9 Negara yang Tidak Merayakan Halloween, Ada Rusia & Australia
31 October 2023 |
11:58 WIB
Puncak perayaan Halloween pada 31 Oktober masih disambut riuh oleh sebagian masyarakat dunia. Saat perayaan tersebut, orang-orang biasanya akan melakukan sejumlah kegiatan seperti mengukir labu, memainkan trick-or-treat, hingga pesta kostum.
Sejumlah toko dan merek bisnis juga biasanya akan menggunakan momentum ini untuk mempromosikan produk mereka bertemakan Halloween. Gegap gempita perayaan Halloween rupanya juga menjadi momentum emas untuk meraup keuntungan bisnis.
Amerika Serikat memimpin dunia dalam hal antusiasme Halloween, bahkan terdapat hari libur khusus untuk merayakannya. Menurut data National Retail Federation, diperkirakan pengeluaran warga Amerika untuk barang-barang seperti fesyen, kostum hewan peliharaan, permen, dan dekorasi mencapai US$10,6 miliar saat perayaan Halloween 2022.
Baca juga: Perayaan Halloween Identik dengan Hantu & Hal-hal Seram, Ternyata Begini Asal Mulanya
Kendati begitu, tak sedikit negara yang melarang perayaan Halloween. Pelarangan itu diberlakukan lantaran Halloween dinilai bertentangan dengan ajaran agama atau adat istiadat negara setempat. Termasuk, munculnya kekhawatiran lantaran Halloween dianggap melestarikan hal-hal yang berbau sihir.
Di samping itu, ada juga beberapa negara yang justru membuat perayaan alternatif Halloween, dengan mengangkat nilai-nilai budaya yang lebih relevan dengan masyarakat lokal. Hal itu dilakukan agar mereka masih bisa merayakan peringatan serupa, tanpa harus mengikuti hal-hal yang dianggap bertentangan dengan ajaran dan kepercayaan mereka.
Berikut adalah 9 negara yang melarang perayaan Halloween seperti yang telah dirangkum Hypeabis.id dari berbagai sumber.
Jamaika, negara di Kepulauan Karibia, tidak merayakan Halloween secara luas karena dianggap lekat dengan ilmu sihir dan ilmu hitam. Asal usul dan konotasi Halloween membuat banyak orang Jamaika merasa tidak nyaman untuk menjadikannya sebagai bagian dari perayaan budaya mereka. Sebaliknya, Jamaika berfokus pada acara dan perayaan budaya lain yang lebih selaras dengan nilai-nilai dan keyakinannya.
Selain itu, Halloween seringkali dipandang sebagai konsep asing, dan sebagian besar orang di India perlu lebih mengenal adat istiadat dan tradisi hari raya tersebut. Dengan demikian, keragaman budaya dan praktik keagamaan yang unik di India menyebabkan tidak adanya perayaan Halloween secara luas.
Meskipun adat istiadatnya mungkin berbeda dengan Halloween, menghormati orang yang meninggal dan menjalankan tradisi spiritual tetap menjadi aspek penting dalam budaya masyarakat Tionghoa.
Baca juga: Rekomendasi 7 Film & Serial Horor untuk Rayakan Halloween di Rumah
Sejumlah toko dan merek bisnis juga biasanya akan menggunakan momentum ini untuk mempromosikan produk mereka bertemakan Halloween. Gegap gempita perayaan Halloween rupanya juga menjadi momentum emas untuk meraup keuntungan bisnis.
Amerika Serikat memimpin dunia dalam hal antusiasme Halloween, bahkan terdapat hari libur khusus untuk merayakannya. Menurut data National Retail Federation, diperkirakan pengeluaran warga Amerika untuk barang-barang seperti fesyen, kostum hewan peliharaan, permen, dan dekorasi mencapai US$10,6 miliar saat perayaan Halloween 2022.
Baca juga: Perayaan Halloween Identik dengan Hantu & Hal-hal Seram, Ternyata Begini Asal Mulanya
Kendati begitu, tak sedikit negara yang melarang perayaan Halloween. Pelarangan itu diberlakukan lantaran Halloween dinilai bertentangan dengan ajaran agama atau adat istiadat negara setempat. Termasuk, munculnya kekhawatiran lantaran Halloween dianggap melestarikan hal-hal yang berbau sihir.
Di samping itu, ada juga beberapa negara yang justru membuat perayaan alternatif Halloween, dengan mengangkat nilai-nilai budaya yang lebih relevan dengan masyarakat lokal. Hal itu dilakukan agar mereka masih bisa merayakan peringatan serupa, tanpa harus mengikuti hal-hal yang dianggap bertentangan dengan ajaran dan kepercayaan mereka.
Berikut adalah 9 negara yang melarang perayaan Halloween seperti yang telah dirangkum Hypeabis.id dari berbagai sumber.
1. Jamaika
Jamaika, negara di Kepulauan Karibia, tidak merayakan Halloween secara luas karena dianggap lekat dengan ilmu sihir dan ilmu hitam. Asal usul dan konotasi Halloween membuat banyak orang Jamaika merasa tidak nyaman untuk menjadikannya sebagai bagian dari perayaan budaya mereka. Sebaliknya, Jamaika berfokus pada acara dan perayaan budaya lain yang lebih selaras dengan nilai-nilai dan keyakinannya. 2. Afrika Selatan
Negara lain yang juga melarang perayaan Halloween adalah Afrika Selatan. Salah satu alasan utamanya adalah adanya kegiatan trick-or-treat yang menyebabkan tingginya tingkat kejahatan di negara tersebut, serta ketakutan akan bahaya yang diakibatkannya.Pesta kostum Halloween. (Sumber gambar: Wiston Vitorino/Pexels)
3. India
Halloween tidak lazim dirayakan di India karena sistem agama dan kepercayaannya yang beragam. Banyak orang India mengasosiasikan Halloween sebagai penghormatan para arwah orang meninggal, dengan potensi datangnya nasib buruk bagi mereka.Selain itu, Halloween seringkali dipandang sebagai konsep asing, dan sebagian besar orang di India perlu lebih mengenal adat istiadat dan tradisi hari raya tersebut. Dengan demikian, keragaman budaya dan praktik keagamaan yang unik di India menyebabkan tidak adanya perayaan Halloween secara luas.
4. China
Masyarakat di China juga tidak merayakan Halloween. Namun, mereka memiliki perayaan hampir serupa pada malam ke-14 bulan ketujuh penanggalan Tionghoa. Mereka merayakan Festival Hantu Lapar atau Festival Yulan. Dalam acara ini, warga China akan memberi penghormatan kepada leluhur yang telah meninggal dan roh pengembara, meninggalkan sesaji, dan membakar kertas dupa.Meskipun adat istiadatnya mungkin berbeda dengan Halloween, menghormati orang yang meninggal dan menjalankan tradisi spiritual tetap menjadi aspek penting dalam budaya masyarakat Tionghoa.
Baca juga: Rekomendasi 7 Film & Serial Horor untuk Rayakan Halloween di Rumah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.