Pameran Seni Kontemporer ARTJOG Kembali Dihelat Tahun ini, Simak 5 Fakta Menariknya
08 July 2021 |
13:44 WIB
Perhelatan pameran seni kontemporer yang dinanti-nanti oleh art lovers di Tanah Air, bahkan mancanegara, ARTJOG, akhirnya tiba juga Genhype. Pameran ini rencananya akan berlangsung pada 8 Juli hingga 31 Agustus mendatang di Jogja National Museum.
Kali ini, ARTJOG MMXXI mengangkat tajuk Time (to) Wonder. Sebagai informasi, tema ini merupakan kelanjutan dari trilogi tema yang berdasarkan pada tiga kata kunci: ruang, waktu, dan kesadaran.
Di lain sisi, perhelatan ARTJOG pada tahun ini semakin menegaskan konsistensi mereka sebagai pameran, festival, dan pasar seni rupa kontemporer di Indonesia.
Setelah berjalan selama kurang lebih 13 tahun, ARTJOG dikenal sebagai salah satu acara seni terbesar di Indonesia.
Untuk itu, sebelum kalian mengunjungi pameran tersebut secara luring atau daring, Hypeabis.id, punya informasi penting yang perlu kalian tahu tentang ARTJOG.
1. Acara tahunan di Yogyakarta
Hadir sejak 2008, ARTJOG merupakan festival, pameran, dan pasar seni di Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Heri Pemad Art Management.
Awalnya ART JOG dikenal sebagai Jogja Art Fair (JAF) yang merupakan bagian dari Festival Kesenian Yogyakarta (FKY), tetapi setahun setelahnya JAF memisahkan diri dari FKY dan mengubah nama menjadi ARTJOG.
Acara perdananya berlangsung di Taman Budaya Yogyakarta dan ini berlangsung selama delapan tahun hingga akhirnya pada 2016, ARTJOG pindah ke Jogja National Museum sampai saat ini.
2. Angkat tema dengan relevansi sosial
Selama penyelenggaraannya, ARTJOG selalu membawakan berbagai tema yang relevan dengan keadaan sosial yang ada di setiap tahunnya, dan tema-tema yang diangkat selalu berbeda.
Jika pada awal-awal tahun tema yang diangkat lebih ke pembentukan konsep seni atau penyajian sudut pandang yang lebih baru, maka sejak 2013 tema-tema yang diangkat memiliki kedekatan dengan para seniman dan masyarakat yang hadir.
Misalnya pada 2014, ARTJOG mengangkat tema Legacies of Power seiring dengan berjalannya momentum tahun politik bagi Indonesia. Kemudian pada 2020, ARTJOG mengangkat tema darurat bernama Resilience yang menunjukan semangat untuk terus bergerak dan terus menguji ketahanan di industri seni.
Terbaru, ARTJOG mengangkat tema trilogi untuk tiga tahun ke depan dengan kata kunci 'ruang,' 'waktu,' dan 'kesadaran' yang dimulai dengan tema common|space pada 2019. Tahun ini, ARTJOG melanjutkan trilogi ini dengan Time (to) Wonder yang semula direncanakan akan rilis pada tahun 2020.
3. Hadirkan berbagai penampilan seni multidisiplin
Enggak hanya sekadar pameran, ARTJOG juga menghadirkan program Daily Performance yang merupakan pagelaran musik tahunan dengan menghadirkan berbagai musisi dari lokal maupun mancanegara.
Daily Performance merupakan pagelaran sekaligus ruang eksplorasi yang menampilkan berbagai macam seni pertunjukan mulai dari musik, teater, dan tarian sejak tahun 2017. Tahun ini, beberapa artis dan seniman yang akan tampil adalah Niskala, Otniel Tasman, The Museum of Lost Space, Eka Wahyuni, dan lain-lain.
4. Kembalinya program baru
ARTJOG memiliki sejumlah program tahunan yang selalu ada, tetapi beberapa di antaranya sempat ditiadakan pada 2020 akibat pandemi Covid-19. Misalnya Young Artist Award yang merupakan program bagi para seniman muda berusia di bawah 35 tahun untuk menggali potensi, wawasan, memperluas jaringan, dan lintasan karir dalam dunia seni.
Selain itu, program lainnya seperti Special Project, Curatorial Tour, dan Meet the Artist juga hadir di tahun ini. Ada pun program kemanusiaan ARTCARE Indonesia dan inisiatif Jogja Art Weeks juga kembali hadir di ARTJOG MMXXI.
5. Alihkan medium pameran
Masa pandemi Covid-19 membuat ARTJOG harus memikirkan strategi untuk menampilkan karyanya, di mana pada akhirnya mereka mengadakan pameran secara daring, serta secara luring dengan protokol kesehatan dan berbagai batasan saat kunjungan.
Sejak 2020, perubahan medium ini kemudian memunculkan program baru bernama Expanded ARTJOG yang merupakan pameran medium audio visual yang bertujuan untuk menyiasati keterbatasan yang muncul akibat pandemi, dan menawarkan cara yang baru secara pengalaman dan artistik.
Expanded ARTJOG berkolaborasi dengan praktisi dokumenter yang bertujuan untuk menggambarkan realitas yang ada di sekitar acara ARTJOG.
Editor: Dika Irawan
Kali ini, ARTJOG MMXXI mengangkat tajuk Time (to) Wonder. Sebagai informasi, tema ini merupakan kelanjutan dari trilogi tema yang berdasarkan pada tiga kata kunci: ruang, waktu, dan kesadaran.
Di lain sisi, perhelatan ARTJOG pada tahun ini semakin menegaskan konsistensi mereka sebagai pameran, festival, dan pasar seni rupa kontemporer di Indonesia.
Setelah berjalan selama kurang lebih 13 tahun, ARTJOG dikenal sebagai salah satu acara seni terbesar di Indonesia.
Untuk itu, sebelum kalian mengunjungi pameran tersebut secara luring atau daring, Hypeabis.id, punya informasi penting yang perlu kalian tahu tentang ARTJOG.
1. Acara tahunan di Yogyakarta
Karya Bubu Waktu oleh Sunaryo (2019) dalam ARTJOG MMXIX. (Dok. ARTJOG)
Awalnya ART JOG dikenal sebagai Jogja Art Fair (JAF) yang merupakan bagian dari Festival Kesenian Yogyakarta (FKY), tetapi setahun setelahnya JAF memisahkan diri dari FKY dan mengubah nama menjadi ARTJOG.
Acara perdananya berlangsung di Taman Budaya Yogyakarta dan ini berlangsung selama delapan tahun hingga akhirnya pada 2016, ARTJOG pindah ke Jogja National Museum sampai saat ini.
2. Angkat tema dengan relevansi sosial
Salah satu karya dalam pameran ARTJOG 2020: Resilience. (Dok. ARTJOG)
Jika pada awal-awal tahun tema yang diangkat lebih ke pembentukan konsep seni atau penyajian sudut pandang yang lebih baru, maka sejak 2013 tema-tema yang diangkat memiliki kedekatan dengan para seniman dan masyarakat yang hadir.
Misalnya pada 2014, ARTJOG mengangkat tema Legacies of Power seiring dengan berjalannya momentum tahun politik bagi Indonesia. Kemudian pada 2020, ARTJOG mengangkat tema darurat bernama Resilience yang menunjukan semangat untuk terus bergerak dan terus menguji ketahanan di industri seni.
Terbaru, ARTJOG mengangkat tema trilogi untuk tiga tahun ke depan dengan kata kunci 'ruang,' 'waktu,' dan 'kesadaran' yang dimulai dengan tema common|space pada 2019. Tahun ini, ARTJOG melanjutkan trilogi ini dengan Time (to) Wonder yang semula direncanakan akan rilis pada tahun 2020.
3. Hadirkan berbagai penampilan seni multidisiplin
Program #DailyPerformance ARTJOG merupakan ruang eksplorasi bagi seniman musik, tari, dan teater yang sudah berjalan sejak tahun 2017.
— ART JOG (@artjog) June 1, 2021
Setelah absen di tahun 2020, akhirnya program ini kembali di #ARTJOGMMXI, lho!
Asik~~ #TriviaTuesday #ARTJOG #artsincommon #timetowonder pic.twitter.com/Fww3IMV6LM
Enggak hanya sekadar pameran, ARTJOG juga menghadirkan program Daily Performance yang merupakan pagelaran musik tahunan dengan menghadirkan berbagai musisi dari lokal maupun mancanegara.
Daily Performance merupakan pagelaran sekaligus ruang eksplorasi yang menampilkan berbagai macam seni pertunjukan mulai dari musik, teater, dan tarian sejak tahun 2017. Tahun ini, beberapa artis dan seniman yang akan tampil adalah Niskala, Otniel Tasman, The Museum of Lost Space, Eka Wahyuni, dan lain-lain.
4. Kembalinya program baru
Program ARTCARE Indonesia, salah satu program tetap dalam ARTJOG. (Dok. ARTJOG)
Selain itu, program lainnya seperti Special Project, Curatorial Tour, dan Meet the Artist juga hadir di tahun ini. Ada pun program kemanusiaan ARTCARE Indonesia dan inisiatif Jogja Art Weeks juga kembali hadir di ARTJOG MMXXI.
5. Alihkan medium pameran
Masa pandemi Covid-19 membuat ARTJOG harus memikirkan strategi untuk menampilkan karyanya, di mana pada akhirnya mereka mengadakan pameran secara daring, serta secara luring dengan protokol kesehatan dan berbagai batasan saat kunjungan.
Sejak 2020, perubahan medium ini kemudian memunculkan program baru bernama Expanded ARTJOG yang merupakan pameran medium audio visual yang bertujuan untuk menyiasati keterbatasan yang muncul akibat pandemi, dan menawarkan cara yang baru secara pengalaman dan artistik.
Expanded ARTJOG berkolaborasi dengan praktisi dokumenter yang bertujuan untuk menggambarkan realitas yang ada di sekitar acara ARTJOG.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.