Beberapa Hal yang Kalian Perlu Tahu Seputar Jantung Koroner
11 July 2022 |
14:28 WIB
Jantung koroner sudah lama dikenal sebagai pembunuh nomor satu dunia. Tidak kurang dari 17,5 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat penyakit ini. Meskipun sangat berbahaya, penyakit jantung koroner sebenarnya bisa dicegah sejak awal.
Bahkan jika sudah didiagnosa sekalipun, intervensi untuk menyembuhkan penyakit ini masih bisa dilakukan dengan bantuan perkembangan teknologi kesehatan saat ini.
Bahkan ada juga penderita penyakit ini yang masih tidak mengetahui panyakit tersebut walaupun akan menjalani operasi bypass jantung.
Faktor gaya hidup juga sangat mempengaruhi penyakit ini. Salah satu kebiasaan buruk yang bisa memicu penyakit ini adalah langsung tidur setelah makan.
Padahal, penanganan yang salah pada serangan jantung koroner bisa menyebabkan kematian mendadak. Apalagi, sebagian besar pasien pasien jantung koroner juga tidak bisa ditangani seperti penanganan flu biasa.
Menurut dia, serangan jantung sebenarnya bisa diketahui dengan ciri yang khas. Sekitar 30 persen -40 persen pasien perempuan mengeluhkan rasa tertekan di area dada tengah. Sementara itu, pada laki-laki hanya 20 persen yang merasakannya.
Editor: Dika Irawan
Bahkan jika sudah didiagnosa sekalipun, intervensi untuk menyembuhkan penyakit ini masih bisa dilakukan dengan bantuan perkembangan teknologi kesehatan saat ini.
Penyebab
Pada dasarnya, jantung koroner terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner yang berfungsi mendistribusikan darah dan oksigen ke otot jantung. Penyempitan ini terjadi karena penumpukan lemak di dinding pembuluh darah yang berlangsung bertahap. Penderita penyakit ini biasanya mengeluhkan nyeri di bagian bawah tulang dada sebelah kiri yang disertai keringat mengucur.Baca juga: 4 Faktor Risiko Penyakit Jantung, Salah Satunya Jarang Gerak
Metode operasi
Mengutip Bisnis Indonesia Weekend edisi 30 Oktober 2016, Ario Soeryo Kuncoro, Dokter Spesialis Jantung sekaligus Wakil Sekjen I Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), menjelaskan saat ini metode yang diakui di seluruh dunia adalah pemasangan ring dan operasi bypass. Kedua tindakan tersebut bertujuan untuk membebaskan koroner dari sumbatan.Keasadaran masyarakat
Kendati sudah lama dikenal sebagai penyakit pembunuh, kesadaran masyarakat terhadap jantung koroner dianggap masih rendah. Dokter Spesialis Jantung Rumah Sakit Siloam Antono Sutandar mengatakan, sebagian besar penderita jantung koroner sudah terlambat saat mendatangi dokter.Bahkan ada juga penderita penyakit ini yang masih tidak mengetahui panyakit tersebut walaupun akan menjalani operasi bypass jantung.
Faktor pemicu
“Ada beberapa faktor risiko yang mempercepat terjadinya penyakit jantung koroner antara lain merokok, obesitas, stres, diabetes melitus, hipertensi, kolesterol tinggi, infeksi ginjal, dan gangguan kelainan darah,” ujarnya.Faktor gaya hidup juga sangat mempengaruhi penyakit ini. Salah satu kebiasaan buruk yang bisa memicu penyakit ini adalah langsung tidur setelah makan.
Konsumsi sayuran
Antonio menyarankan untuk rutin memakan sayuran dan selalu berolahraga. Antono melanjutkan sebanyak 30% penderita penyakit jantung koroner mengalami gejala mirip flu. Akibatnya, banyak penderita yang mengabaikan gejala tersebut sehingga berujung pada kematian.Padahal, penanganan yang salah pada serangan jantung koroner bisa menyebabkan kematian mendadak. Apalagi, sebagian besar pasien pasien jantung koroner juga tidak bisa ditangani seperti penanganan flu biasa.
Menurut dia, serangan jantung sebenarnya bisa diketahui dengan ciri yang khas. Sekitar 30 persen -40 persen pasien perempuan mengeluhkan rasa tertekan di area dada tengah. Sementara itu, pada laki-laki hanya 20 persen yang merasakannya.
Baca juga: Waspadai Dislipidemia bisa Memicu Penyakit Jantung Koroner
Cara mengetahui
Satu-satunya cara untuk mengetahui dengan pasti keberadaan penyakit ini adalah dengan melakukan general check up. Apalagi bagi mereka yang memiliki potensi besar terkena penyakit ini akibat faktor gaya hidup seperti diabetes, perokok, hipertensi, kolesterol tinggi, perempuan menopouse, dan memiliki riwayat jantung dalam keluarga.Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.