Jadi Penyebab Utama Kematian Jemaah Haji, Simak Fakta-Fakta Tentang Kardiovaskular
01 August 2022 |
11:30 WIB
Kardiovaskular menjadi penyebab terbesar meninggalnya jemaah haji asal Indonesia di Tanah Suci. Berdasarkan pernyataan Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Mekkah Muhammad Imran, sebanyak 45 dari 81 jemaah haji yang meninggal dunia, disebabkan oleh masalah pada pembuluh darah dan jantung tersebut.
Sekelompok gangguan jantung dan pembuluh darah ini diketahui menjadi penyebab utama kematian secara global. Organisasi Ksehatan Dunia (WHO) mencatat 17,9 juta orang atau 32 persen penduduk dunia, meninggal karena kardiovaskular pada 2019. Dari kematian tersebut, 85 persen disebabkan oleh serangan jantung dan stroke.
Baca Juga : Waspadai 5 Penyaki Ini saat Melakukan Ibadah Haji & Umrah
Faktor risiko terbesar dari penyakit ini adalah gaya hidup yang tidak sehat. Pola makan yang tidak sehat dengan banyak mengkonsumsi makanan cepat saji yang tinggi garam dan gula, aktivitas fisik yang kurang, sering minum-minuman beralkohol, merokok, serta stres, bisa memicu timbulnya penyakit ini.
Kerap kali penyakit kardiovaskular tidak menunjukkan gejala di awal. Penderitanya pun kurang menyadari bahwa dirinya sedang menderita penyakit kardiovaskular. Menurut WHO, masyarakat perlu waspada ketika dada tiba-tiba nyeri atau seperti tertekan. Kemudian rasa sakit atau tidak nyaman di lengan, bahu kiri, siku, rahang, atau punggung.
Waspada juga apabila kamu mengalami kesulitan bernapas atau sesak napas, mul dan muntah, pusing, pingsan, keringat dingin, dan pucat. Atau, mengalami keluhan medadak pada wajah, lengan, dan kaki pada satu sisi tubuh. Kondisi-kondisi tersebut bisa menjadi gejala kamu mengalami penyakit kardiovaskuler.
Baca Juga : Kenali 4 Faktor Risiko Penyakit Jantung Berikut Ini
Kardiovaskuler sendiri terdiri dari beberapa jenis penyakit. Berikut yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia.
Tersumbatnya aliran darah ke otot jantung ini akan mengakibatkan kerusakan otot-otot jantung yang menyebabkan gangguan pompa jantung (gagal jantung) dan kematian.
Faktor penyebab penyakit jantung koroner cukup banyak. Meskipun demikian, penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi, kolesterol dan trigliserida tinggi, diabetes, kegemukan, kebiasaan merokok, serta peradangan pada pembuluh darah merupakan faktor utama yang mencederai dinding arteri. Saat arteri rusak, plak akan lebih mudah terjadi dan menyebabkan penebalan atau penyempitan arteri.
Kurangnya oksigen yang dialirkan ke otot jantung akibat penyempitan atau sumbatan pembuluh darah koroner menimbulkan rasa sakit di dada bagian tengah kiri (angina pectoris). Rasa sakit tersebut biasanya timbul saat beraktivitas dan berkurang saat beristirahat. Pada penderita berusia lanjut (lebih dari 65 tahun), keluhan nyeri dada ini sering tidak jelas atau tersamarkan, seperti masuk angin.
Apabila kamu mulai merasakan nyeri dada, baik ringan sampai dengan berat, sebaiknya segeralah periksakan diri ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Terutama jika nyeri ini sudah menjalar ke leher, rahang, bahu, tangan sisi kiri, punggung, atau perut sisi kiri.
Nyeri dada disebut dengan angina dan dapat bertahan selama beberapa menit. Jika plak belum menyumbat arteri koroner secara menyeluruh, angina dapat mereda dengan sendirinya.
Baca Juga : Hal-Hal yang Perlu Kalian Ketahui Seputar Jantung Koroner
Kondisi ini terjadi ketika suplai darah ke bagian otak terganggu akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah. Tanpa pasokan darah yang cukup, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi. Hal ini dapat menyebabkan sel-sel di otak rusak dan bisa berujung pada kematian.
Gejala stroke yang paling umum adalah kelemahan mendadak pada wajah, lengan, atau kaki, paling sering pada satu sisi tubuh. Gejala lain termasuk kebingungan, kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan.
Kemudian kesulitan melihat dengan satu atau kedua mata, kesulitan berjalan, pusing atau kehilangan keseimbangan. Sakit kepala parah tanpa penyebab yang diketahui hingga pingsan atau tidak sadarkan diri juga menjadi gejala stoke.Orang yang mengalami gejala ini harus segera mencari perawatan medis.
Baca Juga : Mengenal Fibrilasi Atrium, Si Penyebab Penyakit Stroke
Gagal jantung merupakan kondisi kronis yang serius ketika jantung tidak lagi dapat memompa cukup darah demi memenuhi kebutuhan oksigen tubuh, akibat melemahnya otot jantung seiring berjalannya waktu. Gagal jantung dapat terjadi pada siapa saja dan pada usia berapapun.
Walaupun demikian, gagal jantung sering kali terlambat didiagnosis karena gejala yang muncul menyerupai gejala penyakit lain, seperti mudah lelah, cepat kehabisan napas, batuk atau sesak napas, pembengkakan (edema) terutama di kaki, dan perut terasa kembung atau sakit pada bagian perut.
Di Indonesia, prevalensi gagal jantung mencapai 5 persen dan lebih sering terjadi pada pria (66 persen) daripada wanita (34 persen).
Siti Elkana Nauli dari Perhimpunan Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Indonesia memaparkan penyebab gagal jantung terbanyak adalah kondisi penyakit dasar yang tidak terkontrol seperti hipertensi, diabetes, dan obesitas. Penyebab lainnya adalah usia, kebiasaan merokok, dan kelainan bawaan.
Lebih lanjut dia menegaskan bahwa gagal jantung bukanlah akhir dari harapan hidup seorang pasien. Gagal jantung masih dapat dikendalikan dengan tatalaksana yang tepat, sehingga pasien tetap dapat menjalankan hidup yang mendekati normal dan berkualitas serta beraktivitas seperti biasa, selama dikenali dan diterapi pada kondisi dini.
Editor : Syaiful Millah
Sekelompok gangguan jantung dan pembuluh darah ini diketahui menjadi penyebab utama kematian secara global. Organisasi Ksehatan Dunia (WHO) mencatat 17,9 juta orang atau 32 persen penduduk dunia, meninggal karena kardiovaskular pada 2019. Dari kematian tersebut, 85 persen disebabkan oleh serangan jantung dan stroke.
Baca Juga : Waspadai 5 Penyaki Ini saat Melakukan Ibadah Haji & Umrah
Faktor risiko terbesar dari penyakit ini adalah gaya hidup yang tidak sehat. Pola makan yang tidak sehat dengan banyak mengkonsumsi makanan cepat saji yang tinggi garam dan gula, aktivitas fisik yang kurang, sering minum-minuman beralkohol, merokok, serta stres, bisa memicu timbulnya penyakit ini.
Kerap kali penyakit kardiovaskular tidak menunjukkan gejala di awal. Penderitanya pun kurang menyadari bahwa dirinya sedang menderita penyakit kardiovaskular. Menurut WHO, masyarakat perlu waspada ketika dada tiba-tiba nyeri atau seperti tertekan. Kemudian rasa sakit atau tidak nyaman di lengan, bahu kiri, siku, rahang, atau punggung.
Waspada juga apabila kamu mengalami kesulitan bernapas atau sesak napas, mul dan muntah, pusing, pingsan, keringat dingin, dan pucat. Atau, mengalami keluhan medadak pada wajah, lengan, dan kaki pada satu sisi tubuh. Kondisi-kondisi tersebut bisa menjadi gejala kamu mengalami penyakit kardiovaskuler.
Baca Juga : Kenali 4 Faktor Risiko Penyakit Jantung Berikut Ini
Kardiovaskuler sendiri terdiri dari beberapa jenis penyakit. Berikut yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia.
1. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Spesialis Jantung & Pembuluh Darah RS Pondok Indah Yahya Berkahanto Juwana menerangkan penyakit jantung koroner adalah gangguan kesehatan akibat penyempitan atau tersumbatnya pembuluh darah arteri koroner oleh plak aterosklerosis dari timbunan lemak, kalsium, maupun akibat degeneratif atau proses penuaan.Tersumbatnya aliran darah ke otot jantung ini akan mengakibatkan kerusakan otot-otot jantung yang menyebabkan gangguan pompa jantung (gagal jantung) dan kematian.
Faktor penyebab penyakit jantung koroner cukup banyak. Meskipun demikian, penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi, kolesterol dan trigliserida tinggi, diabetes, kegemukan, kebiasaan merokok, serta peradangan pada pembuluh darah merupakan faktor utama yang mencederai dinding arteri. Saat arteri rusak, plak akan lebih mudah terjadi dan menyebabkan penebalan atau penyempitan arteri.
Kurangnya oksigen yang dialirkan ke otot jantung akibat penyempitan atau sumbatan pembuluh darah koroner menimbulkan rasa sakit di dada bagian tengah kiri (angina pectoris). Rasa sakit tersebut biasanya timbul saat beraktivitas dan berkurang saat beristirahat. Pada penderita berusia lanjut (lebih dari 65 tahun), keluhan nyeri dada ini sering tidak jelas atau tersamarkan, seperti masuk angin.
Apabila kamu mulai merasakan nyeri dada, baik ringan sampai dengan berat, sebaiknya segeralah periksakan diri ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Terutama jika nyeri ini sudah menjalar ke leher, rahang, bahu, tangan sisi kiri, punggung, atau perut sisi kiri.
Nyeri dada disebut dengan angina dan dapat bertahan selama beberapa menit. Jika plak belum menyumbat arteri koroner secara menyeluruh, angina dapat mereda dengan sendirinya.
Baca Juga : Hal-Hal yang Perlu Kalian Ketahui Seputar Jantung Koroner
2. Stroke
Kondisi ini terjadi ketika suplai darah ke bagian otak terganggu akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah. Tanpa pasokan darah yang cukup, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi. Hal ini dapat menyebabkan sel-sel di otak rusak dan bisa berujung pada kematian.Gejala stroke yang paling umum adalah kelemahan mendadak pada wajah, lengan, atau kaki, paling sering pada satu sisi tubuh. Gejala lain termasuk kebingungan, kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan.
Kemudian kesulitan melihat dengan satu atau kedua mata, kesulitan berjalan, pusing atau kehilangan keseimbangan. Sakit kepala parah tanpa penyebab yang diketahui hingga pingsan atau tidak sadarkan diri juga menjadi gejala stoke.Orang yang mengalami gejala ini harus segera mencari perawatan medis.
Baca Juga : Mengenal Fibrilasi Atrium, Si Penyebab Penyakit Stroke
3. Gagal Jantung
Gagal jantung merupakan kondisi kronis yang serius ketika jantung tidak lagi dapat memompa cukup darah demi memenuhi kebutuhan oksigen tubuh, akibat melemahnya otot jantung seiring berjalannya waktu. Gagal jantung dapat terjadi pada siapa saja dan pada usia berapapun. Walaupun demikian, gagal jantung sering kali terlambat didiagnosis karena gejala yang muncul menyerupai gejala penyakit lain, seperti mudah lelah, cepat kehabisan napas, batuk atau sesak napas, pembengkakan (edema) terutama di kaki, dan perut terasa kembung atau sakit pada bagian perut.
Di Indonesia, prevalensi gagal jantung mencapai 5 persen dan lebih sering terjadi pada pria (66 persen) daripada wanita (34 persen).
Siti Elkana Nauli dari Perhimpunan Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Indonesia memaparkan penyebab gagal jantung terbanyak adalah kondisi penyakit dasar yang tidak terkontrol seperti hipertensi, diabetes, dan obesitas. Penyebab lainnya adalah usia, kebiasaan merokok, dan kelainan bawaan.
Lebih lanjut dia menegaskan bahwa gagal jantung bukanlah akhir dari harapan hidup seorang pasien. Gagal jantung masih dapat dikendalikan dengan tatalaksana yang tepat, sehingga pasien tetap dapat menjalankan hidup yang mendekati normal dan berkualitas serta beraktivitas seperti biasa, selama dikenali dan diterapi pada kondisi dini.
Editor : Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.