Setelah Kue dan Mamba, Muncul Tren Gaya Fesyen Dangdut
15 February 2023 |
08:30 WIB
Istilah fesyen ‘Dangdut’ muncul setelah adanya istilah ‘Kue’, ‘Mamba’, dan ‘Bumi’. Akun TikTok dengan nama pengguna Cadbury Lemonade mengunggah konten-kontennya mengenai gaya fesyen tersebut. Bergaya dengan memadupadankan berbagai jenis pakaian yang warnanya cenderung mencolok merupakan gaya yang disebutnya ‘Dangdut’.
Pada umumnya, dangdut yang masyarakat tahu biasanya terkait dengan genre lagu dan termasuk budaya Indonesia. Namun demikian, Trisha M Phawta, kreator TIkTok dengan nama pengguna Cadbury Lemonade menyatakan bahwa publik juga bisa mengekspresikan budaya dangdut dengan pakaian.
Konten terbarunya yang mengundang para pengguna untuk stitch video TikTok-nya dengan menunjukkan gaya ‘Dangdut’ masing-masing, dan mendapatkan sambutan hangat. Banyak pengguna TikTok yang tertarik untuk mengekspresikan diri dengan gaya nyentrik tersebut.
“Mungkin enggak berlebihan, ya, tapi harus bisa mencuri perhatian orang,” katanya saat dihubungi Hypeabis.id.
Baca juga: Intip Tren Modest Fashion 2023
Dia melanjutkan bahwa dangdut bukan sesuatu yang norak. Bahkan, menurutnya sangat menyenangkan untuk mengkespresikan diri secara kreatif terkait dengan konsep tersebut. Gaya nyentrik yang ada di konten TikTok miliknya jadi bukti. Trisha juga bergaya demikian dalam kesehariannya, meskipun tidak sama persis dengan konten-konten yang dibuat.
Franka Soeria, Co-Founder #Markamarie, mengatakan bahwa fesyen ‘Dangdut’ ini merupakan istilah lain dari ‘Harajuku’ dengan vintage look yang kental. Kemiripannya ada pada gaya yang unik dengan warna yang cenderung mencolok dan nabrak. “Lebih ke rebel style [fesyen ‘Dangdut’], ya.”
Modest Fashion Specialist itu meyakini bahwa pandemi yang membuat masyarakat tertekan atau bosan menjadi salah satu faktor fesyen ‘Dangdut’ ini ada. Masyarakat jadi ingin berekspresi bebas melalui penampilan. Menurutnya, fesyen ‘Harajuku’ juga bentuk dari pemberontakan masyarakat Jepang atas keketatan peraturan di sana.
“Fesyen itu, tren dan segala macam itu, sebenarnya dipengaruhi dengan keadaan yang terjadi,” lanjutnya.
Franka juga mengatakan gaya tabrak-menabrak itu bukanlah hal yang baru, bahkan di luar negeri lebih berani dan meriah. Seperti pada acara New York Fashion Week 2023, merek Batsheva memamerkan koleksinya yang berani memadukan atasan dan bawahan dengan gaya vintage penuh dengan motif. Adapun koleksi Christopher John Rogers hadir dengan warna-warna yang mencolok, seperti hijau neon dan hot pink.
Baca juga: Tren Fesyen 2023, Dominasi Sustainable & Selebrasi Warna Cerah
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Pada umumnya, dangdut yang masyarakat tahu biasanya terkait dengan genre lagu dan termasuk budaya Indonesia. Namun demikian, Trisha M Phawta, kreator TIkTok dengan nama pengguna Cadbury Lemonade menyatakan bahwa publik juga bisa mengekspresikan budaya dangdut dengan pakaian.
Konten terbarunya yang mengundang para pengguna untuk stitch video TikTok-nya dengan menunjukkan gaya ‘Dangdut’ masing-masing, dan mendapatkan sambutan hangat. Banyak pengguna TikTok yang tertarik untuk mengekspresikan diri dengan gaya nyentrik tersebut.
“Mungkin enggak berlebihan, ya, tapi harus bisa mencuri perhatian orang,” katanya saat dihubungi Hypeabis.id.
Baca juga: Intip Tren Modest Fashion 2023
@cadburylemonade Replying to @am siapa yang habis ini mau wisudaan? Bisa dicoba kali ya Oiyaa, ini Batik Bustier nan cantik dari @Manikan ??? #style #styling #stylingtips #outfit #wisuda #outfitideas #outfitwisuda #ootd #getreadywithme #grwm #batik #berkain #berkainbersama #bustier #batikbustier #bustieroutfit ? original sound - Cadbury Lemonade
Dia melanjutkan bahwa dangdut bukan sesuatu yang norak. Bahkan, menurutnya sangat menyenangkan untuk mengkespresikan diri secara kreatif terkait dengan konsep tersebut. Gaya nyentrik yang ada di konten TikTok miliknya jadi bukti. Trisha juga bergaya demikian dalam kesehariannya, meskipun tidak sama persis dengan konten-konten yang dibuat.
Franka Soeria, Co-Founder #Markamarie, mengatakan bahwa fesyen ‘Dangdut’ ini merupakan istilah lain dari ‘Harajuku’ dengan vintage look yang kental. Kemiripannya ada pada gaya yang unik dengan warna yang cenderung mencolok dan nabrak. “Lebih ke rebel style [fesyen ‘Dangdut’], ya.”
Modest Fashion Specialist itu meyakini bahwa pandemi yang membuat masyarakat tertekan atau bosan menjadi salah satu faktor fesyen ‘Dangdut’ ini ada. Masyarakat jadi ingin berekspresi bebas melalui penampilan. Menurutnya, fesyen ‘Harajuku’ juga bentuk dari pemberontakan masyarakat Jepang atas keketatan peraturan di sana.
“Fesyen itu, tren dan segala macam itu, sebenarnya dipengaruhi dengan keadaan yang terjadi,” lanjutnya.
Franka juga mengatakan gaya tabrak-menabrak itu bukanlah hal yang baru, bahkan di luar negeri lebih berani dan meriah. Seperti pada acara New York Fashion Week 2023, merek Batsheva memamerkan koleksinya yang berani memadukan atasan dan bawahan dengan gaya vintage penuh dengan motif. Adapun koleksi Christopher John Rogers hadir dengan warna-warna yang mencolok, seperti hijau neon dan hot pink.
Baca juga: Tren Fesyen 2023, Dominasi Sustainable & Selebrasi Warna Cerah
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.