Co-Founder & CMO Social Bella Chrisanti Indiana. (Sumber gambar: East Ventures)

Hypereport: Kunci Sukses Berbisnis dari Para Pengusaha Perempuan Muda Inspiratif

21 April 2024   |   08:16 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Di dunia yang cenderung maskulin, peran perempuan kerap diasosiasikan sebatas kepentingan domestik untuk mengurus rumah tangga dan keluarga. Namun, seiring waktu, anggapan itu mulai tergeser dengan banyaknya perempuan yang sukses dalam meniti karier baik secara profesional maupun sebagai wirausaha (womanpreneur).
 
Bahkan, peran perempuan sebagai roda penggerak perekonomian kini juga semakin besar. Layanan e-commerce Tokopedia melaporkan pada tahun 2023 terjadi peningkatan jumlah pelaku usaha perempuan rata-rata 2,5 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2020 saat pandemi Covid-19.
 
Sementara laporan Womenpreneur Indonesia 2022 oleh Sirclo menyebutkan bahwa sebanyak 52 persen responden perempuan mengaku lebih memilih terjun menggeluti bisnis secara mandiri. Alasan utama mereka adalah tidak ingin bergantung dengan pasangan dalam hal finansial. Hal ini didorong oleh keinginan mereka untuk dipandang rata, tidak mengenal gender.
 
Laporan itu juga menjelaskan bahwa sebanyak 56 persen wirausaha perempuan menjalankan usaha mandiri tanpa pegawai. Dari segi pendapatan, sebanyak 87 persen responden mengaku bisa mendapatkan omzet kurang dari Rp15 juta dalam menjalankan bisnisnya. 

Baca juga laporan terkait: 
Di sisi lain, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021, mayoritas dari total usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia tepatnya sebanyak 64,5% atau 37 juta UMKM dikelola oleh perempuan dari total 65 juta UMKM di Indonesia. Dari kondisi tersebut, diproyeksikan bakal menciptakan total pendapatan mencapai US$135 miliar pada tahun 2025.
 
Kondisi ini menjadi kemajuan yang signifikan terutama karena partisipasi perempuan tidak hanya ikut menggerakkan roda ekonomi negara, tetapi juga memperkuat aspek personal, relasional, dan aspek ekonomi dari setiap perempuan yang terlibat. 
 
Co-Founder & CMO Social Bella Chrisanti Indiana menilai setiap perempuan memiliki peran penting di posisi apapun yang mereka jalani, serta mampu memberikan dampak signifikan di setiap apapun yang mereka lakukan dengan sungguh-sungguh. 
 
Menurut perempuan yang akrab disapa Santi itu, sifat alamiah perempuan seperti memiliki empati lebih tinggi, peka terhadap apa yang terjadi di sekitarnya, dan kestabilan emosi, sangat berpengaruh dalam kesehariannya sebagai pengusaha dan salah satu pemimpin perusahaan.
 
"Saya bersyukur sebagai perempuan, dengan bidang yang saya jalani adalah personal care dan kecantikan, saya memiliki kelebihan dalam pekerjaan yang memang pasarnya didominasi perempuan yang kemudian mendorong pertumbuhan Social Bella hingga sebesar saat ini," katanya kepada Hypeabis.id
 
Social Bella atau Sociolla merupakan omni-retailer kecantikan kenamaan di Indonesia. Sejak berdiri pada tahun 2015 dengan 100 brand, kini Sociolla telah bekerja sama dengan 400 lebih brand kecantikan baik lokal maupun internasional.
 
Perusahaan yang identik berwarna pink itu juga memiliki 60 gerai yang tersebar di 35 kota, yang telah melayani jutaan konsumen di Indonesia. Bahkan, pada 2020, Sociolla juga telah berekspansi ke Vietnam baik secara online maupun offline dengan 12 toko di 4 kota di negara tersebut.
 
Santi menuturkan sebagai salah satu founder dan pemimpin perempuan, pihaknya selalu berkomitmen untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua karyawan, khususnya perempuan, agar dapat tumbuh dan sukses dalam karier yang mereka pilih.
 
Komitmen itu direalisasikan dengan hadirnya lebih dari 50 persen jajaran manajemen dan 70 persen dari total karyawan merupakan perempuan. Hal tersebut dilakukan oleh Social Bella sebagai perusahaan berbasis beauty tech guna membuka minat lebih banyak lagi perempuan untuk berkiprah di industri teknologi. Mendorong kepercayaan diri mereka bahwa ada kesempatan bagi perempuan untuk membuktikan kemampuannya di industri.
 
"Kami terus berupaya untuk membimbing karyawan kami dan memberi mereka pelatihan yang dibutuhkan untuk mengembangkan potensi mereka. Hal ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk mendayakan bakat-bakat perempuan di industri kecantikan dan teknologi," jelasnya. 

Baca juga: Tren Makeup dan Skincare Favorit Perempuan Indonesia, dari yang Simple hingga Jenama Lokal
 

Chrisanti Indiana (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani)

Chrisanti Indiana (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani)

Dia percaya melalui kesungguhan dan dedikasi dalam mengembangkan perusahaan, perempuan dalam dunia teknologi memiliki potensi besar untuk memainkan peran yang signifikan. Serta, dapat menjadi contoh yang menginspirasi bagi para perempuan lainnya untuk mencapai posisi kepemimpinan dan mengejar keahlian mereka di bidang masing-masing, sehingga menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.
 
"Dengan memastikan setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk karier dan mengejar passion mereka dalam inovasi, teknologi, dan kecantikan, gender bukan lagi menjadi penghalang untuk dapat bekerja dan berhasil dalam industri ini," ungkapnya.

Dalam urusan karier dan hidup, sebagai pengusaha perempuan, Santi mengaku dirinya berpegang pada spirit “the best is yet to come”, yakni semangat untuk terus memacu diri ke depan dan tidak mudah puas dengan pencapaian yang didapat sekarang, serta tidak mudah kecewa ketika mengalami kegagalan.
 
Sementara ketika berhasil mencapai sebuah tujuan (goal), lanjutnya, dia akan langsung memikirkan bagaimana bisa membuat impak yang lebih besar dan lebih berguna untuk konsumen. "Untuk saya, dengan selalu fokus terhadap produk yang diciptakan dan fokus pada proses dan tujuan, hasilnya pasti akan lebih baik di masa depan," katanya.
 
Bagi Santi, naik turun dalam menjalankan sebuah bisnis adalah hal yang biasa. Tapi, yang penting adalah bagaimana pihaknya selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk pelanggan, sebagaimana yang selama ini menjadi fokus sejak awal dia dan tim membangun Social Bella.
 
Dia paham bahwa industri kecantikan bergerak sangat dinamis, perubahan terjadi dengan cepat. Akan tetapi, baginya, perubahan itu justru menjadi semacam tantangan yang membuatnya dan tim senantiasa semangat. Oleh karena itu, dia mengaku selalu mendorong diri untuk terus mencari cara agar tetap inovatif dan fleksibel di tengah arus perubahan yang ada.
 
Menurutnya, seorang pebisnis harus siap untuk selalu menghadapi tantangan yang menanti di depan. Selama punya tujuan yang baik, memiliki integritas yang kuat, dan memiliki persiapan yang matang, lanjutnya, setiap pebisnis bisa mengurangi probabilitas adanya kegagalan, walaupun tidak 100 persen.
 
"Tinggal bagaimana bisa menghadapi tantangan dengan tenang dan bagaimana kita membawa diri. Ini yang menurut saya yang lebih sulit. Buat saya semua tantangan menjadi pelajaran," ucapnya.
 
Santi menilai industri kecantikan merupakan salah satu industri yang dinamis dan terus berinovasi setiap waktunya, sehingga memiliki sikap adaptif merupakan sebuah keharusan. Oleh karena itu, katanya, penting bagi pebisnis untuk selalu gesit (agile) dan siap menghadapi perubahan dinamis yang datang.
 
Termasuk, penting juga memiliki sikap untuk tidak takut menghadapi tantangan-tantangan yang ada dan menjadikannya sebagai peluang, sehingga akhirnya dapat tampil menjadi sosok yang lebih kuat dari sebelumnya.
 
Namun, di samping itu, pengusaha perempuan juga perlu memiliki support system yang kuat dan dapat diandalkan, serta memiliki tujuan dan dedikasi yang sejalan untuk menciptakan dampak positif melalui pekerjaan. Hal ini sangat penting karena menjadi salah satu faktor kunci untuk berhasil di bisnis.
 
"Bagi para perempuan di luar sana yang juga ingin berjuang dan meraih kesuksesan dalam karier, saya ingin mengatakan untuk jangan pernah menyerah dan selalu berusaha to do the right thing," ucapnya.
 
Santi pun menuturkan sebagai pengusaha, dia senantiasa berkomitmen untuk terus berkarya dan memberikan impak yang positif. Ke depan, dia mengaku ingin menjadi bagian dari perkembangan industri, kemanusiaan, dan teknologi dengan berkontribusi dari kemampuan dia miliki. Di bidang apapun itu, besar maupun kecil, Santi ingin berinovasi untuk dunia yang lebih baik.
 
Bicara soal target ke depan, dia mengaku akan terus berfokus dengan bisnis Sociolla yang telah dia mulai sejak hampir 10 tahun lalu. Apalagi, katanya, industri kecantikan kian menarik dan menjanjikan. Oleh karena itu, dia percaya masih banyak sekali yang bisa dia berikan untuk membangun industri kecantikan. 
 
"Jadi selama saya masih bisa berinovasi dan membuat banyak hal baru yang memberikan dampak bagi orang banyak, ini menjadi motivasi saya dalam mengembangkan bisnis Social Bella," terangnya. 

Baca juga: Apakah Beauty Standard Berpengaruh terhadap Psikologis Perempuan?
 

G

Irene Kristi (kiri) & Devy Natalia (kanan) merupakan pemilik bisnis fesyen anak BohoPanna (Sumber gambar: Devy Natalia Official Instagram)

Menurut Co-Founder & COO Bohopanna, Irene Kristi, peran perempuan dalam dunia kewirausahaan bisa memberikan dampak yang besar bagi perekonomian suatu negara. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan negara maju seperti Amerika Serikat, dia melihat bahwa keterlibatan perempuan Indonesia di dunia bisnis belum signifikan.
 
"Di Amerika [Serikat], perempuan yang berkecimpung di dunia bisnis itu sekitar 48 persen, sedangkan di Indonesia itu baru sekitar 35 persen," katanya.
 
Bersama rekannya, Devy Natalia, Irene membangun bisnis fesyen lokal bayi dan anak bernama BohoPanna. Mereknya ini berfokus menawarkan berbagai produk pakaian basic clothes yang fashionable dan harga yang terjangkau. Mereka memiliki visi untuk menjadikan BohoPanna sebagai merek produk bayi dan anak dengan kualitas premium dan stylish tapi tetap terjangkau. 
 
Sebagai Co-Founder dan COO, Irene bertanggung jawab untuk mengurus segala kebutuhan operasional yang dibutuhkan oleh BohoPanna. Keputusan Irene untuk menekuni dunia bisnis berangkat dari prinsipnya yang ingin bisa bekerja secara independen, tidak di bawah sistem korporasi.

Terlebih, sejak kecil, dia juga telah melihat banyak anggota keluarga perempuannya sudah mandiri untuk membangun bisnis sendiri. "Karena kelemahan saya tidak mau manut atau disuruh-suruh orang, akhirnya saya berpikir lebih baik bikin sesuatu yang bisa dijual saja," kata perempuan lulusan sarjana Ekonomi di Unika Soegijapranata Semarang ini.
 
Meski kesempatan bagi perempuan untuk menekuni dunia bisnis terbuka lebar, perannya dalam keluarga dan lingkungan juga kerap menjadi tantangan tersendiri bagi perempuan. Hal ini sejalan dengan laporan dari Sirclo yang menemukan bahwa sebanyak 49 persen responden mengaku salah satu tantangan besar menjadi womenpreneur adalah menyeimbangkan peran sebagai ibu dan pengusaha.
 
Irene menuturkan sebagai pebisnis sekaligus ibu, tantangan utama yang dihadapinya adalah membagi waktu antara mengurus usaha dan keluarga. Untuk hal ini, menurutnya, seorang womenpreneur harus bisa mengatur skala prioritasnya termasuk menjaga komunikasi dengan keluarga.
 
Irene selalu memastikan bahwa urusan untuk keluarganya telah terpenuhi sebelum mengerjakan tugasnya di BohoPanna, begitu juga sebaliknya. Selain itu, dia juga selalu terbuka kepada keluarga tentang kebutuhannya dalam menjalankan bisnis, sehingga dia mendapatkan kepercayaan dan dukungan penuh dalam menekuni usahanya.
 
"Ketika keluarga memberikan kepercayaan dan kebebasan waktu, itu adalah suatu hal yang harus kita manfaatkan semaksimal mungkin tapi tetap kita juga harus tahu skala prioritas," katanya.
 
Menurut Irene, penting bagi perempuan untuk bisa berdaya mandiri secara finansial sekalipun telah memiliki suami yang notabene sebagai penopang keluarga. Sebab, dengan begitu, perempuan tidak akan bergantung secara finansial kepada sang suami.
 
Lebih jauh lagi, kontribusi perempuan pada perekonomian keluarga juga bisa menjadi kekuatan bagi mereka pada proses pengambilan keputusan dalam rumah tangganya. "Menurut aku, setiap perempuan harus punya skill untuk bertahan seperti itu, karena yang bertanggung jawab sama diri ya kita sendiri," katanya.
 
Bagi Irene, untuk bisa sukses menjadi seorang pebisnis, setiap perempuan harus percaya pada kemampuannya sendiri, memiliki mental yang kuat, dan mengetahui skala prioritas untuk berbagi perannya di lingkungannya. 

Baca juga: Strategi Tingkatkan Daya Saing Perempuan Pelaku Usaha
 

Lusy Lestari Gunawan, Founder Nyonya Piyama (Sumber gambar: Lusy Lestari Gunawan Official Instagram)

Lusy Lestari Gunawan, Founder Nyonya Piyama (Sumber gambar: Lusy Lestari Gunawan Official Instagram)

Pada kesempatan terpisah, Lusy Lestari Gunawan selaku Founder Nyonya Piyama melihat bahwa saat ini dunia lebih terbuka bagi perempuan untuk berkreasi. Menurutnya, seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, perempuan sudah bisa memberikan dampak yang besar secara finansial bagi keluarganya, sekalipun menjalankan bisnis dari rumah.
 
Sejak 2017, Lusy menekuni dunia bisnis dengan mendirikan merek fesyen lokal bernama Nyonya Piyama yang menawarkan produk sleepwear berkualitas premium dengan harga yang terjangkau. Dengan mereknya, dia memiliki misi untuk memberikan kenyamanan, tidur yang lebih baik, dan waktu yang lebih berkualitas untuk para konsumennya.
 
"Saya selalu ingin memberikan kenyamanan kepada banyak orang, entah itu melalui lapangan kerja yang saya buka, kenyamanan produk yang saya sediakan atau kehadiran saya di tengah mereka," ujarnya.
 
Diakui olehnya bahwa sebagai pebisnis perempuan, dia tidak menemui tantangan dalam mengembangkan usahanya melainkan berbagai rintangan bisnis yang ada pada umumnya dialami oleh pebisnis.
 
Sebab, sejak kecil, dia sudah melihat sang ibu yang sukses berbisnis sekaligus mengurusi rumah tangga, sehingga secara tidak langsung dia telah memiliki role model sebagai womenpreneur. "Saya terbiasa dengan melihat cara ibu saya berinteraksi dan berbisnis," katanya. 
 
Dalam mengembangkan bisnisnya, dia percaya pada kekuatan kerja tim atau teamwork. Sebab, menurutnya, bisnis yang dia jalankan selama ini tidak terlepas dari kerja keras setiap tim yang terlibat. Sebagai pemilik bisnis, dia juga mengaku cukup ketat dalam membangun tim yang solid serta selalu menanamkan sense of ownership di setiap para pekerjanya.
 
"Saya juga adalah tipe pemikir. Segala hal yang saya kerjakan dan jalankan itu bisa dibilang sudah ada back-up plan-nya bilamana tidak berjalan sesuai apa yang saya bayangkan dan harapkan. Dengan tetap core-nya fokus ke visi misi brand saya," jelasnya.
 
Untuk bisa menjadi pebisnis yang sukses, Lusy percaya bahwa modal utama yang harus dimiliki perempuan adalah keberanian. Sebab, dengan berani, perempuan bisa menjadi apapun sesuai dengan keinginan mereka, layaknya Kartini yang berani untuk bersuara dan mengubah nasibnya.

Baca juga: Mengubah Paradigma Bisnis: Mendorong Persentase Perempuan yang Seimbang di Posisi Eksekutif

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Hypereport: Pameran No Music, Noise! Hadirkan Sampul Vinyl Album Populer Dunia

BERIKUTNYA

Hypereport: Deretan Perempuan Terkaya di Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: