Hypereport: Musisi Muda Bersinar di Industri Musik Digital
31 March 2024 |
20:00 WIB
Setiap masa, selalu muncul generasi musisi dan penyanyi muda berbakat yang membawa warna baru di industri musik nasional. Mereka muncul dengan membawa identitas dan karakter yang unik, dengan berbagai pesan yang dihadirkan dalam setiap karya-karyanya.
Tak hanya itu, kehadiran para musisi muda berbakat ini juga membawa sentuhan baru dalam kekayaan genre musik, yang dengan keahliannya, mereka mampu meracik dan mengawinkan berbagai genre musik menjadi sesuatu yang baru dan segar.
Ya, era digital memang membawa setiap pelaku industri kreatif untuk dapat mengelaborasi berbagai aliran dan ekosistem global yang tanpa batas, untuk melahirkan genre berbeda, sebagai hasil dari akulturasi dalam budaya musik era digital.
Bagaimana pun juga, proses berkarya para musisi pada era keterbukaan ini menjadi lebih menantang lantaran tidak bisa sekadar muncul, tetapi harus mampu membawa orisinalitas dalam berkarya, sebagai ciri khas dan identitas yang akan dikenali para penikmat musik generasi digital ini.
Momen hari musik yang diperingati setiap 9 Maret, menjadi momentum tepat untuk melihat kembali potret industri musik nasional dewasa ini, yang telah banyak melahirkan musisi muda tanpa label dan tanpa karier konvensional sebagaimana musisi-musisi pada era 90 dan 2000an.
Perkembangan musik di Indonesia di era digital sekarang ini sangatlah pesat mulai dari musik Pop, Jazz, Rock bahkan musik Dangdut yang dulu dianggap musik kalangan bawah, sekarang menjelma menjadi musik yang populer serta digemari oleh berbagai kalangan.
Bagaimana para musisi muda ini mampu melakukan akulturasi genre musik dangdut, pop, rok, jaz, metal hingga hiphop dan tekno menjadi genre yang segar dan berkembang di berbagai saluran digital.
Proses berkarya yang bebas dan tanpa batas serta tetap mengusung orisinalitas rupanya menjadi salah satu kunci sukses para musisi muda ini mampu tampil dan menjadi idola baru dengan jutaan penggemar di dunia maya. Selengkapnya, simak laporan khusus Hypeabis.id pada momen Hari Musik Nasional tahun ini.
Tak hanya itu, kehadiran para musisi muda berbakat ini juga membawa sentuhan baru dalam kekayaan genre musik, yang dengan keahliannya, mereka mampu meracik dan mengawinkan berbagai genre musik menjadi sesuatu yang baru dan segar.
Ya, era digital memang membawa setiap pelaku industri kreatif untuk dapat mengelaborasi berbagai aliran dan ekosistem global yang tanpa batas, untuk melahirkan genre berbeda, sebagai hasil dari akulturasi dalam budaya musik era digital.
Bagaimana pun juga, proses berkarya para musisi pada era keterbukaan ini menjadi lebih menantang lantaran tidak bisa sekadar muncul, tetapi harus mampu membawa orisinalitas dalam berkarya, sebagai ciri khas dan identitas yang akan dikenali para penikmat musik generasi digital ini.
Momen hari musik yang diperingati setiap 9 Maret, menjadi momentum tepat untuk melihat kembali potret industri musik nasional dewasa ini, yang telah banyak melahirkan musisi muda tanpa label dan tanpa karier konvensional sebagaimana musisi-musisi pada era 90 dan 2000an.
Perkembangan musik di Indonesia di era digital sekarang ini sangatlah pesat mulai dari musik Pop, Jazz, Rock bahkan musik Dangdut yang dulu dianggap musik kalangan bawah, sekarang menjelma menjadi musik yang populer serta digemari oleh berbagai kalangan.
Bagaimana para musisi muda ini mampu melakukan akulturasi genre musik dangdut, pop, rok, jaz, metal hingga hiphop dan tekno menjadi genre yang segar dan berkembang di berbagai saluran digital.
Proses berkarya yang bebas dan tanpa batas serta tetap mengusung orisinalitas rupanya menjadi salah satu kunci sukses para musisi muda ini mampu tampil dan menjadi idola baru dengan jutaan penggemar di dunia maya. Selengkapnya, simak laporan khusus Hypeabis.id pada momen Hari Musik Nasional tahun ini.
1. Hypereport: Biduan Dangdut Berkarya dengan Ciri Khas & Keunikan Goyangan
Di tengah persaingan untuk memenangkan pasar yang besar dan menjadi incaran banyak para musisi, ciri khas dalam berkarya menjadi sesuatu yang wajib dan penting bagi seseorang – tidak terkecuali para musisi dangdut. Para seniman dangdut memiliki karakteristik dan keunikan yang melekat dengan para pencinta musik asli Indonesia ini.
Survei yang pernah dilakukan Skala Survei Indonesia (SSI) tentang jenis musik yang paling disukai publik Indonesia menunjukkan bahwa dangdut merupakan musik yang menjadi idola semua kalangan masyarakat.
Dalam data tersebut, ada 58,1 persen responden yang menyukai genre musik ini. Dangdut mengalahkan jenis musik lainnya, seperti pop yang hanya 31,3 persen, daerah 3,9 persen, keroncong 2,6 persen, kasidah atau religi 1,2 persen, jazz 0,4 persen, rock 0,3 persen, dan lainnya 2,3 persen.
Data dari SSI itu juga diamini oleh musisi dangdut Pamela Safitri dari Duo Serigala. Baginya, genre musik ini adalah jenis yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia. Ada berapa alasan yang membuat publik di Indonesia sangat menyukai dangdut.
Survei yang pernah dilakukan Skala Survei Indonesia (SSI) tentang jenis musik yang paling disukai publik Indonesia menunjukkan bahwa dangdut merupakan musik yang menjadi idola semua kalangan masyarakat.
Dalam data tersebut, ada 58,1 persen responden yang menyukai genre musik ini. Dangdut mengalahkan jenis musik lainnya, seperti pop yang hanya 31,3 persen, daerah 3,9 persen, keroncong 2,6 persen, kasidah atau religi 1,2 persen, jazz 0,4 persen, rock 0,3 persen, dan lainnya 2,3 persen.
Data dari SSI itu juga diamini oleh musisi dangdut Pamela Safitri dari Duo Serigala. Baginya, genre musik ini adalah jenis yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia. Ada berapa alasan yang membuat publik di Indonesia sangat menyukai dangdut.
2. Hypereport: Musik Rock Era Digital, Masih Setia dengan Idealisme & Kebebasan Berkarya
Rok (rock) dan beragam subgenre yang menyertainya masih tersimpan dalam hati dan telinga para penikmat musik pada era digital. Mereka sukses mempertahankan eksistensinya di tengah gempuran musik-musik futuristis yang mengadopsi kecanggihan teknologi.
Ciri khas rock ialah musiknya yang kuat dan keras, vokal yang riuh, lantang kadang sampai berteriak, serta alunan gitar dan bas elektrik, tabuhan drum yang penuh energi, serta instrumen lainnya seperti piano dan synthesizer yang makin memperkaya lagu.
Menengok kembali sejarah panjangnya, rock pertama kali muncul di Amerika Serikat pada akhir 1940-an dan mencapai puncak popularitasnya pada era 1950-an. Rock and roll muncul sebagai bentuk musik baru yang menggabungkan elemen-elemen blues, rhythm and blues, dan country.
Sejumlah musisi seperti Elvis Presley, Chuck Berry, dan Little Richard adalah pionir musik rock and roll yang sukses secara komersial. Memasuki era 1960-an, genre ini berkembang secara signifikan dan mendapat penerimaan luas di seluruh dunia.
3. Hypereport: Musik Pop & Kreativitas Musisi Muda Meraih Sorotan
Genre pop adalah jenis musik yang paling banyak digemari di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Irama musik yang easy listening ditambah dengan lirik yang mudah dipahami, membuat musik pop seolah tidak pernah terkalahkan oleh jenis musik apapun hingga saat ini utamanya dari segi komersial.
Meski tak ada data yang spesifik, daya pikat musik pop setidaknya bisa dilihat dari laporan Global Music Report 2023 yang dirilis oleh International Federation of the Phonographic Industry (IFPI). Laporan tersebut menyebutkan bahwa Taylor Swift menjadi musisi paling populer secara global pada 2023.
Sebagai musisi, Swift dikenal karena karya-karya lagunya yang kerap mengusung genre pop-country dengan tema-tema seputar romansa atau percintaan, pengalaman personal kehidupannya, dinamika keluarga, persahabatan, hingga pencarian jati diri. Berkat pencapaian karier bermusiknya, Swift bahkan disebut sebagai ikon pop dunia.
Bukti lain yang menunjukkan bahwa musik pop masih mendominasi skena dunia yakni didapuknya lagu As It Was milik Harry Styles sebagai single yang paling banyak diputar secara global. Menurut data IFPI, lagu As It Was telah diputar sebanyak 2,28 miliar kali secara global.
Meski tak ada data yang spesifik, daya pikat musik pop setidaknya bisa dilihat dari laporan Global Music Report 2023 yang dirilis oleh International Federation of the Phonographic Industry (IFPI). Laporan tersebut menyebutkan bahwa Taylor Swift menjadi musisi paling populer secara global pada 2023.
Sebagai musisi, Swift dikenal karena karya-karya lagunya yang kerap mengusung genre pop-country dengan tema-tema seputar romansa atau percintaan, pengalaman personal kehidupannya, dinamika keluarga, persahabatan, hingga pencarian jati diri. Berkat pencapaian karier bermusiknya, Swift bahkan disebut sebagai ikon pop dunia.
Bukti lain yang menunjukkan bahwa musik pop masih mendominasi skena dunia yakni didapuknya lagu As It Was milik Harry Styles sebagai single yang paling banyak diputar secara global. Menurut data IFPI, lagu As It Was telah diputar sebanyak 2,28 miliar kali secara global.
4. Hypereport: Musisi Daerah Eksis Berkarya lewat Lokalitas dan Keunikan
Indonesia adalah negara yang kaya dengan suku dan budaya. Salah satu di antaranya tercermin dalam khazanah musik daerah. Pada saat ini, berbagai macam lagu dengan bahasa daerah dilantunkan oleh para musisi dengan mengangkat lokalitas dan keunikannya. Beberapa di antaranya tercatat telah merebut hati masyarakat secara nasional dan dunia.
Salah satu contoh musisi itu adalah Didik Prasetyo atau yang dikenal dengan nama panggung Didi Kempot. Pria kelahiran Surakarta pada 31 Desember 1966 itu mampu terkenal dengan lagu-lagu berbahasa Jawa yang karyanya populer sampai ke luar negeri.
Tutup usia pada 2020, nama sang musisi dan karya-karyanya tetap abadi di hati para penggemarnya hingga saat ini. Selain Didi Kempot, contoh lain musisi daerah yang mampu merebut hati banyak orang adalah Doel Soembang.
Jika Didi Kempot terkenal dengan lagu-lagu berbahasa Jawa, pemilik nama asli Abdul Wahyu Affandi itu terkenal dengan karya-karyanya berbahasa Sunda. Seniman kelahiran 1963 itu tercatat telah mengahasilkan banyak karya lagu yang eksis sejak 1990an.
Didi Kempot dan Doel Sumbang adalah contoh dari banyak musisi daerah di Indonesia yang sukses berkiprah di balantika musik Indonesia. Selain mereka, ada banyak musisi daerah yang telah berkarya dengan lagu-lagu berbahasa daerah.
Salah satu contoh musisi itu adalah Didik Prasetyo atau yang dikenal dengan nama panggung Didi Kempot. Pria kelahiran Surakarta pada 31 Desember 1966 itu mampu terkenal dengan lagu-lagu berbahasa Jawa yang karyanya populer sampai ke luar negeri.
Tutup usia pada 2020, nama sang musisi dan karya-karyanya tetap abadi di hati para penggemarnya hingga saat ini. Selain Didi Kempot, contoh lain musisi daerah yang mampu merebut hati banyak orang adalah Doel Soembang.
Jika Didi Kempot terkenal dengan lagu-lagu berbahasa Jawa, pemilik nama asli Abdul Wahyu Affandi itu terkenal dengan karya-karyanya berbahasa Sunda. Seniman kelahiran 1963 itu tercatat telah mengahasilkan banyak karya lagu yang eksis sejak 1990an.
Didi Kempot dan Doel Sumbang adalah contoh dari banyak musisi daerah di Indonesia yang sukses berkiprah di balantika musik Indonesia. Selain mereka, ada banyak musisi daerah yang telah berkarya dengan lagu-lagu berbahasa daerah.
5. Hypereport: 10 Musisi Indie Indonesia yang Berbakat & Populer
Musisi indie membawa angin segar di antara musik-musik mainstream yang didominasi genre pop dan ballad. Sesuai dengan namanya, istilah indie sendiri merujuk pada kata independen yang mengacu pada kemandirian musisi untuk memproduksi karya-karyanya.
Musik yang diproduksi secara indie, artinya tidak terkait dengan label rekaman besar. Para musisi bekerja sendiri atau terafiliasi dengan label independen, yakni perusahaan rekaman musik yang beroperasi dengan skala kecil. Sering kali didirikan oleh individu atau kelompok kecil dengan tujuan mendukung musik yang lebih eksperimental dan mungkin kurang sesuai dengan selera pasar mainstream.
Musisi indie juga memiliki kendali penuh atas karya-karyanya, mulai dari proses penciptaan lagu, proses rekaman, sampai distribusi. Karya-karyanya sering kali mengeksplorasi warna vokal dan melodi yang unik, melampaui batasan-batasan genre.
Indonesia juga punya sejumlah musisi indie berprestasi. Walau tanpa campur tangan label besar dan strategi promosi yang masif, mereka tetap bisa sukses membuat karyanya disukai banyak orang. Nah Genhype, yuk simak beberapa nama musisi indie dan karya-karyanya yang populer.
Musik yang diproduksi secara indie, artinya tidak terkait dengan label rekaman besar. Para musisi bekerja sendiri atau terafiliasi dengan label independen, yakni perusahaan rekaman musik yang beroperasi dengan skala kecil. Sering kali didirikan oleh individu atau kelompok kecil dengan tujuan mendukung musik yang lebih eksperimental dan mungkin kurang sesuai dengan selera pasar mainstream.
Musisi indie juga memiliki kendali penuh atas karya-karyanya, mulai dari proses penciptaan lagu, proses rekaman, sampai distribusi. Karya-karyanya sering kali mengeksplorasi warna vokal dan melodi yang unik, melampaui batasan-batasan genre.
Indonesia juga punya sejumlah musisi indie berprestasi. Walau tanpa campur tangan label besar dan strategi promosi yang masif, mereka tetap bisa sukses membuat karyanya disukai banyak orang. Nah Genhype, yuk simak beberapa nama musisi indie dan karya-karyanya yang populer.
6. Hypereport: Ruang Berkarya Musisi EDM Kian Ngebit di Jagat Musik
Proses berkarya di era digital telah memberi warna keberagaman yang menarik dalam jagat musik Indonesia dewasa ini. Panggung musik utama tak hanya berisi genre pop, jazz, rock, atau dangdut, genre electronic dance music (EDM) juga makin menemukan tempatnya.
EDM adalah genre yang bisa dibilang sedang naik daun dalam satu dekade terakhir ini di dalam negeri. Popularitasnya terus melambung seiring pergeseran musik ke arah digital. EDM yang menjadi salah satu hasil perkembangan disko, rupanya cukup memantik anak muda untuk menikmati paduan unik dari pop elektro, funk, dan boogie ini.
Ragam genre musik tersebut lantas diolah dengan kecanggihan teknologi dan aplikasi komputer, yang pada akhirnya melahirkan musik EDM. Variasi musik elektronik pun terus berkembang menjadi techno, house, electro house, progressive house, trance, grime, dubstep, hingga moombahton.
Di Indonesia, musik EDM diisi oleh para musisi berbakat yang namanya terkenal bahkan hingga kancah internasional. Beberapa di antaranya itu bahkan pernah tampil di panggung festival EDM internasional.
Salah satu musisi EDM yang cukup moncer di Indonesia adalah Angger Dimas. Pemilik nama lengkap Raden Angger Dimas Riyanto itu sudah mulai berkarya di musik elektronik mulai 2009. Dia sempat pula bergabung dengan label rekaman Australia, Vicious Recordings.
Editor:
EDM adalah genre yang bisa dibilang sedang naik daun dalam satu dekade terakhir ini di dalam negeri. Popularitasnya terus melambung seiring pergeseran musik ke arah digital. EDM yang menjadi salah satu hasil perkembangan disko, rupanya cukup memantik anak muda untuk menikmati paduan unik dari pop elektro, funk, dan boogie ini.
Ragam genre musik tersebut lantas diolah dengan kecanggihan teknologi dan aplikasi komputer, yang pada akhirnya melahirkan musik EDM. Variasi musik elektronik pun terus berkembang menjadi techno, house, electro house, progressive house, trance, grime, dubstep, hingga moombahton.
Di Indonesia, musik EDM diisi oleh para musisi berbakat yang namanya terkenal bahkan hingga kancah internasional. Beberapa di antaranya itu bahkan pernah tampil di panggung festival EDM internasional.
Salah satu musisi EDM yang cukup moncer di Indonesia adalah Angger Dimas. Pemilik nama lengkap Raden Angger Dimas Riyanto itu sudah mulai berkarya di musik elektronik mulai 2009. Dia sempat pula bergabung dengan label rekaman Australia, Vicious Recordings.
Editor:
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.