Atap Pelana Paling Sering Dipakai untuk Hunian, Cek Kelebihan & Kekurangannya
30 November 2023 |
13:08 WIB
Atap pelana adalah salah satu model atap paling populer di Indonesia. Terkenal lantaran gaya desainnya yang simpel, atap pelana biasanya terdiri dari dua sisi miring dan ditopang dengan dinding segitiga, sehingga menciptakan ruangan di dalam plafon. Material atap pelana pun fleksibel, bisa dari kayu, besi atau baja ringan.
Disebut atap pelana lantaran bentuk atap tersebut memiliki dua sisi miring dengan kemiringan sekitar 35 derajat yang mirip dengan salah satu bentuk pelana kuda. Sudut atau kemiringan kedua bidang tersebut bisa berbeda-beda pada setiap rumah, dengan bubungan yang sejajar atau tegak lurus dengan bagian depan rumah.
Material pembuatan rangka atap model pelana juga bervariasi seperti kayu, besi, atau baja ringan. Namun, dari segi efisiensi baik untuk waktu maupun biaya pembuatan atap model pelana, baja ringan bisa jadi pilihan tepat. Selain hemat biaya dan waktu, baja ringan juga memiliki struktur lebih ringan dan mudah dipasang, anti rayap dan karat, serta bersifat lentur.
Baca juga : Pilihan Atap Kanopi untuk Rumah, Beragam Jenis dan Keunggulannya
Meski menjadi model konstruksi atap yang paling banyak digunakan, atap pelana juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. Apa sajakah itu? Berikut informasi selengkapnya seperti yang telah dirangkum Hypeabis.id dari berbagai sumber.
Ketimbang jenis konstruksi atap lainnya, model atap pelana memiliki risiko kebocoran yang lebih kecil. Hal ini karena tidak adanya pertemuan arah air yang berbeda sehingga air hujan dapat meluncur bebas ke bawah tanpa hambatan. Jadi, tidak ada genangan air di atap, sehingga mengurangi rembesan bocor yang terjadi di dalam rumah.
Salah satu kelebihan dari atap pelana adalah proses pemasangan yang cepat dan mudah. Kalian hanya perlu menyesuaikan tingkat kemiringan atap ini, termasuk bisa membuat atap pelana yang landai atau tinggi sesuai kebutuhan. Namun, kalian tetap perlu memperhatikan derajat kemiringan dari atap pelana ini. Jangan terlalu landai atau terlalu tinggi untuk mencegah kebocoran.
Proses pemasangan atap pelana yang cenderung lebih mudah dan cepat tentu saja memungkinkan untuk menghemat pengeluaran membayar jasa tukang yang memasangnya. Tak hanya itu, konstruksi sederhana dari atap pelana pun memerlukan bahan yang cenderung lebih minim ketimbang konstruksi atap lainnya. Bahan-bahan material yang digunakan seperti baja ringan, rangka beton dan kayu, untuk membuat kuda-kuda atau rangka penyangga atap pelana.
Kelebihan lain daripada atap pelana adalah dapat membuat ruangan menjadi sejuk. Hal ini terjadi karena kemiringan yang dimiliki oleh atap pelana. Kemiringan atap ini mampu menyerap panas dengan baik. Hawa panas yang masuk dari atap pelana, akan terkunci di area plafon, ruangan terasa semakin adem.
Struktur atap pelana yang membentuk ruang kosong pada bagian bawah atapnya atau plafon pun bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Kalian bisa mengubah area tersebut sebagai loteng, ruang santai, kamar tidur tambahan, hingga difungsikan sebagai gudang.
Jika kalian tinggal di daerah dengan banyak angin kencang, mungkin perlu mempertimbangkan risiko atap model pelana. Jika konstruksi atap pelana tidak dipasang secara benar dan seimbang, adanya angin kencang bisa meniup atap pelana tersebut sehingga berpotensi terlepas dan menyebabkan roboh.
Akibat terpaan hujan dan sinar matahari terus menerus, dinding segitiga yang menopang atap pelana juga akan mudah mengalami keretakan. Siasati dengan menggunakan cat eksterior khusus yang dapat melindungi dari elemen cuaca, sehingga bisa memperpanjang ketahanan atap pelana.
Mengingat atap pelana hanya terdiri dari dua sisi, maka aliran air saat terjadi hujan akan menjadi lebih deras. Alhasil, pembuatan atap pelana dengan sudut yang terlalu landai bisa meningkatkan beban pada struktur sehingga potensi roboh menjadi lebih besar.
Untuk menghindari keretakan dan roboh, kalian harus membangun jenis atap pelana dengan cermat dan tepat. Idealnya, kemiringan atap pelana dibuat antara 30 sampai 40 derajat. Sebab, jika terlalu landai bisa meningkatkan beban akibat air dan membuat air sulit mengalir, sedangkan jika terlalu curam bisa menyebabkan genting rumah lebih mudah terlepas.
Baca juga : Penggunaan Asbes untuk Atap Rumah Ancam Kesehatan, Perlu Regulasi Khusus
Editor : Puput Ady Sukarno
Disebut atap pelana lantaran bentuk atap tersebut memiliki dua sisi miring dengan kemiringan sekitar 35 derajat yang mirip dengan salah satu bentuk pelana kuda. Sudut atau kemiringan kedua bidang tersebut bisa berbeda-beda pada setiap rumah, dengan bubungan yang sejajar atau tegak lurus dengan bagian depan rumah.
Material pembuatan rangka atap model pelana juga bervariasi seperti kayu, besi, atau baja ringan. Namun, dari segi efisiensi baik untuk waktu maupun biaya pembuatan atap model pelana, baja ringan bisa jadi pilihan tepat. Selain hemat biaya dan waktu, baja ringan juga memiliki struktur lebih ringan dan mudah dipasang, anti rayap dan karat, serta bersifat lentur.
Baca juga : Pilihan Atap Kanopi untuk Rumah, Beragam Jenis dan Keunggulannya
Meski menjadi model konstruksi atap yang paling banyak digunakan, atap pelana juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. Apa sajakah itu? Berikut informasi selengkapnya seperti yang telah dirangkum Hypeabis.id dari berbagai sumber.
Kelebihan Atap Pelana
1. Tidak mudah bocor
Ketimbang jenis konstruksi atap lainnya, model atap pelana memiliki risiko kebocoran yang lebih kecil. Hal ini karena tidak adanya pertemuan arah air yang berbeda sehingga air hujan dapat meluncur bebas ke bawah tanpa hambatan. Jadi, tidak ada genangan air di atap, sehingga mengurangi rembesan bocor yang terjadi di dalam rumah.
2. Pemasangan mudah
Salah satu kelebihan dari atap pelana adalah proses pemasangan yang cepat dan mudah. Kalian hanya perlu menyesuaikan tingkat kemiringan atap ini, termasuk bisa membuat atap pelana yang landai atau tinggi sesuai kebutuhan. Namun, kalian tetap perlu memperhatikan derajat kemiringan dari atap pelana ini. Jangan terlalu landai atau terlalu tinggi untuk mencegah kebocoran. Ilustrasi atap rumah pelana. (Sumber gambar: Binyamin Mellish/Pexels)
3. Biaya lebih murah
Proses pemasangan atap pelana yang cenderung lebih mudah dan cepat tentu saja memungkinkan untuk menghemat pengeluaran membayar jasa tukang yang memasangnya. Tak hanya itu, konstruksi sederhana dari atap pelana pun memerlukan bahan yang cenderung lebih minim ketimbang konstruksi atap lainnya. Bahan-bahan material yang digunakan seperti baja ringan, rangka beton dan kayu, untuk membuat kuda-kuda atau rangka penyangga atap pelana.
4. Bikin rumah sejuk
Kelebihan lain daripada atap pelana adalah dapat membuat ruangan menjadi sejuk. Hal ini terjadi karena kemiringan yang dimiliki oleh atap pelana. Kemiringan atap ini mampu menyerap panas dengan baik. Hawa panas yang masuk dari atap pelana, akan terkunci di area plafon, ruangan terasa semakin adem.
5. Pemanfaatan plafon
Struktur atap pelana yang membentuk ruang kosong pada bagian bawah atapnya atau plafon pun bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Kalian bisa mengubah area tersebut sebagai loteng, ruang santai, kamar tidur tambahan, hingga difungsikan sebagai gudang.Ilustrasi atap rumah pelana. (Sumber gambar: Dillon Kydd/Unsplash)
Kekurangan Atap Pelana
1. Rentan terhadap badai
Jika kalian tinggal di daerah dengan banyak angin kencang, mungkin perlu mempertimbangkan risiko atap model pelana. Jika konstruksi atap pelana tidak dipasang secara benar dan seimbang, adanya angin kencang bisa meniup atap pelana tersebut sehingga berpotensi terlepas dan menyebabkan roboh.
2. Mudah retak
Akibat terpaan hujan dan sinar matahari terus menerus, dinding segitiga yang menopang atap pelana juga akan mudah mengalami keretakan. Siasati dengan menggunakan cat eksterior khusus yang dapat melindungi dari elemen cuaca, sehingga bisa memperpanjang ketahanan atap pelana.
3. Risiko beban air hujan
Mengingat atap pelana hanya terdiri dari dua sisi, maka aliran air saat terjadi hujan akan menjadi lebih deras. Alhasil, pembuatan atap pelana dengan sudut yang terlalu landai bisa meningkatkan beban pada struktur sehingga potensi roboh menjadi lebih besar.
4. Butuh pemasangan yang tepat
Untuk menghindari keretakan dan roboh, kalian harus membangun jenis atap pelana dengan cermat dan tepat. Idealnya, kemiringan atap pelana dibuat antara 30 sampai 40 derajat. Sebab, jika terlalu landai bisa meningkatkan beban akibat air dan membuat air sulit mengalir, sedangkan jika terlalu curam bisa menyebabkan genting rumah lebih mudah terlepas.Baca juga : Penggunaan Asbes untuk Atap Rumah Ancam Kesehatan, Perlu Regulasi Khusus
Editor : Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.