8 Cara Unik Coldplay Ciptakan Konser Ramah Lingkungan, Bakal Diterapkan di Jakarta?

Coldplay akhirnya resmi menyambangi Indonesia dalam tur dunianya bertajuk Music of the Spheres World Tour. Satu hal yang tentu dinanti oleh para penggemar adalah konsep konser apa yang akan mereka sajikan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGB) pada 15 November 2023. 

Berlangsung sejak Maret 2022, Coldplay menghadirkan konser dengan konsep keberlanjutan. Chris Martin dan kawan-kawan berjanji untuk mengurangi 50 persen emisi karbon dibandingkan dengan tur mereka sebelumnya. 

Baca juga: Resmi! Coldplay Bakal Konser di Jakarta 15 November 2023

Mereka juga sebisa mungkin mengedepankan teknologi hijau yang berkelanjutan dan rendah karbon. Tidak terkecuali untuk transportasi seperti menggunakan pesawat yang berbahan dasar biofuel dan kendaraan listrik.

“Kami akan menghindari bahan bakar fosil, menggunakan energi bersih dan menggunakan biomaterial yang dapat digunakan kembali dan berkelanjutan jika memungkinkan,” tulis Coldplay di laman resmi turnya, dikutip Hypeabis.id, Selasa (9/5/2023). 

Tidak dipungkiri konser ini tetap menghasilkan jejak karbon. Oleh karena itu, Coldplay juga berjanji uang hasil tur dunia tersebut juga akan dialokasikan untuk mendanai reboisasi, penanaman kembali, konservasi, regenerasi tanah, penangkapan dan penyimpanan karbon, serta energi terbarukan. 

“Sebagai bagian dari janji ini, tur akan mendanai penanaman dan perlindungan seumur hidup  jutaan pohon baru termasuk satu pohon untuk setiap tiket yang terjual,” sebut Coldplay.

Buat yang penasaran bagaimana langkah Coldplay dalam mendukung keberlanjutan dengan mengurangi emisi karbon pada konsernya, berikut rinciannya yang dirangkum Hypeabis.id.

1. Listrik Konser dari Panel Surya Hingga Energi Kinetik

Coldplay akan memasang panel fotovoltaik surya di setiap pertunjukan, di belakang panggung, di sekitar stadion, dan jika memungkinkan di ruang luar. Baterai pertunjukan akan mulai diisi segera setelah mereka tiba di venue.

Bekerja sama dengan Neste, mereka juga menggunakan diesel terbarukan yakni biofuel tipe HVO (minyak sayuran hydrotreated), diproduksi 100 persen dari bahan baku terbarukan, terutama limbah dan residu seperti minyak goreng bekas. Penggunaan diesel terbarukan katanya dapat menurunkan emisi karbon generator secara signifikan. 

“Diesel terbarukan juga akan memberi daya pada sebagian besar transportasi wisata kami dengan truk, yang berarti emisi super rendah, pengurangan emisi sebanyak 75 hingga 95 persen, dari bagian transportasi pertunjukan kami ini juga,” tutur Coldplay.

Dalam kemitraan dengan BMW, band ini telah mengembangkan baterai pertunjukan seluler pertama yang dapat diisi ulang, terbuat dari baterai BMW i3 yang dapat didaur ulang, dan akan memberi daya pada pertunjukan  dengan energi terbarukan yang bisa dibawa kemana saja. Baterai lainnya juga dapat diisi ulang dari berbagai sumber termasuk diesel terbarukan yang terbuat dari limbah, seperti minyak goreng bekas, energi matahari, dan bahkan energi kinetik dari kipas angin.

Tidak hanya itu, Coldplay juga memasang lantai kinetik di lokasi tertentu di sekitar stadion sehingga tarian para penggemar dapat diubah menjadi energi selama pertunjukan. “Kami akan memasang sepeda pedal penghasil listrik sehingga para penggemar dapat secara aktif mengisi baterai pertunjukan kami,” jelas Coldplay.

Baca juga: Profil Coldplay, Band Rock Alternatif Asal Inggris yang Disebut Bakal Konser di Indonesia

2. Material Rendah Karbon untuk Panggung

Panggung Coldplay dibangun dari kombinasi bahan yang ringan, rendah karbon, dan dapat digunakan kembali termasuk baja daur ulang, yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang dengan tepat di akhir tur.