Joko Anwar Yakin Genre Sci-fi Supernatural Bisa Berkembang di Indonesia
14 June 2024 |
11:33 WIB
Meski masih terbilang baru, sutradara Joko Anwar meyakini genre sci-fi supernatural ke depan akan makin berkembang di Indonesia. Salah satu alasannya adalah karena Indonesia memiliki variasi cerita supernatural yang beragam, sehingga eksplorasinya ke depan juga bisa lebih luas.
Joko Anwar pun berharap serial baru garapannya berjudul Nightmares and Daydreams bakal menjadi gerbang awal perkenalan masyarakat dengan genre ini. Series yang tayang di Netflix itu bakal dirilis pada hari ini, Jumat (14/6/2024).
Baca juga: Joko Anwar Suguhkan Realitas Sosial & Fenomena Aneh di Series Nightmares and Daydreams
Dalam series Nightmares and Daydreams, Joko Anwar menghadirkan perjalanan sekelompok orang yang berjuang menyelamatkan kemanusiaan dari mereka yang ingin mengambil alih dunia. Serial ini memiliki tujuh episode yang masing-masing menunjukkan karakter utama sedang berhadapan dengan kejadian aneh.
Joko menjahit kejadian tersebut dalam rentang waktu 1985 hingga 2024. Meski tampak berbeda di setiap episodenya, seluruh kejadian ini bertalian dan mengajukan premis yang sama, yakni tentang asal usul manusia dan hal-hal yang mengancamnya.
“Kami percaya untuk bisa menciptakan industri film series yang suitanable di Indonesia, perlu ada yang namanya kebaruan. Karena kalau disajikan hal-hal itu saja, akan bosan. Kita sebagai kreator punya tanggung jawab memberikan suguhan yang bervariasi,” ungkap Joko Anwar.
Bagi Jokan, genre kerap kali berfungsi hanya sebagai pembungkus saja. Dalam sebuah film atau series, salah satu yang cukup vital sebenarnya adalah cerita.
Dia lantas mencontohkan cerita horor yang selalu disukai oleh masyarakat Indonesia. Hal ini terjadi karena banyak orang Indonesia merasa dekat dengan cerita-cerita jenis tersebut.
“Scifi supernatural potensinya seperti apa? Besar sekali ya, asalkan ceritanya dekat dengan kita,” imbuhnya.
Untuk itulah, dalam meramu Nightmares and Daydreams, Joko juga banyak menggunakan premis-premis cerita yang terasa dekat dengan keseharian banyak orang. Latar tempat dan profesi dari karakter yang dimainkannya juga demikian.
Dalam series ini, Jok Anwar banyak meramu kisah-kisah dari seorang supir taksi, pemulung sampah, penulis novel, pencari kerang, pelukis poster film, pelaku hipnotis, hingga penaksir harga berlian. Kisah-kisah tersebut kemudian ditarik ke keberadaan dunia lain yang membangkitkan rasa ingin tahu tentang keberadaan realitas lain selain manusia.
Dengan tayang di Netflix, series Nightmares and Daydreams akan tayang secara global di banyak negara. Joko Anwar cukup optimistis Nightmares and Daydreams tak hanya relate dengan kehidupan orang Indonesia, tetapi juga penonton mancanegara.
Joko menyebut ada dua alasan mengapa sebuah series bisa diterima secara global. Pertama adalah pemilihan isu yang universal, tetapi diceritakan dalam sudut pandang kelokalan.
Misalnya, ada sineas Iran yang membuat film tentang perceraian dengan sudut pandang mereka. Film tersebut tentu akan memiliki kedekatan dengan masyarakat Iran. Namun, masyarakat global juga bisa menikmati film itu karena perceraian adalah tema yang umum.
Baca juga: Alasan Joko Anwar Eksplorasi Genre Sci-fi Supernatural di Nightmares & Daydreams
Akan tetapi, film tersebut menjadi lebih menarik karena masyarakat global bisa tahu bagaimana orang Iran merespons perceraian dan menghadapi hal-hal semacam ini. Jadi, ada semacam pertukaran perspektif yang membuat keberagaman pola pikir lebih terbentuk.
“Nightmares and Daydreams akan relate dengan orang Indonesia, tetapi bagi orang luar negeri juga menarik karena kita berikan perspektif kita sebagai orang Indonesia menyelesaikan masalah kita seperti apa,” imbuhnya.
Editor: Fajar Sidik
Joko Anwar pun berharap serial baru garapannya berjudul Nightmares and Daydreams bakal menjadi gerbang awal perkenalan masyarakat dengan genre ini. Series yang tayang di Netflix itu bakal dirilis pada hari ini, Jumat (14/6/2024).
Baca juga: Joko Anwar Suguhkan Realitas Sosial & Fenomena Aneh di Series Nightmares and Daydreams
Dalam series Nightmares and Daydreams, Joko Anwar menghadirkan perjalanan sekelompok orang yang berjuang menyelamatkan kemanusiaan dari mereka yang ingin mengambil alih dunia. Serial ini memiliki tujuh episode yang masing-masing menunjukkan karakter utama sedang berhadapan dengan kejadian aneh.
Joko menjahit kejadian tersebut dalam rentang waktu 1985 hingga 2024. Meski tampak berbeda di setiap episodenya, seluruh kejadian ini bertalian dan mengajukan premis yang sama, yakni tentang asal usul manusia dan hal-hal yang mengancamnya.
“Kami percaya untuk bisa menciptakan industri film series yang suitanable di Indonesia, perlu ada yang namanya kebaruan. Karena kalau disajikan hal-hal itu saja, akan bosan. Kita sebagai kreator punya tanggung jawab memberikan suguhan yang bervariasi,” ungkap Joko Anwar.
Bagi Jokan, genre kerap kali berfungsi hanya sebagai pembungkus saja. Dalam sebuah film atau series, salah satu yang cukup vital sebenarnya adalah cerita.
Dia lantas mencontohkan cerita horor yang selalu disukai oleh masyarakat Indonesia. Hal ini terjadi karena banyak orang Indonesia merasa dekat dengan cerita-cerita jenis tersebut.
“Scifi supernatural potensinya seperti apa? Besar sekali ya, asalkan ceritanya dekat dengan kita,” imbuhnya.
Untuk itulah, dalam meramu Nightmares and Daydreams, Joko juga banyak menggunakan premis-premis cerita yang terasa dekat dengan keseharian banyak orang. Latar tempat dan profesi dari karakter yang dimainkannya juga demikian.
Dalam series ini, Jok Anwar banyak meramu kisah-kisah dari seorang supir taksi, pemulung sampah, penulis novel, pencari kerang, pelukis poster film, pelaku hipnotis, hingga penaksir harga berlian. Kisah-kisah tersebut kemudian ditarik ke keberadaan dunia lain yang membangkitkan rasa ingin tahu tentang keberadaan realitas lain selain manusia.
Nightmares and Daydreams Bidik Penonton Global
Dengan tayang di Netflix, series Nightmares and Daydreams akan tayang secara global di banyak negara. Joko Anwar cukup optimistis Nightmares and Daydreams tak hanya relate dengan kehidupan orang Indonesia, tetapi juga penonton mancanegara.Joko menyebut ada dua alasan mengapa sebuah series bisa diterima secara global. Pertama adalah pemilihan isu yang universal, tetapi diceritakan dalam sudut pandang kelokalan.
Misalnya, ada sineas Iran yang membuat film tentang perceraian dengan sudut pandang mereka. Film tersebut tentu akan memiliki kedekatan dengan masyarakat Iran. Namun, masyarakat global juga bisa menikmati film itu karena perceraian adalah tema yang umum.
Baca juga: Alasan Joko Anwar Eksplorasi Genre Sci-fi Supernatural di Nightmares & Daydreams
Akan tetapi, film tersebut menjadi lebih menarik karena masyarakat global bisa tahu bagaimana orang Iran merespons perceraian dan menghadapi hal-hal semacam ini. Jadi, ada semacam pertukaran perspektif yang membuat keberagaman pola pikir lebih terbentuk.
“Nightmares and Daydreams akan relate dengan orang Indonesia, tetapi bagi orang luar negeri juga menarik karena kita berikan perspektif kita sebagai orang Indonesia menyelesaikan masalah kita seperti apa,” imbuhnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.