Personil Duo Serigala (Sumber gambar: Dokumen Pribadi Duo Serigala)

Hypereport: Biduan Dangdut Berkarya dengan Ciri Khas & Keunikan Goyangan

13 March 2024   |   07:11 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Di tengah persaingan untuk memenangkan pasar yang besar dan menjadi incaran banyak para musisi, ciri khas dalam berkarya menjadi sesuatu yang wajib dan penting bagi seseorang – tidak terkecuali para musisi dangdut. Para seniman dangdut memiliki karakteristik dan keunikan yang melekat dengan para pencinta musik asli Indonesia ini. 

Survei yang pernah dilakukan Skala Survei Indonesia (SSI) tentang jenis musik yang paling disukai publik Indonesia menunjukkan bahwa dangdut merupakan musik yang menjadi idola semua kalangan masyarakat. 

Baca juga: Hypereport: Musik Rock Era Digital, Masih Setia dengan Idealisme & Kebebasan Berkarya

Dalam data tersebut, ada 58,1 persen responden yang menyukai genre musik ini. Dangdut mengalahkan jenis musik lainnya, seperti pop yang hanya 31,3 persen, daerah 3,9 persen, keroncong 2,6 persen, kasidah atau religi 1,2 persen, jazz 0,4 persen, rock 0,3 persen, dan lainnya 2,3 persen.

Data dari SSI itu juga diamini oleh musisi dangdut Pamela Safitri dari Duo Serigala. Baginya, genre musik ini adalah jenis yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia. Ada berapa alasan yang membuat publik di Indonesia sangat menyukai dangdut.
 

Duo Serigala saat tampil di atas panggung (Sumber gambar: Dokumen Pribadi Duo Serigala)

Duo Serigala saat tampil di atas panggung (Sumber gambar: Dokumen Pribadi Duo Serigala)


Pertama adalah musiknya yang mampu membuat siapa saja yang mendengarkan dapat bergoyang. Kemudian, lirik lagu yang diusung oleh para musisi dangdut juga mudah dihapal dan kerap berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

“Dengan judul-judul lagu yang sangat unik, sebagai penyanyi dangdut Indonesia aku Pamela Safitri bangga sekali punya banyak single lagu dangdut,” katanya.

Single dangdutnya bersama dengan grup Duo Serigala yang telah rilis merupakan hasil kerja sama dengan beberapa pencipta lagu yang juga berkolaborasi dengan label. Dalam prosesnya, pencipta lagu mengajukan karya yang akan diseleksi.

Dari beberapa lagu, artis, label, dan manajemen akan duduk bersama untuk berdiskusi dan memilih karya yang akan dinyanyikan. Saat terdapat kata sepakat tentang karya yang akan dirilis, proses lanjutannya adalah take vocal, mixing, mastering, dan pembuatan video klip.

“Tentunya ada preview dan approval juga. Lalu kalau sudah oke semua, baru dirilis,” katanya.

Lagu-lagu yang menjadi pilihan biasanya berasal dari fenomena yang sedang tren di Indonesia atau dunia. Selain itu, tidak jarang karya yang diajukan adalah pemikiran sang pencipta yang tentang lagu yang cocok ketika dibawakan oleh Duo Serigala.

Dalam memilih karya, artis, label, dan manajemen biasanya mencari lagu yang sesuai dengan warna musik dan karakteristik Duo Serigala.

“Seperti lagu Abang Goda yang dahulu viral goyang dribelnya. Warna-warna lagunya, kami cari yang ke arah sana lagi,” ujarnya.

Baca juga: Hypereport: Musik Pop & Kreativitas Musisi Muda Meraih Sorotan di Belantika Musik Digital

Selain lagu, goyangan juga menjadi faktor penting bagi para musisi dangdut mengingat nyangi dan joget selalu identik dengan musik ini. Dengan begitu, banyak penyanyi dangdut di dalam negeri memiliki goyangan andalannya dalam berkarya.

Kemudian, dia menambahkan bahwa berkarier di industri musik dangdut harus siap secara mental dan menjaga kesehatan. Di luar itu, seorang musisi juga harus selalu memiliki cara kreatif dalam menarik penonton.

Dalam berkarier di industri musik dangdut, dia tidak memungkiri jika harus menghadapi sejumlah tantangan ketika berkarya. Pro dan kontra kerap menjadi bentuk sikap sejumlah pihak yang tidak bisa dihinidari. Tidak jarangan cibiran dan pandangan yang kurang baik dialamatkan kepadanya.

“Selalu ada cekalan di goyangan, godaan pria nakal, dan cara berpakaian,” paparnya.


Meskipun begitu, tantangan yang ada bukan menjadi alasan untuk berhenti berkarya. Rasa enjoy, suka terhadap musik dangdut, dan sebagai mata pencarian menjadikan tantangan itu dapat dilewatinya.

Lebih dari itu, melalui musik, dia juga dapat bertemu dengan banyak orang dan menghibur mereka. Dia pun selalu berusaha belajar dan menghapal semua lagu dangdut dan tidak pernah berhenti berkarya dengan merilis lagu baru.

Dengan begitu, masyarakat bisa menikmati musik dangdut. Pada saat ini, Duo Serigala tengah menyiapkan single baru yang akan rilis pada Mei 2024. Karya baru yang akan meluncur itu tentang fenomena yang ada di Indonesia.

Wanita yang memilih jalur karier sebagai penyanyi dangdut bersama dengan Duo Serigala ini meyakini bahwa lagu dangdut secara keseluruhan akan selalu melesat dari generasi ke generasi.

Baca juga: Hypereport: Ruang Berkarya Musisi EDM Kian Ngebit di Jagat Musik Digital

Dangdut sebagai Warisan Budaya 
Pada tahun lalu, pemerintah resmi menetapkan dangdut sebagai warisan budaya takbenda (WBTB) nasional. Sekjen Persatuan Artis Musik Dangdut Indonesia atau PAMDI Waskito menuturkan bahwa penetapan dangdut sebagai WBTB Nasional adalah satu dari dua syarat fundamental untuk diajukan ke UNESCO.

Syarat lainnya, usia budaya yang akan diajukan oleh sebuah negara ke UNESCO memiliki usia minimal 50 tahun. Dengan begitu, dangdut secara fundamental dan persyaratan administrasi lainnya yang diperlukan seperti kajian akademis sudah siap untuk diajukan.

“Apakah siap? sudah. Persyaratan lain juga sudah dipenuhi, seperti life legend, maestro di bidang itu, kemudian ada kajian akademis yang bisa menjelaskan bahwa dangdut benar-benar musik orisinal yang tumbuh dan berkembang dari akar budaya bangsa Indonesia,” katanya.

Pada saat itu, Waskito mengungkapkan pengajuan dangdut ke UNESCO tinggal menunggu pemerintah, mengingat Indonesia hanya bisa mengajukan budaya menjadi warisan dunia setiap dua tahun sekali. Di sisi lain, sudah banyak budaya yang diakui sebagai WBTB nasional dan dalam antrean diajukan ke lembaga PBB tersebut.

Nantinya, dangdut yang akan didaftarkan oleh pemerintah ke organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa itu adalah hasil revolusi dari genre melayu ke dangdut yang dilakukan oleh musisi Rhoma Irama dengan Grup Soneta sejak awal 1970an.


Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Mark Ruffalo sampai Billie Eilish Pakai Pin Merah di Ajang Piala Oscar 2024, Apa Maknanya?

BERIKUTNYA

Pin Merah Para Bintang di Ajang Academy Awards dan Darurat Gencatan Senjata di Gaza

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: