Mewaspadai Henti Jantung yang Bisa Bikin Nyawa Melayang
07 September 2021 |
18:29 WIB
Jantung adalah organ yang sangat vital bagi kelangsungan hidup manusia. Jika berhenti berdetak, seseorang bisa dengan mudah kehilangan nyawanya. Dari beberapa jenis penyakit jantung, ada kondisi yang disebut sebagai henti jantung.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Vito Anggarino Damay menjelaskan henti jantung adalah kondisi dimana jantung tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai pompa yang efektif. Dengan demikian, tidak terjadi sirkulasi darah yang cukup untuk memberikan suplai ke otak dan jaringan tubuh.
"Kadang henti jantung, jantung masih bergerak, tapi tidak memompa lagi karena terjadi aritmia berat atau gangguan listrik jantung yang fatal," ujarnya.
Serangan jantung menjadi penyebab terbanyak henti jantung. Namun Vito menerangkan tidak semua serangan jantung akan menjadi henti jantung.
Menurut dia banyak orang yang mengalami serangan jantung masih bisa bertahan hidup, namun memang jantungnya tidak normal seperti semula karena sebagian mengalami kerusakan.
Vito menerangkan ada 2 kondisi orang yang mengalami henti jantung. Pertama, jantungnya memang sudah tidak berdetak yang artinya pasien tidak bisa lagi ditolong karena sudah meninggal dunia.
Kedua, jantung pasien masih ada getaran akibat gangguan listrik jantung yang berat dan fatal, tetapi tidak sampai melakukan gerakan memompa. Nah pada kondisi ini pasien masih memiliki peluang hidup dan harus segera dilakukan pertolongan pertama dengan melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru dan dibantu dengan ventilator.
Jika dalam pantauan Elektrokardiogram (EKG) masih ada irama jantung, biasanya tidak beraturan, akan dilakukan kejut jantung untuk mengembalikan irama jantung menjadi normal.
"CPR kembalikan fungsi pompa jantung dan sirkulasi pernapasan. Supaya tetap ada oksigen yang mengalir ke otak dan organ-organ lain," jelasnya.
Editor: Fajar Sidik
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Vito Anggarino Damay menjelaskan henti jantung adalah kondisi dimana jantung tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai pompa yang efektif. Dengan demikian, tidak terjadi sirkulasi darah yang cukup untuk memberikan suplai ke otak dan jaringan tubuh.
"Kadang henti jantung, jantung masih bergerak, tapi tidak memompa lagi karena terjadi aritmia berat atau gangguan listrik jantung yang fatal," ujarnya.
Serangan jantung menjadi penyebab terbanyak henti jantung. Namun Vito menerangkan tidak semua serangan jantung akan menjadi henti jantung.
Menurut dia banyak orang yang mengalami serangan jantung masih bisa bertahan hidup, namun memang jantungnya tidak normal seperti semula karena sebagian mengalami kerusakan.
Vito menerangkan ada 2 kondisi orang yang mengalami henti jantung. Pertama, jantungnya memang sudah tidak berdetak yang artinya pasien tidak bisa lagi ditolong karena sudah meninggal dunia.
Kedua, jantung pasien masih ada getaran akibat gangguan listrik jantung yang berat dan fatal, tetapi tidak sampai melakukan gerakan memompa. Nah pada kondisi ini pasien masih memiliki peluang hidup dan harus segera dilakukan pertolongan pertama dengan melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru dan dibantu dengan ventilator.
Jika dalam pantauan Elektrokardiogram (EKG) masih ada irama jantung, biasanya tidak beraturan, akan dilakukan kejut jantung untuk mengembalikan irama jantung menjadi normal.
"CPR kembalikan fungsi pompa jantung dan sirkulasi pernapasan. Supaya tetap ada oksigen yang mengalir ke otak dan organ-organ lain," jelasnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.