5 Rahasia Kompak & Harmonis Kimbab Family
21 January 2023 |
19:56 WIB
Channel YouTube Kimbab Family tampaknya menjadi salah satu tayangan favorit masyarakat Indonesia. Konten yang disajikan pasangan beda negara dan budaya, Gina Selvina dan Yeon Seung-jay ini dinilai sangat menarik dan dianggap bisa menjadi contoh keluarga yang kompak dan harmonis.
Gina merupakan seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang menikah dengan Jay yang merupakan warga Korea Selatan. Bertemu di China saat sama-sama belajar bahasa Mandarin, benih-benih cinta muncul.
Baca juga: Tips Parenting Ala Kimbab Family, Mulai dari Soal Makan hingga Gawai
Keduanya pun memutuskan menikah pada 2012. Gina dan Jay kini telah dikaruniai tiga orang anak, diantaranya Yeon Suji, Yeon Yunji, dan Yeon Jio.
Dalam channel YouTubenya, Kimbab Family kerap menampilkan keseharian hidup di Korea, konten memasak, wisata, hingga mengenalkan budaya Indonesia dan tentunya Negeri Gingseng.
Menurut salah satu penggemar, Yusrina (28), konten yang disajikan Kimbab Family sangat menarik untuk ditoton. “Saya tertarik dari latar belakang pernikahan beda budaya, seperti apa strugglenya. Keluarganya terlihat adem ayem. Ada kerja sama suami istri, mereka saling bonding. Mama Gina juga pinter masak. Jadi inspirasi masakannya,” tuturnya kepada Hypeabis.id saat ditemui di sela-sela Meet & Greet Kimbab Family di Gandaria City Mall, Jakarta, Sabtu (21/1/2023).
Nah seperti apa sih keharmonisan dan gaya pola asuh di Kimbab Family? Simak ulasannya berikut ini yuk, Genhype.
Pada setiap hubungan suami istri, pasti ada perdebatan yang bisa berujung salah paham dan pertengkaran. Menurut Gina, hal tersebut sering terjadi pada saat awal-awal pernikahannya dengan Jay.
Namun demikian, seiring dengan berjalannya waktu, mereka bisa saling mengenal lebih dalam satu sama lain dan mengutamakan komunikasi. Gina memakai metode untuk meredam emosi terlebih dahulu ketika bertengkar dengan memisahkan diri satu sama lain.
Ketika emosi sudah mereda, Gina dan Jay pun kemudian membicarakan permasalahan yang dihadapi dengan kepala dingin dan mencari solusinya. “Kita selalu berpikir komunikasi penting untuk tetap harmonis,” ujarnya saat ditanya Hypeabis.id.
Menurut Gina, saat ini pertengkaran lebih dipicu karena suasana hati yang dialaminya sebagai wanita, terutama menjelang masa pra-menstruasi (PMS). Terkadang bukan hanya Jay, tetapi juga anak-anaknya yang jadi sasaran.
“Ketika marah sama anak-anak, ujungnya ada rasa menyesal. Sekarang kalau lagi PMS, tarik nafas, lihat anak lucu lagi, marahnya hilang,” ungkap Gina.
Jay sepakat bahwa komunikasi dalam hubungan keluarga sangat penting. Tidak terkecuali kepada anak-anak. “Selalu informasikan yang akan terjadi. Jadi, mereka selalu mengerti dan support bisa sebagai satu tim,” sebutnya.
Menjalani kehidupan berbeda negara dan budaya tentunya tidak mudah bagi Gina maupun Jay. Kesulitan menelaah kebiasaan pasti muncul pada awal-awal pernikahan. Belum lagi Gina yang semula tidak terlalu dekat dengan sang mertua.
“Ada mertua yang harus dipahami juga. Kesulitannya akan banyak jangankan beda negara. Saat tahap susah, ingat ini yang kita mau, jangan pantang menyerah,” sebut Gina.
Menurutnya harus ada yang mengalah ketika ada sebuah pilihan. Termasuk saat harus memilih apakah tinggal di Indonesia atau Korea. Gina mengalah untuk ikut Jay tinggal di Korea karena mempertimbangkan kondisi mertuanya. Terlebih, Jay merupakan anak tunggal dan dia memiliki kewajiban untuk menjaga orang tuanya.
Semua masalah bisa diatasi dengan saling toleransi dan menghargai satu sama lain. Sebagai contoh, Jay sebagai suami selalu membantu Gina dalam pekerjaan rumah tangga seperti menjemur pakaian yang habis dicuci istrinya. “Karena saya dulu kerja ikut membantu mama. Sudah terbiasa,” imbuhnya.
Begitu pula dengan bahasa. Gina dan Jay menerapkan bahasa Indonesia dan Korea di rumahnya. Walaupun memiliki gen Korea dan tinggal di sana, Gina ingin anak-anaknya tetap mengenal bahasa dan budaya Indonesia.
Baca juga: Bangun Keluarga Harmonis, Begini Tips Bentuk Ikatan Emosional Ibu dengan Anak
Kebiasaan berbicara dua bahasa ini di rumah pun membuat ketiga anaknya bisa mahir dua bahasa. “Idenya saya tidak mau anak-anak lupa sama setengah darah mereka, saya terus bicara bahasa Indonesia. Appa (ayah) Jay Korea. Otomatis mereka mengerti,” tuturnya.
Gina merupakan seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang menikah dengan Jay yang merupakan warga Korea Selatan. Bertemu di China saat sama-sama belajar bahasa Mandarin, benih-benih cinta muncul.
Baca juga: Tips Parenting Ala Kimbab Family, Mulai dari Soal Makan hingga Gawai
Keduanya pun memutuskan menikah pada 2012. Gina dan Jay kini telah dikaruniai tiga orang anak, diantaranya Yeon Suji, Yeon Yunji, dan Yeon Jio.
Dalam channel YouTubenya, Kimbab Family kerap menampilkan keseharian hidup di Korea, konten memasak, wisata, hingga mengenalkan budaya Indonesia dan tentunya Negeri Gingseng.
Menurut salah satu penggemar, Yusrina (28), konten yang disajikan Kimbab Family sangat menarik untuk ditoton. “Saya tertarik dari latar belakang pernikahan beda budaya, seperti apa strugglenya. Keluarganya terlihat adem ayem. Ada kerja sama suami istri, mereka saling bonding. Mama Gina juga pinter masak. Jadi inspirasi masakannya,” tuturnya kepada Hypeabis.id saat ditemui di sela-sela Meet & Greet Kimbab Family di Gandaria City Mall, Jakarta, Sabtu (21/1/2023).
Nah seperti apa sih keharmonisan dan gaya pola asuh di Kimbab Family? Simak ulasannya berikut ini yuk, Genhype.
1. Komunikasi
Pada setiap hubungan suami istri, pasti ada perdebatan yang bisa berujung salah paham dan pertengkaran. Menurut Gina, hal tersebut sering terjadi pada saat awal-awal pernikahannya dengan Jay. Namun demikian, seiring dengan berjalannya waktu, mereka bisa saling mengenal lebih dalam satu sama lain dan mengutamakan komunikasi. Gina memakai metode untuk meredam emosi terlebih dahulu ketika bertengkar dengan memisahkan diri satu sama lain.
Ketika emosi sudah mereda, Gina dan Jay pun kemudian membicarakan permasalahan yang dihadapi dengan kepala dingin dan mencari solusinya. “Kita selalu berpikir komunikasi penting untuk tetap harmonis,” ujarnya saat ditanya Hypeabis.id.
Menurut Gina, saat ini pertengkaran lebih dipicu karena suasana hati yang dialaminya sebagai wanita, terutama menjelang masa pra-menstruasi (PMS). Terkadang bukan hanya Jay, tetapi juga anak-anaknya yang jadi sasaran.
“Ketika marah sama anak-anak, ujungnya ada rasa menyesal. Sekarang kalau lagi PMS, tarik nafas, lihat anak lucu lagi, marahnya hilang,” ungkap Gina.
Jay sepakat bahwa komunikasi dalam hubungan keluarga sangat penting. Tidak terkecuali kepada anak-anak. “Selalu informasikan yang akan terjadi. Jadi, mereka selalu mengerti dan support bisa sebagai satu tim,” sebutnya.
Meet & Greet Kimbab Family. (Sumber gambar : Desyinta Nuraini)
2. Toleransi dan Menghargai
Menjalani kehidupan berbeda negara dan budaya tentunya tidak mudah bagi Gina maupun Jay. Kesulitan menelaah kebiasaan pasti muncul pada awal-awal pernikahan. Belum lagi Gina yang semula tidak terlalu dekat dengan sang mertua.“Ada mertua yang harus dipahami juga. Kesulitannya akan banyak jangankan beda negara. Saat tahap susah, ingat ini yang kita mau, jangan pantang menyerah,” sebut Gina.
Menurutnya harus ada yang mengalah ketika ada sebuah pilihan. Termasuk saat harus memilih apakah tinggal di Indonesia atau Korea. Gina mengalah untuk ikut Jay tinggal di Korea karena mempertimbangkan kondisi mertuanya. Terlebih, Jay merupakan anak tunggal dan dia memiliki kewajiban untuk menjaga orang tuanya.
Semua masalah bisa diatasi dengan saling toleransi dan menghargai satu sama lain. Sebagai contoh, Jay sebagai suami selalu membantu Gina dalam pekerjaan rumah tangga seperti menjemur pakaian yang habis dicuci istrinya. “Karena saya dulu kerja ikut membantu mama. Sudah terbiasa,” imbuhnya.
Begitu pula dengan bahasa. Gina dan Jay menerapkan bahasa Indonesia dan Korea di rumahnya. Walaupun memiliki gen Korea dan tinggal di sana, Gina ingin anak-anaknya tetap mengenal bahasa dan budaya Indonesia.
Baca juga: Bangun Keluarga Harmonis, Begini Tips Bentuk Ikatan Emosional Ibu dengan Anak
Kebiasaan berbicara dua bahasa ini di rumah pun membuat ketiga anaknya bisa mahir dua bahasa. “Idenya saya tidak mau anak-anak lupa sama setengah darah mereka, saya terus bicara bahasa Indonesia. Appa (ayah) Jay Korea. Otomatis mereka mengerti,” tuturnya.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.