Tren smartphone 2024 (Sumber gambar: Unsplash/Kuaileqie RE)

Hypereport: Upgrade Cip, Kamera & Fitur AI Bakal Jadi Tren Gawai Pintar 2024

11 December 2023   |   11:14 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Tahun 2024 akan menjadi waktu yang menantang bagi produsen gawai pintar di dalam negeri. Hal ini menyangkut daya beli masyarakat yang terlihat dari sejumlah laporan terakhir terjadinya penurunan penjualan smartphone. Oleh karena itu, publik akan lebih realistis dalam memenuhi keperluan terkait gawai. 

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi menilai daya beli akan menjadi tantangan pada tahun depan bagi industri gawai pintar di Indonesia. Meskipun pemerintah menganggap tidak ada persoalan dengan daya beli, dia menuturkan masyarakat di beberapa segmen mulai memiliki masalah terkait dengan kemampuannya untuk belanja.

“Karena betapa pun, ekonomi secara keseluruhan masih wait and see terkait pemilihan presiden,” katanya. 

Baca juga:   

Masyarakat, kata Heru, akan tetap melakukan pembelian meskipun terdapat masalah terkait dengan daya beli lantaran sudah menjadi kebutuhan, terlebih ketika mengalami kerusakan. Hanya saja, smartphone yang akan menjadi pilihan bukan yang terlalu mewah. Namun, cukup untuk memenuhi kebutuhannya.

Dengan begitu, gawai pintar yang dapat menjadi pilihan pada tahun depan adalah device yang telah dilengkapi dengan jaringan 5G. “Memang saat ini, orang lebih banyak mencari ponsel yang berkualitas. Artinya memang bisa menjalankan banyak fungsi – terutama aplikasi baru yang terkait dengan video editing, bisa menjalankan aplikasi berbasis artificial intelligence [AI],” ujarnya.

Selain itu, gawai pintar dengan kamera yang mumpuni dalam pengambilan gambar juga akan menjadi pertimbangan bagi masyarakat pada tahun depan. Mereka masih berharap kamera yang tersemat di device yang ditawarkan oleh produsen kian bagus dan mengalami peningkatan.

Tidak hanya dari sisi fotografi, gawai pintar dengan kemampuan untuk bermain gim atau gaming juga akan menjadi pilihan banyak orang.

Sementara terkait ponsel lipat, saat ini, banyak kalangan sudah menggunakannya. Hanya saja, ponsel itu masih bersifat eksklusif dan belum dapat menjangkau banyak segmen. Berkaca dari 2010 ketika era komunikator, masyarakat memang tidak semuanya menggunakan ponsel yang dapat dilipat. 

Secara umum, banyak orang akan menggunakan gawai pintar yang mudah untuk digunakan dengan fungsi fotografi, gaming, menonton film, dan sebagainya. Tidak ketinggalan, harga juga menjadi faktor dalam menentukan pembelian sebuah device bagi banyak orang.

Saat ini, banyak orang mencari smartphone dengan harga yang murah. Namun, alat komunikasi itu memiliki beragam fitur yang bagus lengkap dengan chipset atau prosesor terkini yang dapat mendukung kinerjanya. “Karena memang rata-rata daya beli kita untuk gawai pintar berada di sekitar Rp2,5 juta-Rp3,5 juta. Rata-rata Rp3 juta untuk membeli ponsel baru,” ujarnya. 

Baca juga: 5 Smartphone di Bawah Rp2 Juta yang Dapat Menjadi Pilihan
 

Pasar Smartphone 

Sementara itu, Riset terbaru Canalys mengungkapkan, pasar smartphone Asia Tenggara mengalami penurunan sebsar 4% year-on-year pada kuartal tiga 2023, menjadi 23 juta unit akibat kondisi makroekonomi yang bergejolak.

Meskipun begitu, besarnya penurunan telah berkurang menjadi satu digit. Pasar terlihat mengalami pemulihan karena produsen ponsel pintar meningkatkan inventaris mereka dan meningkatkan aktivitas saluran. Vendor berinvestasi dalam peluncuran produk berskala besar untuk meningkatkan citra merek mereka dan memicu kegembiraan di pasar.

Le Xuan Chiew, Analis di Canalys, mengungkapkan bahwa penurunan pengiriman menandai penurunan pertumbuhan tahunan ketujuh berturut-turut di Asia Tenggara karena inflasi dan suku bunga tinggi terus melanda wilayah tersebut.

“Setelah melewati beberapa kuartal yang penuh tantangan, merek ponsel pintar menjadi lebih berhati-hati dalam manajemen inventaris mereka,” ujarnya dalam laman Canalys. 
 

Smartphone (Sumber gambar: Unsplash/Andrey Matveev)

Smartphone (Sumber gambar: Unsplash/Andrey Matveev)

Meskipun riset menunjukkan Samsung memimpin pasar dengan pangsa pasar 19%, perusahaan itu mengalami penurunan terbesar dari tahun ke tahun mencapai 26% akibat dampak permasalahan ketersediaan. 

Di sisi lain, laporan yang rilis pada awal Desember 2023 itu juga menunjukkan bahwa OPPO berada di posisi kedua dengan pangsa pasar sebesar 18%. Peluncuran baru Ax8 yang ditujukan pasar kelas menengah ke bawah menjadi pendorongnya.

Merek Xiaomi tercatat menjadi pemilik pangsa pasar terbesar ketiga dengan pangsa mencapai 15% lantaran aksinya meningkatkan agresivitas di pasar kelas bawah dengan program insentif yang dilakukan.

Transsion berada di urutan keempat dengan pangsa pasar 15% seiring langkahnya melakukan ekspansi ke negara-negara di luar Indonesia dan Filipina. Sementara itu, Vivo berada di posisi kelima dengan pangsa pasar 12?ngan strategi harga.

“Produsen ponsel pintar mengoptimalkan saluran investasi dan mengkalibrasi portofolio produk untuk mendorong visibilitas merek di kalangan konsumen yang sensitif terhadap harga,” tambah Chiew.

Adapun, kesenjangan antara para pemain Android teratas di pasar Asia Tenggara telah menyempit. Di sisi lain, lanskap dinamis di kawasan ini menawarkan peluang bagi pendatang baru seperti HONOR, Google, dan Transsion yang mencari pangsa pasar ponsel pintar.

Meskipun marginnya lebih ketat, merek seperti Xiaomi dan Transsion meningkatkan agresi harga mereka di kisaran harga di bawah US$150. Tingkat awal memberikan merek cara yang pasti untuk mendorong penetrasi merek ke kota-kota tier-2 yang bervolume tinggi, tetapi sangat sensitif terhadap harga.

Di segmen kelas atas, untuk bersaing dengan Apple, vendor Android sedang menguji strategi masuk ke pasar inovatif baru dengan perangkat lipat dan pendekatan pemasaran kreatif untuk mendorong konversi ekosistem.

Peluncuran seri Find N3 baru dari OPPO dan seri Pixel 8 dari Google memicu permintaan konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan dan merupakan tambahan penting pada portofolio premiumnya.

Baca juga: Review Smartphone Samsung Galaxy S23 FE, Makin Mantap dengan Cip Exynos 2200

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Fenomena Konformitas Generasi Z, Apa Itu?

BERIKUTNYA

Sibling Rivalry, Memahami Cemburu di Antara Saudara

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: