Hypereport: Disiplin Menerapkan Batasan Ketika Berkarier Bersama Pasangan
16 February 2024 |
21:10 WIB
Keterampilan profesional sangat krusial dalam menciptakan karya dan mengembangkan karier, terutama bagi individu di dunia seni film, seperti pasangan seniman. Oleh karena itu, menjaga disiplin untuk memisahkan antara kehidupan di lingkungan kerja atau selama proses produksi dengan kehidupan di rumah menjadi hal yang sangat penting.
Salah satu pasangan seniman yang memutuskan untuk hidup dan menjalani karier bersama adalah Ginatri S. Noer dan Salman Aristo. Dalam industri perfilman di dalam negeri, nama kedua insan ini sudah banyak dikenal latnaran menghasilkan berbagai karya berkualitas.
Baca juga artikel terkait:
1. Hypereport: Pasangan Seniman yang Merayakan Cinta Lewat Seni Rupa
2. Hypereport: Tangan Dingin Couplepreneur Membangun Ladang Cuan
3. Hypereport: Sajak Cinta dan Melodi Romantis Pasangan Musisi yang Berkarier Bersama
4. Hypereport: Mengelola Perbedaan Pendapat & Rasa Jenuh saat Berkarier Bersama Pasangan
5. Hypereport: Pasangan Seniman Terkenal di Dunia
Tidak hanya karya individu. Mereka juga telah menghasilkan karya bersama sebagai seorang penulis naskah atau skenario. Film Ayat – Ayat Cinta yang rilis pada 2008 merupakan salah satu dari sejumlah karya kolaborasi keduanya.
Dalam film garapan sutradara Hanung Bramantyo itu, Gina dan Aris bekerja sama membuat naskah skenarionya. Kerja sama keduanya berbuah manis. Film yang dibintangi oleh Fedi Nuril, Rianti Cartwright, dan Carissa Putri itu berhasil menjadi salah satu karya dengan film terbanyak di dalam negeri, yakni lebih dari tiga juta orang penonton.
Selain Ayat – ayat Cinta, keduanya juga pernah berkolaborasi dalam penulisan skenario film Hari Untuk Amanda yang rilis pada 2010. Gina mengatakan bahwa kolaborasi yang terjalin dengan dengan sang suami biasanya dalam pengembangan skenario sebuah film ketika berperan sebagai profesionalitas saat di kantor atau proses produksi.
Dalam proses kolaborasi membuat suatu naskah film bersama, keduanya kerap memberikan masukan dan editing terhadap naskah yang dibuat.
“Namun, walau tanpa peran profesional, di rumah juga sering bertukar ide, pemikiran, dan bahas potensinya oke atau enggak,” ujarnya.
Perbedaan pendapat adalah sesuatu yang pasti terjadi dan tidak bisa dihindari dalam proses pengembangan skenario atau bertukar ide. Namun, kemampuan mendengarkan, komunikasi, dan meregulasi emosi adalah kunci dalam mengatasi perbedaan tersebut.
Bagi Gina, selama visi dan nilai dalam hubungan sama (apa saja perannya), konflik karena adanya perbedaan sebenarnya merupakan ruang untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik.
Saat ini, tidak bisa dimungkiri, mereka menghadapi tantangan dalam berkarya dan menjaga keseimbangan dalam berkarier dan kehidupan rumah tangga. Selain waktu, disiplin dalam memberikan batasan antara kehidupan di kantor atau saat produksi dengan peran di rumah juga menjadi tantangan lainnya.
Batasan-batasan itu penting untuk mengelola masalah yang kerap ada dalam pekerjaan tidak terbawa ke dalam rumah. Keduanya pun menerapkan kesetaraan dan tidak terjebak tentang peran bapak atau ibu yang ada di masyarakat.
Dengan begitu, Gina dan Aris bisa lebih sigap dalam bekerja sama dan saling membantu dalam berbagai peran – terutama sebagai orang tua. Dukungan satu sama lain dalam berkarier adalah sesuatu yang pasti dilakukan oleh keduanya. Bukan tanpa alasan, mereka telah membangun perusahaan bersama.
“Mimpi dalam karier kami adalah mimpi bareng bersama para pertner di Wahana Kreator,” katanya.
Wahana Kreator adalah perusahaan berbasis riset dan pengembangan cerita dengan tujuan menghasilkan kreator dan konten berkualitas untuk Indonesia. Salah satu usaha yang ada di dalamnya adalah Wahana Penulis yang meriset kebutuhan dan mengembangkan cerita yang menarik bagi sasarannya.
Berdiri pada 2010, Wahana Kreator memiliki spesialisasi terkait konten, cerita, literatur, scriptwriting, kreatif, dan perfilman. Perusahaan itu berawal dari sejumlah penulis skenario yang berkumpul dan merasa lelah dengan cerita yang ada dalam drama teleivisi yang membosankan.
Mereka pun melakukan riset untuk menyusun cerita-cerita orisinal dan dikembangkan menjadi skenario. Saat ini, sejumlah film layar lebar telah keluar dari perusahaan ini. Salah satu contohnya adalah Cinta Pertama, Kedua & Ketiga. Dala film yang berkeja sama dengan rumah produksi Starvision itu, Gina berperan sebagai sutradara dan penulis naskah.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Salah satu pasangan seniman yang memutuskan untuk hidup dan menjalani karier bersama adalah Ginatri S. Noer dan Salman Aristo. Dalam industri perfilman di dalam negeri, nama kedua insan ini sudah banyak dikenal latnaran menghasilkan berbagai karya berkualitas.
Baca juga artikel terkait:
1. Hypereport: Pasangan Seniman yang Merayakan Cinta Lewat Seni Rupa
2. Hypereport: Tangan Dingin Couplepreneur Membangun Ladang Cuan
3. Hypereport: Sajak Cinta dan Melodi Romantis Pasangan Musisi yang Berkarier Bersama
4. Hypereport: Mengelola Perbedaan Pendapat & Rasa Jenuh saat Berkarier Bersama Pasangan
5. Hypereport: Pasangan Seniman Terkenal di Dunia
Tidak hanya karya individu. Mereka juga telah menghasilkan karya bersama sebagai seorang penulis naskah atau skenario. Film Ayat – Ayat Cinta yang rilis pada 2008 merupakan salah satu dari sejumlah karya kolaborasi keduanya.
Dalam film garapan sutradara Hanung Bramantyo itu, Gina dan Aris bekerja sama membuat naskah skenarionya. Kerja sama keduanya berbuah manis. Film yang dibintangi oleh Fedi Nuril, Rianti Cartwright, dan Carissa Putri itu berhasil menjadi salah satu karya dengan film terbanyak di dalam negeri, yakni lebih dari tiga juta orang penonton.
Selain Ayat – ayat Cinta, keduanya juga pernah berkolaborasi dalam penulisan skenario film Hari Untuk Amanda yang rilis pada 2010. Gina mengatakan bahwa kolaborasi yang terjalin dengan dengan sang suami biasanya dalam pengembangan skenario sebuah film ketika berperan sebagai profesionalitas saat di kantor atau proses produksi.
Dalam proses kolaborasi membuat suatu naskah film bersama, keduanya kerap memberikan masukan dan editing terhadap naskah yang dibuat.
“Namun, walau tanpa peran profesional, di rumah juga sering bertukar ide, pemikiran, dan bahas potensinya oke atau enggak,” ujarnya.
Perbedaan pendapat adalah sesuatu yang pasti terjadi dan tidak bisa dihindari dalam proses pengembangan skenario atau bertukar ide. Namun, kemampuan mendengarkan, komunikasi, dan meregulasi emosi adalah kunci dalam mengatasi perbedaan tersebut.
Bagi Gina, selama visi dan nilai dalam hubungan sama (apa saja perannya), konflik karena adanya perbedaan sebenarnya merupakan ruang untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik.
Saat ini, tidak bisa dimungkiri, mereka menghadapi tantangan dalam berkarya dan menjaga keseimbangan dalam berkarier dan kehidupan rumah tangga. Selain waktu, disiplin dalam memberikan batasan antara kehidupan di kantor atau saat produksi dengan peran di rumah juga menjadi tantangan lainnya.
Batasan-batasan itu penting untuk mengelola masalah yang kerap ada dalam pekerjaan tidak terbawa ke dalam rumah. Keduanya pun menerapkan kesetaraan dan tidak terjebak tentang peran bapak atau ibu yang ada di masyarakat.
Dengan begitu, Gina dan Aris bisa lebih sigap dalam bekerja sama dan saling membantu dalam berbagai peran – terutama sebagai orang tua. Dukungan satu sama lain dalam berkarier adalah sesuatu yang pasti dilakukan oleh keduanya. Bukan tanpa alasan, mereka telah membangun perusahaan bersama.
“Mimpi dalam karier kami adalah mimpi bareng bersama para pertner di Wahana Kreator,” katanya.
Wahana Kreator adalah perusahaan berbasis riset dan pengembangan cerita dengan tujuan menghasilkan kreator dan konten berkualitas untuk Indonesia. Salah satu usaha yang ada di dalamnya adalah Wahana Penulis yang meriset kebutuhan dan mengembangkan cerita yang menarik bagi sasarannya.
Berdiri pada 2010, Wahana Kreator memiliki spesialisasi terkait konten, cerita, literatur, scriptwriting, kreatif, dan perfilman. Perusahaan itu berawal dari sejumlah penulis skenario yang berkumpul dan merasa lelah dengan cerita yang ada dalam drama teleivisi yang membosankan.
Mereka pun melakukan riset untuk menyusun cerita-cerita orisinal dan dikembangkan menjadi skenario. Saat ini, sejumlah film layar lebar telah keluar dari perusahaan ini. Salah satu contohnya adalah Cinta Pertama, Kedua & Ketiga. Dala film yang berkeja sama dengan rumah produksi Starvision itu, Gina berperan sebagai sutradara dan penulis naskah.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.