Joko Anwar Garap Film Pengepungan di Bukit Duri, Kolaborasi dengan Amazon MGM Studios
21 October 2024 |
19:45 WIB
Come and See Pictures bekerja sama dengan Amazon MGM Studios mengumumkan proyek film baru besutan sutradara Joko Anwar berjudul Pengepungan di Bukit Duri. Ini menjadi film pertama kolaborasi Amazon MGM Studios dengan rumah produksi di Asia Tenggara untuk film bioskop.
Baca juga: Biar Enggak Bingung, Ini Urutan Nonton Serial Joko Anwar's Nightmares and Daydreams di Netflix
Editor: Fajar Sidik
Pengepungan di Bukit Duri menjadi film ke-11 yang digarap oleh Joko Anwar, sekaligus karya thriller-aksi pertamanya sejak terakhir kali menggarap film Gundala tahun 2019. Belakangan, sutradara yang akrab disapa Jokan ini lebih sering menggarap film-film horor.
Joko Anwar selaku penulis sekaligus sutradara mengatakan film Pengepungan di Bukit Duri mengangkat isu dan tema anti-kekerasan yang menurutnya sangat urgent untuk diangkat dan menjadi diskursus saat ini. Menurut dia, ada kekerasan menjadi isu yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat saat ini.
"Setelah membuat film-film yang sifatnya eskapisme dan menawarkan hiburan, alangkah baiknya setelah 10 film selama 20 tahun, film saya yang ke-11, memulai dari nol lagi yang secara tema sangat penting dan relevan untuk masyarakat Indonesia," katanya di acara konferensi pers di XXI Epicentrum, Jakarta, Senin (21/10/2024).
Baca juga: Biar Enggak Bingung, Ini Urutan Nonton Serial Joko Anwar's Nightmares and Daydreams di Netflix
Dari segi cerita, Pengepungan di Bukit Duri mengambil latar tahun 2027, ketika situasi di Indonesia bergejolak. Menggambarkan kondisi masyarakat yang berada di ambang kehancuran, dipicu oleh diskriminasi dan kebencian rasial.
Di tengah semua itu, muncul Edwin, guru pengganti di SMA Duri yang dikhususkan untuk mendidik siswa-siswi bermasalah. Situasi semakin rumit, Edwin menghadapi pertarungan untuk bertahan hidup ketika sekolah tempatnya mengajar mendadak berubah menjadi ajang pertarungan hidup dan mati.
Film Pengepungan di Bukit Duri dibintangi oleh jajaran aktor dan aktris muda berbakat yaitu Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, dan Sandy Pradana. Selain itu, ada juga Farandika, Raihan Khan, Sheila Kusnadi, Millo Taslim, dan Bima Azriel.
Tim dan pemain film Pengepungan di Bukit Duri di acara konferensi pers di XXI Epicentrum, Jakarta, Senin (21/10/2024). Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta.
Pengepungan di Bukit Duri menjadi film ke-11 Joko Anwar. Sebelumnya, sutradara berusia 48 tahun ini telah menggarap 10 film dengan ragam genre, mulai dari horor, thriller hingga drama, seperti Janji Joni (2005), Pintu Terlarang (2009), dan A Copy of My Mind (2016).
Beberapa film besutannya juga sukses menjadi box office dengan jutaan penonton, di antaranya film Pengabdi Setan (2017) dengan 4,2 juta penonton, Pengabdi Setan 2 (2022) dengan 6,3 juta penonton, dan Siksa Kubur (2024) yang memperoleh 4 juta penonton.
Meski baru digarap tahun ini, skenario film Pengepungan di Bukit Duri telah digarap sejak 2007. Setelah 17 tahun, barulah naskah tersebut benar-benar direalisasikan menjadi film.
Baca juga: 7 Rekomendasi Film Sutradara Joko Anwar
Baca juga: 7 Rekomendasi Film Sutradara Joko Anwar
Joko mengaku dia merasa membutuhkan kematangan yang cakap sebagai sineas untuk menggarap film Pengepungan di Bukit Duri. Di sisi lain, selama itu, dia juga mencoba menajamkan kembali skenario yang telah dibuatnya agar tetap relevan dan dekat dengan penonton.
"Walaupun tetap film ini akan menghibur dari segi karakter, plot, cerita, dan sebagainya, tapi di balik itu juga ada isu yang sangat penting. Saya merasa kalau film ini dibikin saat saya belum cukup dewasa, mungkin akan tidak sampai pesannya," katanya.
Pengepungan di Bukit Duri merupakan film kolaborasi Come and See Pictures dengan rumah produksi Hollywood Amazon MGM Studios. Kerja sama ini menjadi kolaborasi perdana Amazon MGM Studios dengan rumah produksi di Asia Tenggara untuk film rilisan bioskop.
Tia Hasibuan selaku produser mengatakan kolaborasi tersebut terjadi lantaran Amazon MGM Studios yang tengah membuka peluang kerja sama proyek film dengan rumah produksi internasional. Di sisi lain, Come and See Pictures juga tengah mencari kolaborator. Akhirnya keduanya pun bekerja sama sejak 2021, hingga akhirnya merampungkan proyek film ini pada 2024.
"Kami ingin mencari partner terbaik, yang benar-benar memiliki visi yang sama dengan Come and See Pictures, dan visi cerita yang mau kami sampaikan ke khalayak," ucapnya.
Baca juga: Joko Anwar Yakin Genre Sci-fi Supernatural Bisa Berkembang di Indonesia
Baca juga: Joko Anwar Yakin Genre Sci-fi Supernatural Bisa Berkembang di Indonesia
James Farrell selaku Vice President International Originals Amazon MGM Studios mengatakan kolaborasi ini menandai pencapaian penting bagi pihaknya, lantaran untuk pertama kalinya rumah produksi berlogo singa itu bekerja sama dengan perusahaan produksi film dari Asia Tenggara untuk perilisan film bioskop. Termasuk, menjadi kolaborasi pertama dengan Joko Anwar.
"Kami sangat antusias untuk mempersembahkan hasil kerja sama kami dengan tim Come and See Pictures menghidupkan visi unik Joko Anwar ke layar lebar bagi penonton Indonesia," katanya. Adapun, film Pengepungan di Bukit Duri dijadwalkan tayang tahun 2025 di bioskop Indonesia.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.