Ilustrasi wisata mistis. (Sumber foto: Pexels/Wendelin Jacober)

Hypereport: Mengulik Potensi Wisata Mistis, Pengemasan Narasi & Promosi Jadi Kunci

10 June 2024   |   06:55 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Hal-hal berbau mistis yang membuat bulu kuduk berdiri oleh sebagian orang mungkin akan dihindari. Namun, tak sedikit orang yang justru penasaran ingin mengulik hal-hal berbau mistis, angker, mitos, bahkan gaib demi mengetahui kebenarannya. Bahkan, kegiatan ini menjadi salah satu pilihan wisata oleh sebagian kalangan.
 
Seperti yang dilakoni oleh Komunitas Wisata Mistis. Berdiri sejak 10 April 2011, komunitas yang berbasis di Bandung ini merupakan wadah perkumpulan orang-orang dengan hobi dan minat yang sama yaitu berpetualang, menginvestigasi dan mengungkap misteri-misteri serta mitos yang beredar di Indonesia khususnya di Kota Bandung.
 


Baca juga laporan terkait:
1. Hypereport: Komunitas Wisata Alam Liar, Pelesiran Sambil Mengedukasi soal Lingkungan
2. Hypereport: Menghubungkan Budaya dan Rasa Lewat Komunitas Wisata Kuliner
3. Hypereport: Tren Pelesiran, Liburan Unik ala Komunitas Wisata Minat Khusus
4. Hypereport: Inisiatif Komunitas untuk Menarik Generasi Muda Kembali ke Museum
5. Hypereport: Wisata Nyeleneh Ala Komunitas Kereta Api dan Bus
 
Komunitas Wisata Mistis bermula dari sekelompok orang yang tertarik dan kerap membagikan cerita tentang pengalaman mistis mereka melalui utas (thread) di forum media sosial Kaskus. Utas itu menjadi wadah bagi mereka untuk berbagi cerita tentang pengalaman mistis secara online via pesan pribadi ataupun komentar. 
 
Seiring berjalannya waktu, muncul gagasan untuk melakukan ekspedisi langsung ke tempat-tempat bersejarah yang terkenal angker dan menyimpan mitos yang dipercaya oleh masyarakat setempat. Akhirnya, terkumpul sebanyak 15 orang yang tertarik untuk melakukan ekspedisi mistis tersebut.
 
"Setelah berkumpul, ternyata banyak yang minat dan akhirnya yasudah kita buat aja komunitasnya untuk jalan-jalan ke tempat mistis. Akhirnya terbentuk komunitas Wisata Mistis ini karena kesamaan hobi dan minat," kata Iman Abdul Rahman, pendiri sekaligus penasihat komunitas Wisata Mistis kepada Hypeabis.id.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Serigala (@serigala_rcy)


Ekspedisi pertama yang dilakoni oleh komunitas Wisata Mistis (Wismis) adalah penelusuran mitos hantu noni Belanda bernama Nancy di SMA Negeri 5 Bandung. Disusul dengan menelusuri salah satu urban legend terkenal di Bandung yakni mitos arwah hantu Uci di Jalan Babakan Siliwangi.
 
Iman mengatakan kala itu, antusias orang-orang untuk bergabung ke komunitas Wismis cukup besar, mengingat masih sedikit perkumpulan yang mewadahi orang-orang dengan minat untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang angker sekaligus mengungkap mitos-mitos di lokasi tersebut.
 
"Waktu itu pernah ngadain kegiatan di Unpad Jatinangor pesertanya membludak. Dalam satu kegiatan biasanya peserta cuma 20 sampai 30 orang, tapi waktu itu mencapai 100 orang yang ikutan. Jadi memang banyak orang yang tertarik terhadap hal-hal supranatural atau yang berbau mistis," ucapnya.
 
Terbukti, hingga saat ini, komunitas Wisata Mistis telah berkembang dan tersebar di beberapa kota di Indonesia seperti Malang, Pantura, Balikpapan, Melawi, Jambi, sampai Padang. Jumlah anggotanya kini tercatat ada sekitar 100 orang untuk member aktif, sementara terdapat sekitar 500 orang untuk anggota pasif.
 
Iman menjelaskan komunitas Wisata Mistis dibuat bukan sekadar untuk mengunjungi tempat-tempat yang angker, melainkan lokasi yang dituju juga harus memiliki cerita sejarah, urban legend atau mitos yang menarik untuk dikulik dan dicari tahu lebih lanjut.
 
"Jadi ketika datang, kita bisa ambil hikmah dan pelajarannya, bukan semata datang ke tempat yang serem. Jadi selain wisata mistis, tapi emang ada edukasinya juga," katanya.
 
Dalam satu ekspedisi, ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peserta komunitas Wismis. Dimulai dari penelusuran, yakni mencari tahu informasi tentang satu lokasi wisata mistis berdasarkan keterangan dari penjaga sekitar, termasuk soal histori tempat tersebut.
 
Setelah itu, kegiatan berlanjut dengan melakukan penelusuran metafisik, yang dipandu oleh beberapa anggota komunitas Wismis yang memiliki kemampuan dalam hal metafisik. "Istilahnya melihat lokasi wisata mistis ini lewat kaca mata gaibnya seperti apa," kata Iman.
 
Dari situ, ekspedisi dilanjutkan dengan kegiatan uji nyali, yakni mempersilakan bagi peserta yang ingin merasakan atmosfer dan energi dari tempat tersebut selama beberapa saat. "Terus ada sesi buka tirai juga, artinya membuka dimensi gaib dari tempat itu sendiri, lalu nanti ada anggota yang mungkin ingin merasakannya," imbuhnya. 
 

Berdiri selama satu dekade lebih, telah banyak tempat yang dikunjungi oleh komunitas Wismis di antaranya Gua Jepang, Gua Belanda, Taman Maluku, Babakan Siliwangi, Ciumbuluit, Bandung Medical Center, Bengkel Damri, Oray Tapa, hingga Patilasan Pasir Impun yang fenomenal. Selain itu, mereka juga pernah mengunjungi Gunung Kunci di Sumedang dan Hutan Ranggawulung di Subang.
 
Iman menuturkan salah satu pengalaman yang cukup berkesan ialah ketika komunitas Wismis tengah melakukan penelusuran di sebuah rumah tingkat dua lantai, sekaligus ingin membuat video profil dari komunitas. Saat malam hari, salah satu anggota secara misterius menghilang.
 
Setelah dicari-cari, keesokan paginya, ternyata dia berada di kolong tempat tidur di sebuah kamar di lantai dua dari rumah tersebut dengan keadaan tak sadarkan diri. Ketika mencoba diangkat dari bawah tempat tidur, badan anggota itu terasa berat hingga harus digotong oleh enam orang. Padahal, secara bentuk fisik, tubuh anggota itu terbilang kecil.
 
"Selama 6 jam, dia itu enggak sadar dan sukmanya dibawa. Walaupun sudah berusaha memproteksi diri, kita kadang masih suka kecolongan. Untungnya waktu itu kegiatannya emang untuk anggota aktif aja. Itu yang paling enggak bisa saya lupain karena mengancam nyawa," ungkapnya.
 
Iman mengatakan untuk mengantisipasi hal-hal yang membahayakan para peserta ketika sedang melakukan penelusuran, ada tim metafisik yang akan memberikan rekomendasi potensi suatu tempat. Jika memang dirasa tempatnya terlalu membahayakan untuk dikulik, mereka tidak akan melanjutkan ekspedisi.
 
Plus, mereka juga akan membantu para peserta melakukan semacam 'pembersihan' setelah menjalani kegiatan wisata mistis, agar benar-benar bersih dan terlepas dari hal-hal berbau supranatural.
 
Di samping itu, demi kelancaran kegiatan wisata mistis, diperlukan juga keterbukaan dari peserta apakah mereka memiliki kemampuan tertentu yang berkaitan dengan hal-hal supranatural. Sebab, jika tidak, bukan tidak mungkin hal itu akan menjadi potensi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
 
Selain itu, penting juga untuk senantiasa menjaga sikap dan perkataan yang baik tiap kali mengunjungi tempat-tempat tujuan wisata mistis. "Misalkan peserta bawa jimat atau punya kemampuan tapi tidak bilang dan malah mengetes ilmunya dia, nah itu yang bisa memicu kemarahan mereka [makhluk gaib]," kata Iman.
 
Biasanya, komunitas Wisata Mistis akan melakukan kegiatan penelusuran sebanyak dua kali tiap bulannya, dengan total peserta sebanyak 20-30 orang tiap sesinya. Dalam waktu dekat, komunitas ini juga berencana untuk kembali melakukan kegiatan penelusuran. "Masih memastikan waktunya, mudah-mudahan sih di bulan depan. Masih di sekitar Bandung," imbuh Iman.
 

 

Pentingnya Narasi & Promosi

Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman Chusmeru menilai besarnya minat masyarakat Indonsaia terhadap wisata mistis tidak terlepas dari karakter memiliki ikatan komunal yang kuat, meskipun hidup di tengah modernitas. Faktor lainnya ialah orientasi masyarakat terhadap nilai-nilai budaya dan tradisi juga masih cukup kuat.
 
"Sehingga, meskipun banyak destinasi wisata alam maupun buatan yang kekinian, objek-objek wisata religi maupun mistis ini masih tetap diminati oleh masyarakat Indonesia," katanya.
 
Kendati demikian, wisata mistis sejatinya tak hanya digandrungi di Indonesia, melainkan di negara-negara lainnya. Menurut Chusmeru, hal ini tidak terlepas dari kepercayaan dan mitos yang hampir selalu ada di setiap negara, yang bisa mewujud ke dalam beberapa hal mulai dari barang, rumah, dongeng, gedung ataupun alam.
 
Meskipun digandrungi, dia menilai wisata mistis tidak mudah untuk dikembangkan menjadi sektor pariwisata yang menjanjikan. Hal itu dikarenakan masih kuatnya anggapan di kalangan masyarakat modern hari ini bahwa kepercayaan terhadap hal-hal yang berbau mistis bisa menjauhkan manusia dari Tuhannya.
 
Terlebih, perkembangan budaya Barat juga secara tidak langsung membuat orientasi masyarakat terhadap hal-hal yang berbau mistis terkalahkan oleh hal-hal yang bersifat modern atau kekinian. "Sehingga perkembangan wisata mistis ini kemudian tidak begitu menggairahkan," ucapnya.
 
Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus untuk mengangkat potensi wisata mistis. Chusmeru berpendapat salah satu hal yang mesti ditonjolkan dari wisata mistis ialah terkait narasi. Menurutnya, dengan pengemasan narasi yang baik, wisata yang erat kaitannya dengan mitos atau hal mistis bisa menarik wisatawan.
 
Dia mencontohkan Bali yang menjadi salah satu destinasi wisata yang sarat akan mitos. Menurut Chusmeru, sebagian besar objek wisata di Bali dibangun dengan narasi mistis yang justru menjadi daya tarik wisatawan. Misalnya, kepercayaan terhadap tempat keramat, peraturan tidak boleh berperilaku sembarangan di suatu objek wisata, dan sebagainya.
 
"Itu kan narasi yang dibangun atas dasar mitos, sehingga kemudian Bali dalam persepsi wisatawan menjadi pulau yang mistis. Nah, oleh karena itu, untuk mengembangkan wisata mistis kekuatannya memang ada pada narasi," tuturnya.
 
Selain narasi, diperlukan juga membuat testimoni yang datang dari wisatawan, juru kunci, ataupun orang-orang yang memiliki kredibilitas terhadap objek wisata, sehingga orang-orang percaya bahwa objek wisata itu memang punya nilai mistis yang tinggi.
 
Termasuk, dibutuhkan juga promosi yang kreatif dan kekinian untuk menarik minat masyarakat terhadap objek wisata mistis, terutama di kalangan anak muda. Dengan begitu, objek wisata tersebut tidak hanya menarik karena narasi mistisnya, tetapi juga dari sisi destinasinya itu sendiri. 
 
"Kekuatan narasi dan promosi audio visual melalui media sosial itu perlu dibuat sehingga objek wisata mistis itu menarik. Dan itu sukses dibangun oleh Bali, yang membangun narasi mitologis," tambahnya.
 
Di samping itu, penting juga dilakukan pengaturan yang matang terhadap objek wisata mistis demi kenyamanan dan keselamatan pengunjung. Sebab, kebanyakan objek wisata mistis biasanya memiliki aksesibilitas serta kualitas sarana dan prasarananya yang kurang baik.
 
Oleh karena itu, diperlukan penataan dan pengawasan yang baik demi menghindari risiko baik fisik maupun psikis di kalangan pengunjung, salah satunya dengan menghadirkan pemandu wisata.

"Tempat-tempat mistis itu kan biasanya punya juru kunci, nah mungkin mereka bisa diberdayakan sebagai pemandu wisata. Karena yang tahu betul secara supranatural atau metafisik terkait tempat itu biasanya juru kunci," imbuh Chusmeru.

Baca juga: Intip 5 Destinasi Wisata Mistis di Indonesia, Ada Jakarta

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Memetik Inspirasi Bisnis dari Dua Tanipreneur Muda Asal Malang

BERIKUTNYA

Hypereport: Inisiatif Komunitas untuk Menarik Generasi Muda Kembali ke Museum

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: