Cuplikan film Buya Hamka (Sumber gambar: Falcon Pictures)

Alim Sudio Lakukan Riset Hingga 4 Tahun Garap Skenario Film Buya Hamka

09 May 2023   |   16:30 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Falcon Pictures dan Starvision menghadirkan satu film biopik tentang tokoh ulama besar Indonesia berjudul Buya Hamka. Film ini menampilkan kisah hidup Buya Hamka sebagai salah satu tokoh suri tauladan bagi bangsa Indonesia yang semasa hidupnya dikenal sebagai ulama, sastrawan, sekaligus filsuf berdarah Minang.

Pada bagian pertamanya ini, film Buya Hamka bercerita tentang fase kehidupan Buya Hamka setelah menikah. Film ini secara tajam menyoroti bagaimana Buya Hamka, sebagai ulama Muhammadiyah, menyampaikan dakwah secara santun namun dengan karakter yang tegas dan kuat.

Baca juga: Wow, Film Buya Hamka Habiskan Bujet Produksi hingga Rp60 Miliar

Dikisahkan pula bahwa selain menjadi seorang ulama dan tokoh pemikir terkemuka, Buya Hamka juga aktif sebagai sastrawan yang produktif. Dalam film, ditampilkan bagaimana Buya Hamka secara sungguh-sungguh menulis cerita bersambung Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck di sebuah surat kabar, hingga akhirnya diterbitkan menjadi novel oleh penerbit Balai Pustaka.

Selain itu, film ini menyoroti bagaimana Buya Hamka juga merupakan seorang pejuang yang gigih dalam melawan penjajah Belanda dan Jepang menjelang dan setelah kemerdekaan Indonesia, khususnya melalui pidato dan tulisan-tulisannya yang mengobarkan api semangat perjuangan.
 

Poster film Buya Hamka (Sumber gambar: Falcon Pictures)

Poster film Buya Hamka (Sumber gambar: Falcon Pictures)

Alim Sudio selaku penulis skenario mengatakan dalam film ini sebenarnya dia lebih menyoroti kehidupan romansa antara Buya Hamka dan sang istri, Siti Raham. Sebab, menurutnya, sosok Siti Raham sangat kuat dalam mendampingi dan senantiasa memberikan dukungan di tengah segala pergolakan hidup sang ulama baik untuk urusan agama, negara, dan masyarakat.

Dalam membuat skenarionya, Alim melakukan proses riset yang cukup panjang dengan membaca sejumlah buku, koran, dan artikel. Dua buku yang menjadi sumber riset utamanya adalah Kenang-kenangan Hidup serta Pribadi dan Martabat karya Buya Hamka. Dari situ, dia bisa memahami karakter dan pandangan-pandangan hidup sosok Buya Hamka.

Untuk menyusun skenario film Buya Hamka, Alim memang tidak terfokus pada satu buku tertentu. Sejumlah karya literasi yang dia baca hanya menjadi sumber riset untuk kemudian menciptakan skenario baru. Hal itu membuat film biopik ini tidak berdasarkan satu struktur cerita biografi Buya Hamka tertentu.

Adapun, proses penulisan naskah film Buya Hamka sendiri membutuhkan waktu hingga 4 tahun. Alim menuturkan dalam prosesnya, dia harus melakukan koordinasi yang cukup panjang dengan beberapa pihak mulai dari produser, pihak MUI, dan keluarga, untuk memastikan bahwa cerita yang disuguhkan sesuai dengan perjalanan hidup sang ulama.

"Karena menyangkut tokoh besar dan ajaran-ajaran Islam, tantangannya adalah aku harus memastikan tidak terjadi missleading. Justru kesempatan proses yang panjang membuat bisa saling ngecek," katanya.

Terdiri dari tiga jilid, film Buya Hamka tidak akan menampilkan kisah perjalanan hidup sang ulama secara linier, dari kecil hingga wafat. Alur cerita boleh dibilang justru diawali dari kisah pertengahan perjalanan hidup Buya Hamka yang dilanjutkan dengan cerita masa tua, dan ditutup dengan kisah masa kecilnya.

Alim mengatakan hal itu dilakukan oleh tim produksi agar kisah pembuka film Buya Hamka bisa lebih mudah diterima dan dipahami oleh penonton khususnya kalangan generasi yang lebih muda. Pada bagian pertama ini, penonton akan melihat kisah kiprah dan karya Buya Hamka yang memang sudah familiar.

"Volume satu ini tentang karya beliau untuk Islam, yang kedua nanti adalah hidup beliau dengan negara, dan terakhir adalah hubungan beliau dengan ayahnya yang lebih personal," jelasnya.
 

Alim Sudio sendiri merupakan salah satu penulis skenario kenamaan di Indonesia. Menggeluti dunia kepenulisan skenario sejak 2008, Alim telah menulis lebih dari 50 naskah film layar lebar dengan ragam genre mulai dari horor, drama, komedi, hingga thriller.

Sederet karyanya yang populer diantaranya Tampan Tailor (2013), 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2 (2014), Surga yang Tak Dirindukan (2015), Ayat-Ayat Cinta 2 (2017), Makmum (2019), Losmen Bu Broto (2021), Miracle in Cell No. 7 (2022), Sayap-Sayap Patah (2022), dan Gita Cinta dari SMA (2023).

Berkat kerja kerasnya, pria kelahiran 15 Juni 1973 ini telah mengantongi beberapa penghargaan seperti Penulis Skenario Adaptasi Terpilih di ajang Piala Maya 2022 dan Skenario Pilihan di ajang Festival Film Tempo 2021 berkat film Losmen Bu Broto. Selain itu, dia juga menjadi Penulis Skenario Terbaik di ajang Festival Film Wartawan 2021 berkat film Mariposa.

Adapun, film Buya Hamka dibintangi oleh sederet aktor dan aktris kenamaan Tanah Air seperti Vino G Bastian, Laudya Chintya Bella, Desy Ratnasari, Donny Damara, Reza Rahadian, Ayu Laksmi, Anjasmara, Marthino Lio, Reybong, dan Mawar De Jongh.

Tak hanya itu, Mathias Muchus Verdi Solaeman, Teuku Rifnu Wikana, Ben Kasyafani, Wafda Lubis, Ferry Salim, Donny Kesuma, Cok Simbara, Roy Sungkono, Yoriko Angeline, Ajil Ditto, Zayyan Sakha, dan Yoga Pratama juga terlibat dalam film tersebut.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Dua Dekade Pasca Rilis, Alicia Keys Rilis If I Ain’t Got You Versi Orkestra

BERIKUTNYA

8 Cara Unik Coldplay Ciptakan Konser Ramah Lingkungan, Bakal Diterapkan di Jakarta?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: