Denica Riadini-Flesch, pemilik Brand SukkhaCitta (Sumber gambar: Hypeabis/ Dewi Andriani)

Kisah Denica Berdayakan Ribuan Petani dan Pengrajin Hingga Sukses Pasarkan Fesyen Berkelanjutan di 30 Negara

24 January 2023   |   12:09 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Like
Tren hidup berkelanjutan kian berkembang pesat di dunia, termasuk di Indonesia. Faktanya, 82 persen konsumen lebih mementingkan untuk menerapkan tren hidup keberlanjutan dibandingkan sebelum pandemi COVID-19. Tren ini kemudian berpengaruh pada cara berpakaian seseorang.

Banyak masyarakat yang kini mulai beralih menggunakan material ramah lingkungan, upcycle, reuse, hingga tren thrifting yang makin diminati. Tak heran bila makin banyak brand fesyen yang menghadirkan sustainable fashion salah satunya adalah SukkhaCitta yang dikembangkan oleh Denica Riadini-Flesch sejak 2016 lalu.

Bisnis ini bermula dari keresahannya terhadap isu sosial dan isu lingkungan dari sehelai baju yang dikenakan. Denica memang tidak memiliki latar belakang di bidang fesyen, tetapi pekerjaannya terdahulu banyak bersentuhan langsung dengan program pemberdayaan dan kemiskinan di desa.

Baca juga: 7 Brand Indonesia yang Menerapkan Sustainable Fashion, Yuk Pakai Produk Ramah Lingkungan!

Pada saat berkunjung ke desa, dia melihat bagaimana proses panjang pembuatan sehelai baju yang ternyata memiliki dampak sosial besar terhadap para ibu pengrajin di daerah.

Selain terkait isu sosial, tak kalah penting adalah isu lingkungan bahwa proses pewarnaan baju yang menggunakan bahan-bahan kimia ternyata sangat berbahaya bagi para pengrajin karena tidak adanya perlindungan dan keamanan.

Begitu pula dengan limbah yang dibuang begitu saja ke sungai yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat, dan nyatanya pewarnaan kimia telah mencemari 20% air bersih di dunia. Adapun material yang banyak digunakan produk fesyen saat ini adalah polyester yang 70 persen berasal dari plastik yang juga merusak lingkungan

“Dari sehelai baju yang kita pakai ternyata memiliki dampak yang besar secara global, baik dari isu sosial maupun isu lingkungan,” tuturnya.

Berangkat dari permasalahan tersebut, mendorong Denica menghadirkan produk fesyen berkelanjutan yang ramah lingkungan dan dapat memberdayakan masyarakat di daerah dengan mengangkat brand SukkhaCitta.

“Brand SukkhaCitta ini saya gunakan karena menjadi suatu kebahagiaan dan rasa suka cita ketika apa yang kita lakukan bisa memberi dampak pada kehidupan orang lain,” tuturnya.

Pada saat awal mengembangkan bisnis, Denica memulainya dengan menggandeng 3 ibu-ibu di desa. Mereka mencoba menciptakan pakaian menggunakan material dan proses alami, salah satunya dengan menggunakan pewarna alami yang berasal dari tanaman dan limbah pertanian.

Selain itu, SukkhaCitta juga menanam kapas sendiri dengan menggunakan metode tumpang sari, sebuah metode dengan kearifan lokal yang alami agar terhindar dari hama tanpa menggunakan pestisida. Kapas yang menghasilkan kain, kemudian dijadikan pakaian untuk dikenakan dan 100 persen dapat ditelusuri asalnya.

“Sejak berdiri kami terus secara konsisten mengutamakan praktik kerja yang sehat bagi para pengrajin dan petani, untuk mendapatkan upah yang layak serta merawat bumi melalui regenerative farming,” ujarnya.

Baca juga: Profil Denni Francisco, Desainer Konsep Sustainable Fashion di Jakarta Fashion Week 2023
1
2


SEBELUMNYA

Ingin Sukses Berbisnis Kuliner pada 2023? Yuk Ikuti 5 Tren Ini

BERIKUTNYA

Sejarah, Tema  & Tujuan Hari Pendidikan Internasional yang Diperingati Tiap 24 Januari

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: