Suasana pameran Flash, Pow, Bham! di Spac8, Ashta District 8, Jakarta (Sumber gambar: Hypeabis.id/Fanny)

Refleksi Sosial Seniman Naufal Abshar dalam Pameran Flash, Pow, Bham!

05 December 2022   |   17:38 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Kemudahan akses informasi, menipisnya batas ruang dan waktu, hingga begitu akrabnya manusia dengan layar dalam sentuhan, genggaman, dan pandangan mata, telah melahirkan bermacam spektrum ilusi persepsi dan pemahaman yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Oleh seniman muda Naufal Abshar, realitas itu coba ditelusurinya hingga menjadi latar belakang dan inspirasi setidaknya 50 karya seni yang ditampilkan dalam pameran tunggal Flash, Pow, Bham! di Spac8, Ashta District 8, Jakarta, pada 26 November hingga 18 Desember 2022.

Melalui pameran ini, Naufal menghadirkan ragam sensasi, persepsi, hingga persona manusia melalui refleksi atas dunia hiburan dan keseharian. Bagaimana hubungan dunia hiburan dan keseharian dimaknai sebagai sesuatu yang interaktif sekaligus penuh kejutan. 

Baca jugaPameran Seni & Tutur Perempuan Dorong Korban Kekerasan Berani Berbicara

Mengusung tema dunia hiburan, karya-karya dalam pameran ini tidak terputus dari karya Naufal sebelumnya. Tarikan kuas dan figur-figur yang muncul mengesankan spontanitas dalam berkarya, lengkap dengan teks – teks celotehan sehari-hari, khas karya Naufal.

Seperti yang tampak pada salah satu lukisannya berjudul Social Society. Lukisan berdimensi 110,5 x 110,5 cm itu menampilkan sekelompok orang dengan guratan dan wajah yang tidak begitu jelas, yang tampak memegang dan menatap layar gawai masing-masing.

Di antara sela-sela gambar, tertulis 'I have to get this moment' atau yang berarti saya harus mendapatkan momen ini. Hadir pula tulisan 'anti social society' yang seolah menjadi semacam paradoks.

Sumber gambar: Can's Gallery

Naufal mengatakan lewat lukisan dengan figur wajah yang blur atau kabur di hampir seluruh karyanya tersebut, dia ingin menampilkan wujud keseharian kehidupan sosial dewasa saat ini yang penuh ilusi karena derasnya arus informasi dan hiburan di media sosial.

Sementara catatan-catatan kecil yang menghiasi karya-karyanya merupakan bentuk dari realitas hari ini dimana caption atau keterangan pada unggahan di media sosial menjadi sesuatu yang penting dan menarik perhatian banyak orang. "Jadi sebenarnya isu-isu yang paling mendisrupsi aku adalah isu sosial yang berawal dari media sosial," ujar Naufal.

Menurutnya, hampir semua hal yang muncul di permukaan media sosial merupakan sesuatu yang tampak gemerlap. Akan tetapi, sejatinya setiap orang tidak pernah betul-betul mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada kehidupan nyata mereka. 

Naufal menilai keberadaan hiburan tidak hanya sebagai objek konsumsi, tetapi juga sebagai wilayah telaah dan eksplorasi terkininya terkait manusia. Kebutuhan interaksi manusia dihadirkan melalui presentasi karya interaktif yang di satu sisi memperkaya repertoar sang seniman, dan di sisi lain mengubrak-abrik kesadaran atas makna sosial seorang manusia.

Pemahaman tarik menarik antara aktivitas menghibur dan dihibur inilah yang menjadi wilayah sentral yang menginspirasi kekaryaan Naufal. Semua tersaji di dalam medium karya yang beragam, mulai dari lukisan, drawing diatas kanvas serta potongan majalah dan koran, instalasi 3 dimensi, video, hingga rekaan studio.

Baca jugaGuratan Kisah Seniman Rato Tanggela dalam Pameran Here Comes the Towtow 
 

Koleksi Media Campuran

Naufal mengatakan penuangan karya ke dalam berbagai media (mix media) dalam pamerannya kali ini lantaran tak semua ide artistiknya dapat diakomodir hanya ke dalam lukisan. Menurutnya, media campuran bisa membantunya untuk lebih mempertegas konsep karya seninya.

"Ada karya-karya yang hanya bisa dituangkan ke dalam bentuk patung atau video. Karena lukisan itu masih ada semacam batasan, enggak bisa keluar dari kanvas itu," ujar seniman lulusan Lasalle College of the Arts itu.

Pada kesempatan yang sama, Kurator Bob Edrian mengatakan pameran tunggal Flash, Pow, Bham! merupakan sebuah perjalanan menelusuri dan berinteraksi dengan karya-karya serta pemahaman Naufal  terhadap hubungan manusia dan dunia hiburan.

Sebagaimana kata-kata berbasis bebunyian, Flash, Pow, Bham! diangkat menjadi tajuk pameran tunggalnya, Naufal menawarkan buah pikir dan olah artistik terkait upaya manusia memaknai dirinya secara individu maupun sebagai bagian dari kolektif masyarakat melalui pencarian dan pilihan hiburan.

Flash berarti kilatan serta gegap gempitanya industri hiburan yang begitu deras, cepat, dan seketika dalam tumpukan pilihan di dalam layar. Pow yang berkaitan dengan ‘pukulan-pukulan’ informasi dalam era internet yang datang dan pergi. Lalu Bham!, lahirlah kegelisahan-kegelisahan akibat ketidakberdayaan manusia dalam menanggapi keberadaannya sendiri di tengah dunia interaktif yang saling terkoneksi. 

Baca jugaMerekam Transformasi Budaya Melalui Karya Seni di Pameran Yusuf Susilo Hartono

"Flash, Pow, Bham! adalah pernyataan terkini Naufal atas digdayanya dunia hiburan yang membuat manusia perlu memikirkan kembali makna selera, pilihan, dan interaktivitas," ujarnya.

Selain menghadirkan sederet karya dalam ragam bentuk media, Bob juga mengatakan dalam pameran kali ini, Naufal melakukan eksperimen dalam segi penggunaan warna. Tidak seperti karya-karya sebelumnya yang cenderung bernuansa gelap, paparnya, kali ini Naufal mulai menghadirkan palet-palet warna yang lebih cerah.

"Di luar itu, dia juga berani [menampilkan] objek-objek yang dia suka, seperti koran, televisi, dan radio. Itu adalah alat-alat media dan hal-hal yang ingin dia eksplorasi," imbuhnya.

Secara artistik, karya-karya Naufal didefinisikan sebagai ekspresionisme yang identik dengan hal-hal yang irasional, emosional, dan romantik. Bob mengatakan hal itu mewujud pada kerja kreatif sang seniman yang cenderung cepat dan tak terkendali dalam menuangkan ide artistiknya.

Namun, dalam prosesnya, Naufal juga mengalami eksplorasi dengan media-media lain yang tersaji dalam karya kolase sekalipun bertentangan dengan ekspresionisme. "Gabungan ini yang membingungkan tapi juga unik dari karya-karyanya Naufal," terangnya. 

Baca jugaSuguhan Seni & Inovasi Teknologi dalam Pameran Rekam Masa

Editor: Syaiful Millah

SEBELUMNYA

Mau Jalan-jalan ke Qatar? Perhatikan Aturan yang Tidak Boleh Dilanggar di Negara Kaya Ini

BERIKUTNYA

Begini Cara Berbagi Lokasi Melalui WhatsApp yang Akurat, Mudah Lho!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: