Perbedaan Buku Fiksi dan Nonfiksi yang Perlu Kamu Ketahui
18 January 2022 |
14:03 WIB
Untuk kamu yang sering membaca buku, pastinya sudah tidak asing dengan buku fiksi dan non-fiksi. Secara umum, fiksi mengacu pada plot, latar, dan karakter yang dibuat secara imajinatif, sedang non-fiksi mengacu pada cerita faktual yang berfokus pada peristiwa dan orang yang sebenarnya.
Meski demikian, perbedaan antara kedua genre buku tersebut terkadang sulit dibedakan karena keduanya kerap beririsan. Supaya enggak bingung lagi, simak beberapa perbedaan antara buku fiksi dan non-fiksi yang telah dirangkum Hypeabis.id dari berbagai sumber berikut ini.
Buku fiksi merupakan buku yang berisi cerita imajinatif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata fiksi berarti cerita rekaan atau khayalan yang tidak berdasarkan pada kenyataan.
Buku-buku fiksi ditulis oleh pengarang dengan mengembangkan imajinasi yang mereka punya mulai dari tokoh, konflik hingga alur cerita. Meski demikian, tak jarang buku-buku fiksi pun ditulis berdasarkan pada peristiwa atau tokoh di kehidupan nyata.
Misalnya, Stephen King membuat banyak cerita dan novelnya di kota fiksi Derry, Maine. Meskipun Derry bukanlah tempat yang nyata, tempat ini didasarkan pada kampung halaman King yang sebenarnya berada di Bangor. King bahkan telah membuat seluruh topografi Derry menyerupai Bangor yang sebenarnya.
Sementara buku non-fiksi merupakan buku yang berisi kejadian sebenarnya dan bersifat informatif. Menurut KBBI, non-fiksi memiliki arti yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan (tentang karya sastra, karangan dan sebagainya).
(Baca juga: 6 Buku Bergizi tentang Kesehatan Mental yang Menarik Dibaca)
Buku jenis ini umumnya memuat informasi, deskripsi, peristiwa, tempat, karakter dari suatu objek yang benar-benar terjadi. Dengan kata lain, berdasarkan pengamatan dan data yang berisi fakta-fakta. Oleh karena itu, buku non-fiksi sering dijadikan sumber informasi oleh para pembaca.
Namun, dalam penulisannya, buku non-fiksi juga kerap menggunakan teknik fiksi untuk membuatnya lebih menarik. Misalnya, buku non-fiksi In Cold Blood (1966) karangan penulis Amerika Truman Capote. Buku ini bercerita tentang pembunuhan tahun 1959 dari empat anggota keluarga Clutter di komunitas pertanian kecil Holcomb, Kansas
Buku tersebut secara luas dianggap sebagai salah satu karya non-fiksi terbaik yang secara signifikan mengaburkan batas antara fiksi dan non-fiksi, karena deskripsi dan rincian peristiwa Capote yang begitu kaya dan menggugah, meski hal ini menimbulkan pertanyaan kritis tentang kebenaran peristiwanya.
Beberapa ciri buku fiksi di antaranya adalah memuat hal-hal yang bersifat imajinatif, isinya terdiri dari kebenaran yang relatif atau tidak mutlak, menggunakan bahasa yang santai dan bersifat konotatif, tidak mempunyai sistematika baku dalam penulisannya, tujuannya mempengaruhi emosi dan perasaan pembaca dengan cerita, serta umumnya terdapat pesan moral dalam isi cerita bukunya.
Sementara beberapa ciri buku non fiksi di antaranya adalah penulisannya menggunakan bahasa formal, metode penulisannya bersifat denotatif, terdiri atas fakta atau bersifat faktual, berbentuk tulisan ilmiah populer, serta umumnya berisi tentang penyempurnaan atau temuan yang sudah ada maupun temuan penelitian baru.
Secara umum, buku bergenre fiksi terdiri dari cerpen, novel, dongeng, drama, puisi, hikayat. fabel, mitos, komik, dan cerita rakyat. Sementara buku non fiksi umumnya berbentuk karya tulis ilmiah, laporan penelitian (skripsi, tesis, dan disertasi), jurnal, buku ensiklopedia, sejarah, biografi, esai, opini, dan pidato.
Editor: Avicenna
Meski demikian, perbedaan antara kedua genre buku tersebut terkadang sulit dibedakan karena keduanya kerap beririsan. Supaya enggak bingung lagi, simak beberapa perbedaan antara buku fiksi dan non-fiksi yang telah dirangkum Hypeabis.id dari berbagai sumber berikut ini.
Definisi fiksi dan non-fiksi
Buku fiksi merupakan buku yang berisi cerita imajinatif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata fiksi berarti cerita rekaan atau khayalan yang tidak berdasarkan pada kenyataan.
Buku-buku fiksi ditulis oleh pengarang dengan mengembangkan imajinasi yang mereka punya mulai dari tokoh, konflik hingga alur cerita. Meski demikian, tak jarang buku-buku fiksi pun ditulis berdasarkan pada peristiwa atau tokoh di kehidupan nyata.
Misalnya, Stephen King membuat banyak cerita dan novelnya di kota fiksi Derry, Maine. Meskipun Derry bukanlah tempat yang nyata, tempat ini didasarkan pada kampung halaman King yang sebenarnya berada di Bangor. King bahkan telah membuat seluruh topografi Derry menyerupai Bangor yang sebenarnya.
Sementara buku non-fiksi merupakan buku yang berisi kejadian sebenarnya dan bersifat informatif. Menurut KBBI, non-fiksi memiliki arti yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan (tentang karya sastra, karangan dan sebagainya).
(Baca juga: 6 Buku Bergizi tentang Kesehatan Mental yang Menarik Dibaca)
Ilustrasi buku-buku (Dok. Daria Nepriakhina/Unsplash)
Namun, dalam penulisannya, buku non-fiksi juga kerap menggunakan teknik fiksi untuk membuatnya lebih menarik. Misalnya, buku non-fiksi In Cold Blood (1966) karangan penulis Amerika Truman Capote. Buku ini bercerita tentang pembunuhan tahun 1959 dari empat anggota keluarga Clutter di komunitas pertanian kecil Holcomb, Kansas
Buku tersebut secara luas dianggap sebagai salah satu karya non-fiksi terbaik yang secara signifikan mengaburkan batas antara fiksi dan non-fiksi, karena deskripsi dan rincian peristiwa Capote yang begitu kaya dan menggugah, meski hal ini menimbulkan pertanyaan kritis tentang kebenaran peristiwanya.
Ciri-ciri fiksi dan non-fiksi
Beberapa ciri buku fiksi di antaranya adalah memuat hal-hal yang bersifat imajinatif, isinya terdiri dari kebenaran yang relatif atau tidak mutlak, menggunakan bahasa yang santai dan bersifat konotatif, tidak mempunyai sistematika baku dalam penulisannya, tujuannya mempengaruhi emosi dan perasaan pembaca dengan cerita, serta umumnya terdapat pesan moral dalam isi cerita bukunya.
Sementara beberapa ciri buku non fiksi di antaranya adalah penulisannya menggunakan bahasa formal, metode penulisannya bersifat denotatif, terdiri atas fakta atau bersifat faktual, berbentuk tulisan ilmiah populer, serta umumnya berisi tentang penyempurnaan atau temuan yang sudah ada maupun temuan penelitian baru.
Secara umum, buku bergenre fiksi terdiri dari cerpen, novel, dongeng, drama, puisi, hikayat. fabel, mitos, komik, dan cerita rakyat. Sementara buku non fiksi umumnya berbentuk karya tulis ilmiah, laporan penelitian (skripsi, tesis, dan disertasi), jurnal, buku ensiklopedia, sejarah, biografi, esai, opini, dan pidato.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.