Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati. (Sumber gambar: Kemenkeu/Biro KLI - Andi al Hakim)

Hypereport: 10 Sosok 'Kartini' Indonesia Paling Berpengaruh di Dunia

20 April 2024   |   21:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Hari Kartini diperingati pada 21 April tiap tahunnya. Peringatannya menjadi momen penting untuk mengenang perjuangan R.A. Kartini, seorang tokoh perempuan yang berani menuntut hak-haknya pada zamannya. Kartini menjadi inspirasi bagi banyak perempuan Indonesia untuk memperjuangkan kesetaraan gender.
 
Jika dahulu ada Kartini yang berani bersuara dan memperjuangkan emansipasi wanita, kini Indonesia juga memiliki banyak perempuan dengan pengaruh yang besar hingga mendunia. Nama mereka tersohor dalam skala global lantaran kontribusi mereka yang besar di bidang pekerjaannya masing-masing, mulai dari keuangan, telekomunikasi, film, hingga fesyen. 

Baca juga: Hypereport: Pasangan Seniman Terkenal di Dunia
 
Sejumlah perempuan Indonesia ini juga berhasil masuk dalam daftar bergengsi lantaran pengaruh mereka, bersanding dengan nama-nama besar dari berbagai negara. Hal ini membuktikan bahwa karya dan kontribusi mereka telah memberikan pengaruh bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga diakui di skala dunia.
 
Pengaruh mereka juga membuktikan sekaligus mengukuhkan peran besar perempuan untuk kemajuan dunia di berbagai bidang. Dengan begitu, sudah semestinya perempuan memiliki kesempatan dan hak yang sama untuk bisa menempati posisi-posisi strategis di berbagai bidang profesional.
 
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut adalah 10 perempuan Indonesia paling berpengaruh di dunia.
 

1. Sri Mulyani Indrawati

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati baru-baru ini masuk ke dalam jajaran wanita paling berpengaruh dunia versi Forbes. Dia ditempatkan Forbes pada urutan ke-47 dalam daftar The World's Most Powerful Women 2023. Namanya bersanding dengan jajaran wanita top dan terkenal di dunia lainnya seperti Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris, penyanyi AS Taylor Swift dan Beyonce.
 
Sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani dianggap mampu meningkatkan pendapatan negara melalui reformasi perpajakan dengan memperluas layanan e-filing dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Perempuan kelahiran Lampung ini juga dianggap berhasil dalam mempromosikan kesetaraan gender khususnya di kancah politik global saat masih menjabat sebagai Managing Director dan COO Bank Dunia.
 
Tak hanya itu, Forbes turut menyinggung penghargaan yang diterima Sri Mulyani sebagai Menteri Terbaik di KTT Pemerintah Dunia atau the World Government Summit. Selama menjadi menteri keuangan, perempuan berusia 61 tahun ini juga dianggap membantu memandu transisi negara dari otokrasi ke demokrasi.


2. Nicke Widyawati

Selain Sri Mulyani, ada satu nama perempuan Indonesia lain yang masuk dalam daftar The World's Most Powerful Women 2023 yakni Nicke Widyawati. Nicke sebelumnya juga telah masuk dalam daftar wanita berpengaruh dunia dari Fortune dan Forbes tiga tahun berturut-turut pada 2020, 2021, dan 2022.
 
Forbes menyoroti salah satu kontribusi Direktur Pertamina itu yakni ketika Indonesia menjadi presiden G20 pada tahun 2022. Nicke dianggap sukses mengemban amanah sebagai Ketua Gugus Tugas atau Chair Task Force Energy, Sustainability and Climate.
 
Nicke dianggap berhasil membawa tiga rekomendasi utama yakni Percepatan Transisi untuk Energi Berkelanjutan, Memastikan Transisi yang Tepat dan Berkeadilan dan Keterjangkauan Energi. Di samping itu, Majalah Fortune pada tahun 2020 menobatkan Nicke sebagai salah satu dari "Most Powerful Women International" dimana ia mendapatkan ranking yang cukup tinggi yaitu di urutan ke-16 dari 50.
 
 

3. Christine Hakim

Aktris senior Christine Hakim belum lama ini masuk ke dalam 50 Over 50 Asia 2024, daftar 50 perempuan Asia berprestasi berusia di atas 50 tahun versi Forbes. Namanya bersanding dengan sejumlah perempuan Asia berpengaruh lainnya dari berbagai negara seperti Kepala Bank Sentral Australia Michele Bullock, Direktur Eksekutif Sekretariat APEC Rebecca Fatima Sta Maria dari Malaysia, dan Menteri Keuangan & Urusan Korporat Nirmala Sitharaman dari India.
 
Christine Hakim dianggap sebagai grand dame sinema Indonesia. Grand dame sendiri merupakan julukan untuk seorang wanita lanjut usia yang memiliki prestise atau kemampuan tinggi. 
 
Lahir di Kuala Tungkal, Jambi pada 25 Desember 1956, Christine Hakim memulai debutnya dengan berperan di film Cinta Pertama (1973) yang disutradarai Teguh Karya. Peran perdananya itu langsung mengantarkannya meraih Piala Citra untuk Pemeran Utama Wanita Terbaik, hingga membuatnya yakin untuk menapaki karier di dunia seni peran.
 
Sejak saat itu, Christine membintangi sejumlah film termasuk Badai Pasti Berlalu (1977) dan Tjoet Nja' Dhien (1988). Karier Christine Hakim membentang dari era analog hingga digital dan membintangi film-film karya sutradara-sutradara besar dan ternama Indonesia lintas generasi. Tak hanya sebagai aktris, pada 1998, dia juga menjajal sebagai produser untuk film Daun di Atas Bantal dan Pasir Berbisik.
 
Aktris berusia 67 tahun itu juga dikenal berkat peran pentingnya di sejumlah film seperti proyek Hollywood, Eat Pray Love (2010), Perempuan Tanah Jahanam (2019), dan serial The Last of Us (2023) yang membuatnya menjadi pembicaraan  media hingga sinefil. Sepanjang kariernya, aktris yang baru saja merayakan kiprahnya selama 50 dekade di dunia film itu telah berhasil mengantongi 9 Piala Citra, termasuk Lifetime Award di ajang Festival Film Indonesia (FFI).
 
Di dunia perfilman, Christine juga telah berkontribusi pada Festival Film Cannes sebagai anggota juri, dan menjabat sebagai Duta FFI pada 2023. Di luar layar perak, dia juga pernah menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk UNESCO dari 2008 hingga 2020.


4. Dian Siswarini

Nama perempuan Indonesia lain yang juga masuk dalam daftar 50 Over 50 Asia 2024 ialah Dian Siswarini, Direktur Utama sekaligus CEO XL Axiata. Dian dianggap telah mencapai puncak kariernya, dan menjadi salah satu perempuan yang sukses berkarier di perusahaan telekomunikasi XL Axiata dengan pendapatan sebesar US$1,9 miliar. 
 
Sebelum berkarier secara profesional, Dian mengenyam pendidikan dan memperoleh gelar sarjana Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1991. Dia juga telah mengikuti berbagai program eksekutif, salah satunya adalah Harvard Advance Management Program, Harvard Business School di Amerika Serikat pada tahun 2013.
 
Lulus dari ITB, Dian langsung bekerja di PT XL Axiata Tbk pada 1991 sebagai radio engineer atau perancang jaringan radio, dan berpindah ke bagian jaringan (network), IT, digital dan marketing. Dian menjadi satu-satunya perempuan yang menduduki jabatan sebagai presiden direktur dan CEO di industri telekomunikasi Indonesia. 
 
Dian juga dianggap memberikan pengaruh lantaran melawan stereotipe tentang perempuan yang bekerja di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). "[Posisi ini] mendorong saya untuk memiliki semangat yang lebih besar untuk mengembangkan kepercayaan diri perempuan untuk mampu bekerja di bidangnya masing-masing," tulis Dian dikutip dari laman LinkedIn pribadinya.


5. Josephine Komara

Satu lagi nama perempuan Indonesia yang masuk dalam daftar 50 Over 50 Asia 2024 yakni Josephine Komara, desainer keturunan Tionghoa-Indonesia yang dikenal sebagai pakar tekstil batik. Perempuan yang akrab disapa Obin itu bahkan dijuluki sebagai 'harta karun nasional' berkat ketekunannya dalam mendalami dan mempromosikan kain batik. 
 
Sejak 1970-an, Obin giat mengumpulkan kain-kain Wastra dari seluruh pelosok Nusantara, serta mulai merancang dan menciptakan pakaian berbahan kain tradisional. Pada 1986, Obin akhirnya mendirikan rumah mode Bin House di Menteng, Jakarta Pusat, dan banyak menciptakan padu padan kain batik dan tenun lewat berbagai eksperimen.
 
Keistimewaan batik karya Obin ialah proses pembuatannya yang tanpa mesin melainkan sepenuhnya karya tangan. Karya-karyanya pun sudah diakui sampai ke tingkat internasional. Bahkan, desainer Edward Hutabarat dan Ghea Panggabean menganggap Obin sebagai orang yang paling bertanggung jawab pada pergerakan pembaruan batik pada pertengahan tahun 2000.
 
Kini, BINhouse telah memiliki banyak gerai baik di dalam maupun luar negeri seperti Jepang, Singapura, Belanda, serta reseller global lainnya. Terbaru, Obin memperkenalkan koleksinya berjudul Lambaian Kain di Jakarta Fashion Week 2023, yang menampilkan desain busana mengikuti struktur tekstur bahan, yakni menghidupkan kembali pakem-pakem batik tradisional dengan terobosan baru.
 

 

6. Rini Sugianto

Rini Sugianto adalah seorang animator yang karya-karyanya telah mendunia. Animator asal Lampung ini menjadi satu-satunya perempuan asal Indonesia yang aktif terlibat dalam beberapa film Hollywood berkelas dunia untuk bagian pembuatan animasi karakter seperti pada film The Adventure Of Tintin : The Secret Of Unicorn (2011) dan The Hobbit : An Unexpected Journey (2012).
 
Rini memulai ketertarikannya pada dunia animasi ketika dia mendapat tugas akhir kuliah yang mengharuskan menggunakan animasi tiga dimensi. Kemudian dia pun meneruskan pendidikannya di Academy of Art University San Francisco. Setelah lulus, Rini bekerja pada beberapa perusahaan game di San Francisco. Setelah itu, ia bergabung dengan WETA Studio, perusahaan animasi di Selandia Baru. Di tempat tersebut, Rini berkesempatan membuat film The Hunger Games dan The Hobbits.
 
Perempuan kelahiran 3 Januari 1980 itu juga pernah bekerja di Tippet studio, Berkeley, California, menjadi tim animasi film Ted 2. Rini yang saat ini tinggal di California telah mengerjakan berbagai proyek animasi film selama satu dekade terakhir, diantaranya adalah film Ready Player One (2019) yang masuk nominasi piala Oscar 2019, The Hobbit: The Resolution Of Smaug (2013), Iron Man 3 (2013), Hunger Games: Catching Fire (2013), The Avenger: Age Of Ultron (2015), dan Love, Death, And Robot (2019).


7. Liliyana Natsir

Liliyana Natsir menjadi salah satu atlet bulu tangkis perempuan dengan sederet prestasi bergengsi mendunia. Pemain yang dijuluki Butet ini memiliki rekor luar biasa selama lebih dari dua dekade kariernya dengan memenangkan satu emas dan satu perak, dan empat medali emas di Kejuaraan Dunia BWF. Prestasinya diakui dunia dan dilantik dalam Hall of Fame BWF pada tahun 2022.
 
Butet menduduki peringkat 1 dunia ganda campuran dengan dua pasangan berbeda. Bersama Nova Widianto, dia meraih medali emas Kejuaraan Dunia 2005 dan 2007, Piala Dunia 2006, Kejuaraan Asia 2006, dan medali perak di Olimpiade Beijing 2008.
 
Dia kemudian dipasangkan dengan Tontowi Ahmad dan keduanya dengan cepat menjadi pasangan pemain yang kuat. Duo ini meraih gelar Kejuaraan Dunia BWF pada tahun 2013 dan 2017, memenangkan Kejuaraan Asia 2015, dan medali emas Olimpiade Rio 2016. Keduanya kemudian berhasil menduduki peringkat teratas dunia ganda campuran pada 3 Mei 2018. 
 
Tak hanya itu, Butet juga merupakan peraih medali emas Olimpiade putri kedua Indonesia, setelah Susi Susanti pada tahun 1992, dan kemudian digantikan oleh Greysia Polii dan Apriyani Rahayu pada tahun 2021. Di antara prestasinya adalah tiga gelar berturut-turut dari All England Open 2012-2014 dan 2016.
 
