-beda, yang bisa jadi cocok atau tidak cocok dengan kebutuhan si penulis. Dalam menentukan penerbit, dia menyebut ada beberapa kriteria yang dilihatnya. 

Pertama, jangkauan atau jaringan penerbit yang luas untuk dapat memasarkan buku ke berbagai wilayah di dalam negeri. Kedua, yang terpenting adalah penerbit yang memiliki semangat dan visi yang sama dengan penulis. 

“Ada penerbit besar yang punya jangkauan luas, tapi karena buku yang masuk juga banyak jadi perputarannya juga cepat. Ada penerbit yang tidak terlalu besar tapi punya semangat entrepreneur untuk terus menggerakkan buku penulis. Ini harus jadi pertimbangan juga,” katanya. 

Rhenald berbagi kiat untuk menghasilkan buku, khususnya non-fiksi yang menarik perhatian pembaca. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah membuat buku yang berisi wawasan orisinal dari si penulis, bukan hanya sekadar menyadur atau menerjemahkan. 

Penulis harus memiliki sebuah gagasan dari pengalamannya yang telah dikonsepkan dengan rapi. Mereka juga sebaiknya menguasai isu yang akan disampaikan. Untuk dapat melakukan hal ini, penulis perlu banyak membaca berbagai literatur. 

Selain itu, satu hal yang seringkali dilewatkan oleh para penulis adalah mereka umumnya hanya berfokus pada teks yang dihasilkan. Padahal, buku merupakan kesatuan lengkap antara teks dan visual, sehingga segi itu juga perlu diperhatikan. 

“Penulis harus menjadi investor bukan hanya tukang nulis. Bukunya adalah hasil dari investasi waktu, kalimat, desain, gagasan, sehingga hasilnya akan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain,” katanya. 

Baca juga: Ini loh perbedaan buku fiksi dan non-fiksi yang perlu diketahui 
 

Fiksi dan realita kehidupan 

1
2


SEBELUMNYA

Nayeon TWICE Siap Debut Solo lewat Im Nayeon Bulan Depan

BERIKUTNYA

Diperingati Tiap 20 Mei, Simak Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: