Pesona Pulau Kunti yang Penuh Misteri di Geopark Ciletuh
12 February 2024 |
08:37 WIB
Walau namanya terdengar seram, Pulau Kunti menyimpan keindahan dan kekayaan bahari di dalamnya. Sayangnya, destinasi wisata yang berlokasi di kawasan Geopark Ciletuh, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tersebut sudah tidak boleh dikunjungi lagi oleh para wisatawan.
Nama Pulau Kunti sendiri memang diambil dari mitos setan yang menjadi urban legend masyarakat Indonesia, yakni Kuntilanak. Hal tersebut lantaran orang-orang kerap mendengar suara tawa perempuan yang mirip kuntilanak dari pulau tersebut.
Baca juga: 5 Tip Liburan ke Pulau Karimunjawa yang Nyaman
Namun, jangan khawatir, suara tawa yang menyeramkan tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan hal-hal mistis. Fenomena ini bisa dijelaskan secara ilmiah. Rupanya suara tawa mirip kuntilanak tersebut berasal dari gulungan ombak yang menghantam bebatuan saat air laut sedang pasang. Akhirnya terciptalah suara khas mirip perempuan tertawa yang bergema sampai terdengar orang-orang dari kejauhan.
Bebatuan di pulau Kunti merupakan jenis batu konglomerat atau melan, yang dihasilkan dari pembentukan lava gunung berapi jutaan tahun lalu. Pada umumnya batu ini berongga sehingga menciptakan suara khas saat terkena deburan ombak. Namun, fenomena ini hanya terjadi ketika ketinggian air pasang mencapai 4 hingga 5 meter.
Selain suara tawa kuntilanak, pulau ini juga terkenal dengan Gua Jodoh yang juga dijuluki Gua Jomblo atau Gua Anti Jomblo. Mitosnya gua ini bisa membuat orang-orang yang menapakkan kaki kesana, dimudahkan untuk bertemu dengan jodohnya. Cerita ini telah diwariskan turun temurun oleh warga setempat yang percaya, sampai akhirnya terdengar ke telinga wisatawan.
Adapun gua jodoh sendiri terbentuk dari abrasi air laut yang menghantam dinding batuan lava, lama kelamaan batunya keropos lalu membantuk semacam gua. Kedalamannya diperkirakan mencapai 9 meter dengan langit-langit setinggi 5 meter.
Sayangnya, bagi wisatawan yang ingin mengeksplorasi keindahan Pulau Kunti beserta misteri di dalamnya, kini harapan kalian harus pupus. Lantaran, Pulau Kunti resmi ditutup untuk umum. Terhitung sejak awal 2024, tempat ini sudah tidak boleh dikunjungi wisatawan lagi.
Penutupan kawasan Pulau Kunti disepakati berdasarkan hasil rapat koordinasi tata kelola Pulau Kunti dan Pantai Pasir Putih di kantor Desa Mandrajaya, pada akhir 2023 lalu. Keputusan ini dilatarbelakangi oleh fungsi Pulau Kunti yang sejatinya masuk dalam kawasan Cagar Alam.
Walaupun bagian dari wisata alam Geopark Ciletuh, pada dasarnya Pulau Kunti masuk dalam wilayah Cagar Alam Cibanteng atau hutan margasatwa Cikepuh. Kawasan cagar alam ini dihuni berbagai jenis hewan yang dilindungi, mulai dari rusa dan elang Jawa. Larangan yang diberlakukan inu diharapkan dapat meminimalkan dampak negatif aktivitas manusia terhadap pulau dan ekosistem sekitarnya.
Baca juga: 3 Rekomendasi Pantai Buat Healing Asik di Pulau Bangka, Serasa Surga Dunia
Wisatawan yang datang hanya boleh melihat Pulau Kunti dari perahu, tanpa boleh menginjak kawasannya. Selain Pulau Kunti, area lainnya yang juga tidak boleh lagi dikunjungi wisatawan, yakni Pantai Pasir Putih.
Editor: Fajar Sidik
Nama Pulau Kunti sendiri memang diambil dari mitos setan yang menjadi urban legend masyarakat Indonesia, yakni Kuntilanak. Hal tersebut lantaran orang-orang kerap mendengar suara tawa perempuan yang mirip kuntilanak dari pulau tersebut.
Baca juga: 5 Tip Liburan ke Pulau Karimunjawa yang Nyaman
Namun, jangan khawatir, suara tawa yang menyeramkan tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan hal-hal mistis. Fenomena ini bisa dijelaskan secara ilmiah. Rupanya suara tawa mirip kuntilanak tersebut berasal dari gulungan ombak yang menghantam bebatuan saat air laut sedang pasang. Akhirnya terciptalah suara khas mirip perempuan tertawa yang bergema sampai terdengar orang-orang dari kejauhan.
Bebatuan di pulau Kunti merupakan jenis batu konglomerat atau melan, yang dihasilkan dari pembentukan lava gunung berapi jutaan tahun lalu. Pada umumnya batu ini berongga sehingga menciptakan suara khas saat terkena deburan ombak. Namun, fenomena ini hanya terjadi ketika ketinggian air pasang mencapai 4 hingga 5 meter.
Selain suara tawa kuntilanak, pulau ini juga terkenal dengan Gua Jodoh yang juga dijuluki Gua Jomblo atau Gua Anti Jomblo. Mitosnya gua ini bisa membuat orang-orang yang menapakkan kaki kesana, dimudahkan untuk bertemu dengan jodohnya. Cerita ini telah diwariskan turun temurun oleh warga setempat yang percaya, sampai akhirnya terdengar ke telinga wisatawan.
Adapun gua jodoh sendiri terbentuk dari abrasi air laut yang menghantam dinding batuan lava, lama kelamaan batunya keropos lalu membantuk semacam gua. Kedalamannya diperkirakan mencapai 9 meter dengan langit-langit setinggi 5 meter.
Sayangnya, bagi wisatawan yang ingin mengeksplorasi keindahan Pulau Kunti beserta misteri di dalamnya, kini harapan kalian harus pupus. Lantaran, Pulau Kunti resmi ditutup untuk umum. Terhitung sejak awal 2024, tempat ini sudah tidak boleh dikunjungi wisatawan lagi.
Penutupan kawasan Pulau Kunti disepakati berdasarkan hasil rapat koordinasi tata kelola Pulau Kunti dan Pantai Pasir Putih di kantor Desa Mandrajaya, pada akhir 2023 lalu. Keputusan ini dilatarbelakangi oleh fungsi Pulau Kunti yang sejatinya masuk dalam kawasan Cagar Alam.
Walaupun bagian dari wisata alam Geopark Ciletuh, pada dasarnya Pulau Kunti masuk dalam wilayah Cagar Alam Cibanteng atau hutan margasatwa Cikepuh. Kawasan cagar alam ini dihuni berbagai jenis hewan yang dilindungi, mulai dari rusa dan elang Jawa. Larangan yang diberlakukan inu diharapkan dapat meminimalkan dampak negatif aktivitas manusia terhadap pulau dan ekosistem sekitarnya.
Baca juga: 3 Rekomendasi Pantai Buat Healing Asik di Pulau Bangka, Serasa Surga Dunia
Wisatawan yang datang hanya boleh melihat Pulau Kunti dari perahu, tanpa boleh menginjak kawasannya. Selain Pulau Kunti, area lainnya yang juga tidak boleh lagi dikunjungi wisatawan, yakni Pantai Pasir Putih.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.