Dia dan Tontowi Ahmad juga menjadi pasangan ganda campuran Indonesia pertama yang meraih medali emas di Olimpiade. Dengan segala prestasi tersebut, Butet tercatat sebagai atlet dengan gelar Kejuaraan Dunia BWF terbanyak untuk ganda campuran.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by gazett (@gazett.id)


 

8. Moorissa Tjokro

Moorissa Tjokro adalah perempuan Indonesia yang berprofesi sebagai Autopilot Software Engineer atau insinyur perangkat lunak autopilot untuk Tesla di San Fransisco, California, AS. Dia adalah satu dari hanya 6 Autopilot Software Engineer perempuan yang bekerja untuk perusahaan milik Elon Musk tersebut.
 
Setiap harinya, wanita kelahiran 1994 itu diberikan tugas untuk mengevaluasi perangkat lunak Autopilot atau fitur Full-Self-Driving. Bahkan, dia juga menguji secara langsung fitur tersebut di mobil dan mencari cara untuk meningkatkan kinerjanya.
 
Proyek yang digarap oleh Moorissa ini juga merupakan tingkat tertinggi dari sistem swakemudi, karena Fitur Full-Self-Driving atau Autopilot ini nantinya akan membuat pengemudi tak perlu lagi menginjak pedal rem dan gas, serta memutar kemudi atau pun memindahkan transmisi. 
 
Sebelum menekuni dunia Sains, Teknologi, Engineering dan Matematika (STEM), Moorissa diketahui mengenyam pendidikan di SMA Pelita Harapan dan mendapatkan beasiswa Wilson and Shannon Technology untuk berkuliah di Seattle Central College. Pada 2012, Moorisa berhasil meraih gelar Associate Degree atau D3 di bidang sains dan melanjutkan pendidikan sarjana di Jurusan Teknik Industri dan Statistik, Georgia Institute of Technology, Atlanta, Amerika Serikat.


9. Adi Utarini

Adi Utarini adalah pengajar dan peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang dinobatkan sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia versi TIME di tahun 2021. Namanya berkibar mengharumkan Indonesia berkat penelitiannya tentang nyamuk.
 
Adi dan tim melakukan inokulasi nyamuk dengan Wolbachia. Bakteri ini tidak berbahaya bagi manusia, tapi mampu membuat nyamuk tidak menularkan demam berdarah dari gigitannya. Teknologi Wolbachia ini pun terbukti berhasil menurunkan kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta sebesar 77 persen. 
 
Berkat penemuan teknologi Wolbachia itu, Adi juga terpilih sebagai salah satu dari Nature's 10 tahun 2020, yaitu daftar sepuluh ilmuwan paling berpengaruh sepanjang tahun tersebut. Daftar tersebut dirilis oleh komunitas jurnal penelitian Nature Research.


10. Yulia Evina Bhara

Produser sekaligus CEO KawanKawan Media Yulia Evina Bhara belum lama ini masuk dalam daftar wanita internasional paling berpengaruh versi Variety tahun 2023. Daftar tersebut memberikan apresiasi sekaligus pengakuan terhadap sejumlah perempuan dari berbagai negara yang dianggap telah memberikan kontribusi besar dalam industri hiburan internasional.
 
Salah satu proyek film perempuan yang akrab disapa Ebe ini yang mendapat sorotan ialah Autobiography garapan sutradara Makbul Mubarak, lantaran berkoproduksi dengan sejumlah rumah produksi dari berbagai negara. Termasuk, sukses tayang secara perdana (world premiere) di Venice International Film Festival 2022. 

Baca juga: Hypereport: Meramal Tren, Menangkap Peluang 2024
 
Seperti diketahui, Autobiography menjadi film Indonesia yang berkoproduksi dengan Singapura, Polandia,Filipina, Jerman, Prancis, dan Qatar, setelah mendapatkan dukungan dari aide aux cinémas du monde CNC Prancis, Nouvelle-Aquitaine Regional Fund Prancis, World Cinema Fund Jerman, Purin Pictures Thailand, Polish Film Institute, Asean Co-Production Grant –ACOF Filipina, Tokyo Talents NEXT Master Program dan Doha Film Institute. 

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Sekilas Mirip, Cek Perbedaan Penyakit Anemia Aplastik & Leukemia

BERIKUTNYA

Menilik Proses Kreatif Endah N Rhesa & Navicula Garap Lagu Segara Gunung

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: