Dekat dengan Keseharian, Pameran Tunggal Seniman Naufal Abshar Digelar di Pusat Perbelanjaan
25 November 2022 |
20:16 WIB
CAN's Gallery menyelenggarakan pameran tunggal seniman Naufal Abshar di SPAC8, Ashta District 8, Jakarta, pada 26 November-18 Desember 2022. Tujuan pameran di ruang publik tersebut diharapkan dapat mendekatkan karya sang seniman ke publik yang lebih luas yang tidak hanya kalangan penikmat seni.
Director CAN's Gallery Inge Santoso mengatakan bahwa salah satu pertimbangan karya sang seniman dipamerkan di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta itu lantaran tema yang digarap, yakni tentang kondisi sosial masyarakat pada saat ini "Keseharian bagaimana orang sudah sangat ketergantungan sama telepon di genggamannya," katanya.
Baca juga: In the Hand, Esensi Pameran Tunggal Seniman Chiharu Shiota
Menurutnya, pada saat ini mayoritas orang merekam banyak hal dengan menggunakan gawai pintar yang dimiliki. Tidak hanya itu, beberapa di antaranya bahkan selalu mengunggah kegiatan yang direkam ke media sosial seperti Instagram dan TikTok.
Fenomena itu ditangkap oleh sejumlah seniman dalam karya-karyanya, dan menjadi representasi galeri. Karya-karya tersebut memenuhi kriteria untuk ditampilkan di ruang publik, baik dari jumlah karya maupun dari kesesuaian temanya.
Dia menuturkan bahwa semua seniman yang menjadi representasi galeri sudah melalui proses kurasi dengan baik, dan begitu juga dengan Naufal. Jadi, dia menilai bahwa para seniman terpilih itu sudah mumpuni baik secara konsep maupun artistik.
Pameran tunggal sang seniman di Ashta District bukan pameran tunggal pertama. Pameran ini adalah yang keempat dalam perjalanan kariernya. Tidak hanya itu, Naufal juga adalah seorang seniman dengan track record yang bagus dan sudah cukup dikenal oleh banyak orang.
Dari kekaryaan, Naufal memiliki ciri khas dengan karyanya yang lebih ekspresif, jujur, dan memiliki banyak teks dalam karya, sehingga karya itu seperti sebuah buku harian. Sang seniman juga menuangkan apa yang ada di dalam pikiran dan di sekelilingnya ke dalam karya.
Ciri khas yang dimiliki oleh sang seniman membuat banyak kolektor tertarik untuk mengoleksinya, baik kolektor pendatang baru, muda, sampai dengan senior.
Dia berharap karya-karya yang ada di pameran tunggal ini dapat terjual semuanya. Saat ini, pasar seni di dalam negeri sedang baik dengan salah satu indikasinya adalah terdapat para kolektor pendatang baru. Harga karya sang seniman di pameran tunggal ini beragam, yakni dari Rp10 juta sampai dengan Rp200 juta.
Untuk diketahui, di pameran ini, seniman Naufal menampilkan beragam karya dari lukisan, drawing di atas kanvas, serta potongan majalah dan koran, instalasi tiga dimensi, video, hingga rekaan studio.
Dalam pameran ini, Naufal memilih judul Flash, Pow, Bham ! di mana setiap kata mewakili persepsinya terhadap dunia hiburan dan persona-persona yang ditampilkan di dalamnya yang saat ini dekat dengan keseharian individu. Segalanya dapat dinikmati dalam satu genggaman layar ponsel. Setiap harinya individu mendapatkan informasi yang penuh kejutan, penuh gebrakan yang mengejutkan.
Baca juga: Pesona Indonesia dalam Lukisan Cat Air Karya Seniman Lokal & Luar Negeri
Upaya mendekatkan seni ke publik juga dilakukan dengan menggelar berbagai publik program seperti screening film, bincang dengan seniman dan kurator, hingga sesi live drawing.
Editor: Fajar Sidik
Director CAN's Gallery Inge Santoso mengatakan bahwa salah satu pertimbangan karya sang seniman dipamerkan di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta itu lantaran tema yang digarap, yakni tentang kondisi sosial masyarakat pada saat ini "Keseharian bagaimana orang sudah sangat ketergantungan sama telepon di genggamannya," katanya.
Baca juga: In the Hand, Esensi Pameran Tunggal Seniman Chiharu Shiota
Menurutnya, pada saat ini mayoritas orang merekam banyak hal dengan menggunakan gawai pintar yang dimiliki. Tidak hanya itu, beberapa di antaranya bahkan selalu mengunggah kegiatan yang direkam ke media sosial seperti Instagram dan TikTok.
Fenomena itu ditangkap oleh sejumlah seniman dalam karya-karyanya, dan menjadi representasi galeri. Karya-karya tersebut memenuhi kriteria untuk ditampilkan di ruang publik, baik dari jumlah karya maupun dari kesesuaian temanya.
Dia menuturkan bahwa semua seniman yang menjadi representasi galeri sudah melalui proses kurasi dengan baik, dan begitu juga dengan Naufal. Jadi, dia menilai bahwa para seniman terpilih itu sudah mumpuni baik secara konsep maupun artistik.
Pameran tunggal sang seniman di Ashta District bukan pameran tunggal pertama. Pameran ini adalah yang keempat dalam perjalanan kariernya. Tidak hanya itu, Naufal juga adalah seorang seniman dengan track record yang bagus dan sudah cukup dikenal oleh banyak orang.
Dari kekaryaan, Naufal memiliki ciri khas dengan karyanya yang lebih ekspresif, jujur, dan memiliki banyak teks dalam karya, sehingga karya itu seperti sebuah buku harian. Sang seniman juga menuangkan apa yang ada di dalam pikiran dan di sekelilingnya ke dalam karya.
Ciri khas yang dimiliki oleh sang seniman membuat banyak kolektor tertarik untuk mengoleksinya, baik kolektor pendatang baru, muda, sampai dengan senior.
Dia berharap karya-karya yang ada di pameran tunggal ini dapat terjual semuanya. Saat ini, pasar seni di dalam negeri sedang baik dengan salah satu indikasinya adalah terdapat para kolektor pendatang baru. Harga karya sang seniman di pameran tunggal ini beragam, yakni dari Rp10 juta sampai dengan Rp200 juta.
Untuk diketahui, di pameran ini, seniman Naufal menampilkan beragam karya dari lukisan, drawing di atas kanvas, serta potongan majalah dan koran, instalasi tiga dimensi, video, hingga rekaan studio.
Dalam pameran ini, Naufal memilih judul Flash, Pow, Bham ! di mana setiap kata mewakili persepsinya terhadap dunia hiburan dan persona-persona yang ditampilkan di dalamnya yang saat ini dekat dengan keseharian individu. Segalanya dapat dinikmati dalam satu genggaman layar ponsel. Setiap harinya individu mendapatkan informasi yang penuh kejutan, penuh gebrakan yang mengejutkan.
Baca juga: Pesona Indonesia dalam Lukisan Cat Air Karya Seniman Lokal & Luar Negeri
Upaya mendekatkan seni ke publik juga dilakukan dengan menggelar berbagai publik program seperti screening film, bincang dengan seniman dan kurator, hingga sesi live drawing.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.