Hypereport: Deretan Destinasi Wisata Potensial Non Super Prioritas
26 February 2025 |
21:00 WIB
Selain destinasi pariwisata prioritas dan super prioritas, Indonesia memiliki berbagai macam tujuan pariwisata yang dapat dimanfaatkan oleh para traveler dari dalam dan luar negeri. Keindahan yang tersaji di destinasi-destinasi tersebut tidak kalah cantik dan potensial dalam mendatangkan wisatawan.
Potensi pariwisata Indonesia, tak bisa dimungkiri, sangatlah besar mengingat negara yang terletak di garis khatulistiwa memiliki alam yang indah, budaya yang sangat beragam, dan kuliner yang menggugah selera.
Sadar akan potensi yang begitu besar, pemerintah menetapkan sejumlah destinasi masuk dalam kategori prioritas dan super prioritas. Tujuan wisata yang masuk dalam daftar pariwisata prioritas adalah Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB); dan Pulau Morotai, Maluku Utara.
Selain itu, daerah lainnya adalah Tanjung Kelayang, Kepulauan Bangka Belitung; Danau Toba, Sumatera Utara; Wakatobi, Sulawesi Tenggara; Borobudur, Jawa Tengah; Kepulauan Seribu, DKI Jakarta; Tanjung Lesung, Banten; Bromo, Jawa Timur; dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur
Baca juga laporan terkait:
Destinasi-destinasi wisata yang mendapatkan label prioritas dan super prioritas itu pun memperoleh perhatian utama dari pemerintah. Perhatian pemerintah terkait dengan tujuan pariwisata cukup besar, baik dalam pengelolaan, infrastruktur, maupun promosi.
Tidak hanya kementerian pariwisata, penetapan sejumlah destinasi sebagai prioritas dan super prioritas pun pada akhirnya membuat sejumlah kementerian memberikan atensi. Kondisi ini membuat destinasi wisata tersebut begitu dikenal dan menjadi tujuan banyak wisatawan.
Namun, di balik destinasi prioritas dan super prioritas tersebut, Indonesia memiliki berbagai tujuan wisata lain yang juga tidak kalah menarik dan harus dikunjungi oleh para wisatawan dari dalam dan luar negeri.
Selain keindahan alam yang memesona, tujuan wisata tersebut juga ternyata telah dikenal oleh banyak wisatawan dari luar negeri. Perjalanan jauh yang kerap harus dilalui untuk mencapai tempat wisata pasti terbayar lunas ketika sampai. Tidak hanya itu, destinasi wisata tersebut juga menjadi satu-satunya atau hanya sedikit ada di dunia.
Berikut daftar destinasi wisata non prioritas yang potensial dalam menarik wisatawan:
Di tempat ini, ada banyak keindahan alam yang ditawarkan kepada traveler. Salah satunya adalah keberadaan hiu paus dan lumba-lumba yang kerap berada di satu daerah dalam satu waktu. Tidak hanya itu, di daerah ini juga terdapat berbagai macam burung yang mungkin jarang ditemui di tempat lain.
Dalam laman Konservasi Indonesia, wilayah Kaimana diidentifikasi sebagai Important Marine Mammal Area (IMMA) atau habitat penting mamalia laut pada 2018. Penetapan itu lantaran ada populasi lumba-lumba dan paus yang sering terlihat mencari makan di sana.
Lumba-lumba yang berada di sana seperti lumba-lumba bungkuk Australia (Sousa sahulensis), lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik (Tursiops aduncus), lumba-lumba pemintal (Stenella longirostris), dan paus Bryde (Balaenoptera edeni).
Kawah Ijen yang berada di Jawa Timur juga merupakan destinasi wisata potensial selain tujuan wisata prioritas dan non prioritas. Di tempat ini terdapat fenomena alam blue fire atau api biru yang hanya ada di dua tempat di dunia. Selain di Jawa Timur, tempat lain yang memiliki fenomena blue fire adalah Islandia.
Dalam Pemahaman dan Implementasi Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2020, fenomena blue fire merupakan hasil dari gas belerang yang muncul dari celah-celah retakan di daerah hembusan solfatara di lereng kawah. Destinasi wisata ini telah dikunjungi oleh ribuan wisatawan yang tertarik dan penasaran dengan fenomena api biru tersebut.
Daerah yang menjadi bagian sejarah dan perkembangan kebudayaan di Sumatera Barat ini dianggap memenuhi kriteria untuk menjadi warisan budaya dunia karena konsep tiga serangkai yang dicetuskan oleh pemerintah Belanda pada saat itu.
Tiga serangkai meliputi industri pertambangan batubara di Sawahlunto, yang selanjutnya dibawa keluar Sawahlunto dengan menggunakan transportasi kereta api melalui wilayah Sumatera Barat, dan sistem penyimpanan di Silo Gunung di Pelabuhan Emmahaven, atau Teluk Bayur sekarang.
Langkah tersebut menunjukkan perkembangan teknologi perintis abad ke-19 yang menggabungkan antara ilmu teknik pertambangan bangsa Eropa dengan kearifan lingkungan lokal, praktik tradisional, dan nilai-nilai budaya dalam kegiatan penambangan batubara yang dimiliki oleh masyarakat Sumatera Barat.
Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto menggambarkan dinamisnya interaksi sosial dan budaya antara dunia timur dan barat, yang berhasil mengubah daerah tambang terpencil menjadi perkotaan dinamis dan terintegrasi.
Taman Nasional Lorentz yang berada di Papua juga merupakan destinasi potensial yang ada di dalam negeri. Tempat ini merupakan situs warisan dunia UNESCO dengan keanekaragaman hayati tinggi.
Dalam laman kementerian lingkungan hidup, daerah ini berada di antara 2 lempeng benua yang saling bersinggungan dan menjadi penyebab kawasan Lorentz mengalami proses pembentukan gunung yang berlangsung secara terus menerus.
Kemudian, pahatan besar yang disebabkan oleh terjadinya proses glasiasi dan penambahan garis pantai yang membentuk kawasan dataran rendah. Proses-proses tersebut menyebabkan tingkat endemisme yang tinggi didalam kawasan yang sebagian besar masih ditutupi hutan tropis ini.
Baca juga: Hypereport: 10 Subsektor Ekonomi Kreatif di Luar Program Prioritas Kemenekraf
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Potensi pariwisata Indonesia, tak bisa dimungkiri, sangatlah besar mengingat negara yang terletak di garis khatulistiwa memiliki alam yang indah, budaya yang sangat beragam, dan kuliner yang menggugah selera.
Sadar akan potensi yang begitu besar, pemerintah menetapkan sejumlah destinasi masuk dalam kategori prioritas dan super prioritas. Tujuan wisata yang masuk dalam daftar pariwisata prioritas adalah Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB); dan Pulau Morotai, Maluku Utara.
Selain itu, daerah lainnya adalah Tanjung Kelayang, Kepulauan Bangka Belitung; Danau Toba, Sumatera Utara; Wakatobi, Sulawesi Tenggara; Borobudur, Jawa Tengah; Kepulauan Seribu, DKI Jakarta; Tanjung Lesung, Banten; Bromo, Jawa Timur; dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur
Baca juga laporan terkait:
- Hypereport: Tantangan dan Strategi Baru bagi Sektor Pariwisata Indonesia di Tengah Efisiensi
- Hypereport: Efisiensi Anggaran Kemenkebud, Menavigasi Tantangan & Menjaga Harapan
- Hypereport: Strategi Kemenekraf Atasi Dampak Efisiensi Anggaran di Sektor Fesyen
- Hypereport: Kekhawatiran Dunia Pendidikan di Tengah Efisiensi Anggaran
Destinasi-destinasi wisata yang mendapatkan label prioritas dan super prioritas itu pun memperoleh perhatian utama dari pemerintah. Perhatian pemerintah terkait dengan tujuan pariwisata cukup besar, baik dalam pengelolaan, infrastruktur, maupun promosi.
Tidak hanya kementerian pariwisata, penetapan sejumlah destinasi sebagai prioritas dan super prioritas pun pada akhirnya membuat sejumlah kementerian memberikan atensi. Kondisi ini membuat destinasi wisata tersebut begitu dikenal dan menjadi tujuan banyak wisatawan.
Namun, di balik destinasi prioritas dan super prioritas tersebut, Indonesia memiliki berbagai tujuan wisata lain yang juga tidak kalah menarik dan harus dikunjungi oleh para wisatawan dari dalam dan luar negeri.
Selain keindahan alam yang memesona, tujuan wisata tersebut juga ternyata telah dikenal oleh banyak wisatawan dari luar negeri. Perjalanan jauh yang kerap harus dilalui untuk mencapai tempat wisata pasti terbayar lunas ketika sampai. Tidak hanya itu, destinasi wisata tersebut juga menjadi satu-satunya atau hanya sedikit ada di dunia.
Berikut daftar destinasi wisata non prioritas yang potensial dalam menarik wisatawan:
1. Kaimana, Papua Barat
Kaimana terletak di Papua Barat. Kabupaten ini menjadi salah satu destinasi wisata yang potensial untuk mendatangkan wisatawan asing atau nusantara selain tujuan wisata prioritas dan super prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah.Di tempat ini, ada banyak keindahan alam yang ditawarkan kepada traveler. Salah satunya adalah keberadaan hiu paus dan lumba-lumba yang kerap berada di satu daerah dalam satu waktu. Tidak hanya itu, di daerah ini juga terdapat berbagai macam burung yang mungkin jarang ditemui di tempat lain.
Dalam laman Konservasi Indonesia, wilayah Kaimana diidentifikasi sebagai Important Marine Mammal Area (IMMA) atau habitat penting mamalia laut pada 2018. Penetapan itu lantaran ada populasi lumba-lumba dan paus yang sering terlihat mencari makan di sana.
Lumba-lumba yang berada di sana seperti lumba-lumba bungkuk Australia (Sousa sahulensis), lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik (Tursiops aduncus), lumba-lumba pemintal (Stenella longirostris), dan paus Bryde (Balaenoptera edeni).
2. Kawah Ijen, Jawa Timur
Kawah Ijen (Sumber gambar: Wikimedia Commons/CEphoto, Uwe Aranas)
Dalam Pemahaman dan Implementasi Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2020, fenomena blue fire merupakan hasil dari gas belerang yang muncul dari celah-celah retakan di daerah hembusan solfatara di lereng kawah. Destinasi wisata ini telah dikunjungi oleh ribuan wisatawan yang tertarik dan penasaran dengan fenomena api biru tersebut.
3. Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto, Sumatera Barat
Sawahlunto dapat menjadi destinasi wisata lainnya dan juga potensial di dalam negeri. Di tempat ini terdapat Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan dunia.Daerah yang menjadi bagian sejarah dan perkembangan kebudayaan di Sumatera Barat ini dianggap memenuhi kriteria untuk menjadi warisan budaya dunia karena konsep tiga serangkai yang dicetuskan oleh pemerintah Belanda pada saat itu.
Tiga serangkai meliputi industri pertambangan batubara di Sawahlunto, yang selanjutnya dibawa keluar Sawahlunto dengan menggunakan transportasi kereta api melalui wilayah Sumatera Barat, dan sistem penyimpanan di Silo Gunung di Pelabuhan Emmahaven, atau Teluk Bayur sekarang.
Langkah tersebut menunjukkan perkembangan teknologi perintis abad ke-19 yang menggabungkan antara ilmu teknik pertambangan bangsa Eropa dengan kearifan lingkungan lokal, praktik tradisional, dan nilai-nilai budaya dalam kegiatan penambangan batubara yang dimiliki oleh masyarakat Sumatera Barat.
Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto menggambarkan dinamisnya interaksi sosial dan budaya antara dunia timur dan barat, yang berhasil mengubah daerah tambang terpencil menjadi perkotaan dinamis dan terintegrasi.
4. Taman Nasional Lorentz, Papua
Taman Nasional Lorentz (Sumber gambar: Wikimedia Commons/Ganjarmustika1904)
Dalam laman kementerian lingkungan hidup, daerah ini berada di antara 2 lempeng benua yang saling bersinggungan dan menjadi penyebab kawasan Lorentz mengalami proses pembentukan gunung yang berlangsung secara terus menerus.
Kemudian, pahatan besar yang disebabkan oleh terjadinya proses glasiasi dan penambahan garis pantai yang membentuk kawasan dataran rendah. Proses-proses tersebut menyebabkan tingkat endemisme yang tinggi didalam kawasan yang sebagian besar masih ditutupi hutan tropis ini.
Baca juga: Hypereport: 10 Subsektor Ekonomi Kreatif di Luar Program Prioritas Kemenekraf
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.