Ini Rahasia Trio Macan Eksis di Kancah Musik Gangdut Lintas Generasi
30 November 2023 |
21:18 WIB
Lama tak mendengar namanya, grup vokal Trio Macan terus merawat eksistensinya di belantika musik dangdut Indonesia. Kini, grup yang dikenal lewat goyangan kibas rambut tersebut juga tampil dengan tiga personel anyar dari generasi ketiga.
Formasi baru Trio Macan ini diisi oleh Nanda asal Bandung, Elok asal Banyuwangi, dan Dona asal Banyuwangi. Regenerasi personel Trio Macan ini kemudian membawa warna baru dari grup yang telah eksis sejak 2004 tersebut.
Tak jauh berbeda dari sebelumnya, tiga personel baru Trio Macan ini terbentuk dari jalur audisi. Saat itu, Elok dan Dona merupakan perwakilan yang terpilih dari audisi di Jawa Timur, sedangkan Nanda terpilih dari audisi di Jawa Barat.
Baca juga : Hypereport: Dari Orkes Melayu sampai Koplo, Regenerasi Dangdut Terus Berlanjut
Ketika terpilih menjadi anggota Trio Macan, ketiganya pun mesti cepat beradaptasi. Terlebih, mereka tidak berasal dari satu daerah yang sama. Nanda, sebagai salah satu personel dari Bandung mengaku awalnya mendapat tantangan tersendiri dalam hal adaptasi.
Menurutnya, dari segi bahasa dan budaya, dirinya merasa ada perbedaan yang mencolok. Salah satunya ialah soal kebiasaan mengobrol. Ada kalanya nada bicara Elok dan Dona terlalu ceplas-ceplos dan nada tinggi, tetapi dia menyadari bahwa itu merupakan ciri khas dari keduanya.
“Seiring waktu ketika sudah sama-sama bareng, akhirnya saling mengerti aja sih. Tidak ada kendala yang berarti dalam adaptasi,” ungkap Nanda kepada Hypeabis.id saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, Rabu (29/11).
Kehadiran Mojang Bandung di grup Trio Macan memang jadi hal unik yang terjadi di generasi ketiga ini. Biasanya, anggota Trio Macan kerap kali berasal dari Jawa Timur. Hal ini pun menambah warna baru bagi perjalanan bermusik grup yang dulu mempopulerkan lagu Iwak Peyek ini.
Baca juga : Hypereport: Joget Dangdut Makin Asyik Berkat Merebaknya Lirik Berbahasa Daerah
Elok mengatakan bahwa salah satu yang berbeda dari Trio Macan generasi kali ini adalah kehadiran Nanda yang berasal dari Bandung. Secara warna musik, kini Trio Macan juga lebih anak muda. Hal ini juga disesuaikan dengan umur para anggota barunya yang rata-rata masih berumur 20 tahunan.
Dengan penampilan baru Trio Macan kali ini, dirinya berharap bisa menjangkau pasar milenial dan anak muda lain. Harapannya, bukan hanya regenerasi di personel saja yang terjadi, tetapi dari segi penonton juga terus mendapatkan generasi-generasi baru pencinta Trio Macan.
Salah satu gebrakan yang paling anyar ialah ketika Trio Macan didapuk sebagai salah satu penampil di Synchronize. Festival musik multi genre berskala nasional itu menjadi bukti bahwa musik-musik dangdut dari Trio Macan telah bisa dinikmati oleh anak-anak muda.
“Kami mencoba memberikan sesuatu yang baru terus saja di setiap lagu. Semoga makin banyak yang suka dan bisa kembali booming lebih dari dahulu,” imbuhnya.
Meskipun demikian, Dona mengatakan walau dirinya ingin selalu menghadirkan hal segar, para anggota Trio Macan sepakat untuk tidak meninggalkan ciri khas grupnya. Goyangan kibas-kibas rambut masih kerap dipertontonkan ketika tampil di atas panggung.
Baca juga : Hypereport: Metamorfosis Dangdut dari Irama Melayu hingga Feel Koplo
Namun, trio baru ini juga memiliki goyangan baru, yakni popping dance. Goyangan ini bisa dibilang bagian dari breakdance, tarian pelan, dan patah-patah, yang makin berkelas.
Trio Macan juga makin membuktikan diri untuk terus beradaptasi. Bukan hanya jago di event-event offline, Trio Macan kini juga mendapat sambutan yang apik di dunia maya. Misalnya, video musik lagu Alolo Sayang yang dibawakannya bersama Gilga Sahid hingga hari ini telah ditonton sebanyak 10 juta kali di YouTube.
Lagu Kisinan yang dibawakan Trio Macan feat Masdddho berhasil ditonton 4,1 juta orang hanya dalam waktu satu bulan saja sejak penayangan perdana di YouTube. Lalu, musik video lagu Nemen juga kini telah ditonton sebanyak 13 juta kali.
Baca juga : Hypereport: Jalan Panjang Dangdut Menuju Pengakuan UNESCO
Editor : Puput Ady Sukarno
Formasi baru Trio Macan ini diisi oleh Nanda asal Bandung, Elok asal Banyuwangi, dan Dona asal Banyuwangi. Regenerasi personel Trio Macan ini kemudian membawa warna baru dari grup yang telah eksis sejak 2004 tersebut.
Tak jauh berbeda dari sebelumnya, tiga personel baru Trio Macan ini terbentuk dari jalur audisi. Saat itu, Elok dan Dona merupakan perwakilan yang terpilih dari audisi di Jawa Timur, sedangkan Nanda terpilih dari audisi di Jawa Barat.
Baca juga : Hypereport: Dari Orkes Melayu sampai Koplo, Regenerasi Dangdut Terus Berlanjut
Ketika terpilih menjadi anggota Trio Macan, ketiganya pun mesti cepat beradaptasi. Terlebih, mereka tidak berasal dari satu daerah yang sama. Nanda, sebagai salah satu personel dari Bandung mengaku awalnya mendapat tantangan tersendiri dalam hal adaptasi.
Menurutnya, dari segi bahasa dan budaya, dirinya merasa ada perbedaan yang mencolok. Salah satunya ialah soal kebiasaan mengobrol. Ada kalanya nada bicara Elok dan Dona terlalu ceplas-ceplos dan nada tinggi, tetapi dia menyadari bahwa itu merupakan ciri khas dari keduanya.
“Seiring waktu ketika sudah sama-sama bareng, akhirnya saling mengerti aja sih. Tidak ada kendala yang berarti dalam adaptasi,” ungkap Nanda kepada Hypeabis.id saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, Rabu (29/11).
Trio Macan generasi ke-3 (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)
Kehadiran Mojang Bandung di grup Trio Macan memang jadi hal unik yang terjadi di generasi ketiga ini. Biasanya, anggota Trio Macan kerap kali berasal dari Jawa Timur. Hal ini pun menambah warna baru bagi perjalanan bermusik grup yang dulu mempopulerkan lagu Iwak Peyek ini.
Baca juga : Hypereport: Joget Dangdut Makin Asyik Berkat Merebaknya Lirik Berbahasa Daerah
Elok mengatakan bahwa salah satu yang berbeda dari Trio Macan generasi kali ini adalah kehadiran Nanda yang berasal dari Bandung. Secara warna musik, kini Trio Macan juga lebih anak muda. Hal ini juga disesuaikan dengan umur para anggota barunya yang rata-rata masih berumur 20 tahunan.
Dengan penampilan baru Trio Macan kali ini, dirinya berharap bisa menjangkau pasar milenial dan anak muda lain. Harapannya, bukan hanya regenerasi di personel saja yang terjadi, tetapi dari segi penonton juga terus mendapatkan generasi-generasi baru pencinta Trio Macan.
Salah satu gebrakan yang paling anyar ialah ketika Trio Macan didapuk sebagai salah satu penampil di Synchronize. Festival musik multi genre berskala nasional itu menjadi bukti bahwa musik-musik dangdut dari Trio Macan telah bisa dinikmati oleh anak-anak muda.
“Kami mencoba memberikan sesuatu yang baru terus saja di setiap lagu. Semoga makin banyak yang suka dan bisa kembali booming lebih dari dahulu,” imbuhnya.
Meskipun demikian, Dona mengatakan walau dirinya ingin selalu menghadirkan hal segar, para anggota Trio Macan sepakat untuk tidak meninggalkan ciri khas grupnya. Goyangan kibas-kibas rambut masih kerap dipertontonkan ketika tampil di atas panggung.
Baca juga : Hypereport: Metamorfosis Dangdut dari Irama Melayu hingga Feel Koplo
Namun, trio baru ini juga memiliki goyangan baru, yakni popping dance. Goyangan ini bisa dibilang bagian dari breakdance, tarian pelan, dan patah-patah, yang makin berkelas.
Trio Macan juga makin membuktikan diri untuk terus beradaptasi. Bukan hanya jago di event-event offline, Trio Macan kini juga mendapat sambutan yang apik di dunia maya. Misalnya, video musik lagu Alolo Sayang yang dibawakannya bersama Gilga Sahid hingga hari ini telah ditonton sebanyak 10 juta kali di YouTube.
Lagu Kisinan yang dibawakan Trio Macan feat Masdddho berhasil ditonton 4,1 juta orang hanya dalam waktu satu bulan saja sejak penayangan perdana di YouTube. Lalu, musik video lagu Nemen juga kini telah ditonton sebanyak 13 juta kali.
Baca juga : Hypereport: Jalan Panjang Dangdut Menuju Pengakuan UNESCO
Editor : Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.