Kenali 5 Risiko Kesehatan Mental yang Sering Terjadi pada Pekerja
31 October 2023 |
14:26 WIB
Dewasa ini gangguan kesehatan mental dapat terjadi pada siapa saja, termasuk para pekerja. Kendati memiliki pekerjaan yang baik dan mendapatkan berbagai dampak positif dari pekerjaan, nyatanya tekanan pekerjaan juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan mental.
Lantas apa saja gangguan kesehatan mental yang kerap terjadi pada seorang pekerja? Menurut Maria Megaloma H. Gaharpung, psikolog di Lembaga Layanan Psikologi Universitas Nusa Nipa Indonesia Maumere, menjelaskan beberapa bentuk stres yang sering terjadi pada pekerja.
Baca juga: 7 Jurus Sederhana Atasi Masalah Kesehatan Mental Pada Remaja Hingga Orang Tua
“Seorang pekerja yang mengalami gangguan kesehatan mental berisiko mengalami penurunan pada produktivitas kerja, mengalami penurunan jumlah jam kerja, sehingga meningkatkan absensi,” ujar Megaloma, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, dia juga menjelaskan gangguan kesehatan mental pada pekerja juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti, mendapatkan pekerjaan yang berlebihan hingga membebankan karyawan, singkatnya waktu yang diberikan kepada seorang pekerja menyelesaikan targetnya
Tidak hanya itu, gangguan mental juga dapat terjadi ketika pembagian peran dan tanggung jawab antar pekerja yang tidak jelas, kurangnya kontrol dari pimpinan atau supervisor yang menyebabkan karyawan bekerja tanpa target, serta jam kerja yang lebih panjang yang berdampak pada kelelahan.
Genhype, dalam bekerja tentu saja sebagian orang memiliki keinginan untuk dipuji ketika berhasil mencapai target. Namun, pada beberapa kasus, megaloma menjelaskan kurangnya feedback dari orang terdekat dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan mental berupa emosi yang tidak terkontrol.
Selain itu, tuntutan emosional, mental, fisik yang tinggi, serta adanya intimidasi atau diskriminasi dari atasan pun menjadi salah satu faktor seorang pekerja mengalami gangguan kesehatan mental. Tidak hanya itu, seorang pemimpin yang bersifat otoriter menjadikan pekrja akan merasa terintimidasi hingga mengalami stress berlebihan.
Megaloma menjelaskan, kesehatan mental yang terjadi pada pekerja akan berdampak pada ketidaknyamanan dalam bekerja yang mempengaruhi relasi karyawan dengan sesama karyawan dan atasan.
Selain itu, kesehatan mental pekerja yang tidak stabil juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas pekerjaan yang rendah, meningkatnya jumlah ketidakhadiran dalam bekerja, serta produktivitas dan kinerja kerja menurun.
Beberapa faktor mungkin mengarah pada kesehatan mental yang tidak stabil. Faktor risiko dapat mencakup faktor pribadi, masalah di tempat kerja, masalah antarpribadi, dan sejumlah elemen lain yang dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang.
Berikut beberapa faktor risiko kesehatan mental di tempat kerja:
Sebagai manusia dengan hidup yang bersifat dinamis, akan ada masanya di mana seseorang mengalami permasalahan kompleks dalam linkungan internal maupun eksternal, seperti lingkungan kerja. Kondisi ini akan menjadi lebih parah dan berdampak pada kesehatan mental seseorang jika mereka memperoleh tekanan pekerjaan yang berlebihan (overload), serta kurangnya dukungan dari sesama pekerja akan memicu depresi berkepanjangan.
"Kelelahan pada seorang karyawan akan ditunjukkan dengan emosi yang mudah meledak. Ketika dihadapkan dengan krisis mereka akan merespon dengan marah dan menangis, mudah tersinggung, serta memilih untuk diam tanpa komunikasi," kata Megaloma.
Sebagai seorang pekerja, tentu saja karyawan yang mengalami stress cenderung kurang bisa tidur dengan cepat. Hal ini dijelaskan oleh Megaloma karena seseorang memiliki banyak hal yang ia pikirkan, seperti hasil kerja yang belum memenuhi mencapai tuntutan kantor.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Lantas apa saja gangguan kesehatan mental yang kerap terjadi pada seorang pekerja? Menurut Maria Megaloma H. Gaharpung, psikolog di Lembaga Layanan Psikologi Universitas Nusa Nipa Indonesia Maumere, menjelaskan beberapa bentuk stres yang sering terjadi pada pekerja.
Baca juga: 7 Jurus Sederhana Atasi Masalah Kesehatan Mental Pada Remaja Hingga Orang Tua
“Seorang pekerja yang mengalami gangguan kesehatan mental berisiko mengalami penurunan pada produktivitas kerja, mengalami penurunan jumlah jam kerja, sehingga meningkatkan absensi,” ujar Megaloma, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, dia juga menjelaskan gangguan kesehatan mental pada pekerja juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti, mendapatkan pekerjaan yang berlebihan hingga membebankan karyawan, singkatnya waktu yang diberikan kepada seorang pekerja menyelesaikan targetnya
Tidak hanya itu, gangguan mental juga dapat terjadi ketika pembagian peran dan tanggung jawab antar pekerja yang tidak jelas, kurangnya kontrol dari pimpinan atau supervisor yang menyebabkan karyawan bekerja tanpa target, serta jam kerja yang lebih panjang yang berdampak pada kelelahan.
Genhype, dalam bekerja tentu saja sebagian orang memiliki keinginan untuk dipuji ketika berhasil mencapai target. Namun, pada beberapa kasus, megaloma menjelaskan kurangnya feedback dari orang terdekat dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan mental berupa emosi yang tidak terkontrol.
Selain itu, tuntutan emosional, mental, fisik yang tinggi, serta adanya intimidasi atau diskriminasi dari atasan pun menjadi salah satu faktor seorang pekerja mengalami gangguan kesehatan mental. Tidak hanya itu, seorang pemimpin yang bersifat otoriter menjadikan pekrja akan merasa terintimidasi hingga mengalami stress berlebihan.
Megaloma menjelaskan, kesehatan mental yang terjadi pada pekerja akan berdampak pada ketidaknyamanan dalam bekerja yang mempengaruhi relasi karyawan dengan sesama karyawan dan atasan.
Selain itu, kesehatan mental pekerja yang tidak stabil juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas pekerjaan yang rendah, meningkatnya jumlah ketidakhadiran dalam bekerja, serta produktivitas dan kinerja kerja menurun.
Beberapa faktor mungkin mengarah pada kesehatan mental yang tidak stabil. Faktor risiko dapat mencakup faktor pribadi, masalah di tempat kerja, masalah antarpribadi, dan sejumlah elemen lain yang dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang.
Berikut beberapa faktor risiko kesehatan mental di tempat kerja:
1. Stress berkepanjangan
Sebagai manusia dengan hidup yang bersifat dinamis, akan ada masanya di mana seseorang mengalami permasalahan kompleks dalam linkungan internal maupun eksternal, seperti lingkungan kerja. Kondisi ini akan menjadi lebih parah dan berdampak pada kesehatan mental seseorang jika mereka memperoleh tekanan pekerjaan yang berlebihan (overload), serta kurangnya dukungan dari sesama pekerja akan memicu depresi berkepanjangan.2. Kecemasan yang berlebihan
Ketika dalam dunia kerja seseorang mengalami permasalahan dengan pekerjaan seperti menurunnya hasil kerja ataupun pekerjaan yang dijalankan belum mencapai target, hal ini akan menimbulkan kecemasan berlebihan akan berbagai hal.3. Emosi tidak stabil
Saat tuntutan pekerjaan mengharuskan para karyawan untuk bekerja lebih cepat, tentu saja hal ini akan menimbulkan kelelahan. Dampak yang akan dirasakan pada seorang yang mengalami kepenatan memungkinakan timbulnya emosi yang tidak stabil."Kelelahan pada seorang karyawan akan ditunjukkan dengan emosi yang mudah meledak. Ketika dihadapkan dengan krisis mereka akan merespon dengan marah dan menangis, mudah tersinggung, serta memilih untuk diam tanpa komunikasi," kata Megaloma.
4. Insomnia
Sebagai seorang pekerja, tentu saja karyawan yang mengalami stress cenderung kurang bisa tidur dengan cepat. Hal ini dijelaskan oleh Megaloma karena seseorang memiliki banyak hal yang ia pikirkan, seperti hasil kerja yang belum memenuhi mencapai tuntutan kantor.5. Gangguan konsentrasi
Seorang karyawan yang mengalami masalah kesehatan mental cenderung mudah lupa dan kurang berkonsentrasi. Hal ini disebabkan oleh fungsi kerja otak yang mengalami penurunan, sehingga dalam mengatasi sebuah permasalahan pekerja dengan gangguan mental tidak dapat berkonsentrasi.(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.