Tinder Swindler. (Dok. Netflix)

Hindari Penipuan Dating Apps, Ini 5 Pelajaran Penting dari Tinder Swindler

07 February 2022   |   14:13 WIB
Image
Nirmala Aninda Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Dari Tinder Swindler kita belajar... siapa saja bisa dibutakan oleh cinta, bahkan jika sudah ditipu hingga jutaan dolar. Hari ini kalian bisa berkencan di hotel bintang lima dengan seorang pria yang mengaku dirinya Prince of Diamonds, dan sebelum kalian menyadarinya, dia berhasil menguras isi tabunganmu.

Skenario ini sayangnya bukan fiksi belaka, melainkan dokumenter Netflix dari kasus yang terjadi di dunia nyata tentang penipu Shimon Hayut, yang lahir dan besar di kota kecil dekat Tel Aviv, Israel.

Dokumenter ini bercerita tentang Hayut, yang bukan siapa-siapa, mengubah jati dirinya sebagai 'orang penting' dengan menipu, memanipulasi, mengancam perempuan lewat aplikasi kencan, Tinder.

Di Tinder, dia mengaku bernama Simon Leviev, putra Lev Leviev, seorang pengusaha Israel terkenal di dunia nyata yang memiliki julukan King of Diamond.

Lewat pencarian Google, Genhype bisa menemukan bahwa Lev Leviev memiliki kekayaan sebesar US$1,5 miliar dolar serta, hal yang lebih penting, dia tidak memiliki putra yang bernama Simon atau Shimon.

(Baca juga: Tinder Swindler, Kisah Pria yang Tipu Teman Kencannya hingga US$10 Juta)

Tidak peduli bagaimana kita bertemu calon kencan, semua orang berisiko berpapasan dengan seseorang dengan niat jahat. Tapi kalian bisa dengan mudah mendeteksi para penipu ini karena mereka biasanya menunjukkan perilaku yang khas, terlebih jika kalian sudah bertemu secara langsung.

Ini adalah beberapa tanda bahaya, seperti yang ditunjukkan di Tinder Swindler, yang bisa kalian perhatikan untuk pengalaman kencan yang lebih aman dan nyaman.
 


1. Mereka membuat klaim yang berlebihan


Bahkan sebelum kita swipe right, ada tanda bahaya yang tidak boleh diabaikan. Penipu adalah narsisis yang percaya kebohongan mereka sendiri. Mereka begitu tenggelam dalam delusi hingga menyematkannya di profil.

Emyli Lovz, salah satu pendiri emlovz, seorang coach kencan dan penyedia layanan perjodohan mencatat bahwa orang-orang yang hiperbolis pada aplikasi kencan biasanya berbanding terbalik di kehidupan nyata. 


2. Terlalu indah untuk jadi kenyataan


Kalimat ini sepertinya harus dikatakan berulang-ulang, kalau sesuatu terlihat terlalu indah untuk jadi kenyataan, kemungkinan besar perasaan kamu benar. Ini bukan sekadar klise belaka loh, Genhype.

Amber Lee, pakar hubungan dan CEO Select Date Society, mengatakan kalian bisa bertemu dengan pria atau wanita lajang nan menawan yang membuat kalian jatuh cinta, tanpa satu kekurangan pun dan mereka akan menyatakan cintanya secara langsung. Ini salah satu tanda bahaya yang perlu kalian perhatikan.

Penipu di aplikasi kencan biasanya akan membombardir target dengan ucapan penuh cinta, membuat kita merasa istimewa dan menciptakan ilusi bahwa hubungan yang kalian miliki itu nyata. Ini terjadi di Tinder Swindler, di mana Hayut mengajak para wanita dalam perjalanan mewah dengan gesture romantis yang berlebihan.

(Baca juga: Tinder Pertemukan Jodoh Kamu lewat Persamaan Selera Musik di Spotify)

 

1
2


SEBELUMNYA

Hadirkan Optimisme, Begini Desain Interior yang Pas di 2022

BERIKUTNYA

Waduh, Arini by Love Inc Mendapatkan Rating Rendah

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: