6 Inisiatif Baru Hadir di Madani International Film Festival 2024
30 September 2024 |
20:04 WIB
1
Like
Like
Like
Gelaran Madani International Film Festival (MIFF) 2024 bakal berlangsung pekan ini pada Kamis-Minggu, 3-6 Oktober 2024. Madani merupakan salah satu festival film yang cukup dinantikan karena konsisten menawarkan perspektif kehidupan beragama yang mengasah rasa kemanusiaan.
Memasuki edisi ketujuh, festival film yang berupaya mengangkat berbagai karya dan isu penting dari masyarakat muslim dunia ini bakal menampilkan 57 film dari 20 negara. Dari jumlah tersebut, 16 film di antaranya masuk ke dalam program kompetisi bertajuk Madani Short Film Competition.
Baca juga: 3 Proyek Film Indonesia Sabet Penghargaan di Festival Film Busan 2024
Direktur Festival MIFF Putut Widjanarko mengatakan tahun ini partisipasi sineas dunia terhadap Madani makin besar. Pada edisi tahun ini, pihaknya menerima 1.504 film dari berbagai negara. Namun, setelah melalui proses kurasi, hanya 57 film yang akan ditampilkan.
“Film-film finalis ini datang dari berbagai negara ya, dari Bahrain, Belgia, Denmark, Iran, Yordania, Maroko, Turki, dan tentu saja Indonesia,” ucap Putut dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (20/9/2024).
Sembari menunggu festival digelar, yuk simak beberapa inisiatif baru yang coba dihadirkan MIFF 2024
Tahun lalu, MIFF mengambil tema Buhul. Buhul ini dimaknai sebagai simpul pada tali atau ikatan. Dalam budaya bahari, tali temali tersebut, dengan aneka simpulnya, menjadi suatu hal yang tak terelakkan dan dibutuhkan saat ini. Melanjutkan semangat tersebut, tahun ini MIFF mengusung tema Marwah.
Marwah atau muru'ah (dignity) ini berangkat dari keprihatinan atas martabat kemanusiaan yang seolah terlupakan, utamanya dalam peristiwa genosida atas rakyat Palestina yang hingga saat ini masih berlangsung.
Dengan tema ini, Madani IFF bermaksud menjadi pembacaan terhadap eskalasi konflik di Palestina, Sudan, serta negara lain, yang yang mengukuhkan asas kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan marwah tercapai dalam upaya pemerdekaan seutuhnya, termasuk melalui wahana kebudayaan.
Gelaran MIFF 2024 bakal berlangsung di bioskop megah di CINEPOLIS XXI, Senayan Park. Menurut Board of Madani International Film Festival Hikmat Darmawan, ini adalah salah satu bioskop baru di Jakarta. Dengan demikian, kualitas suara dan layar yang dihasilkan menjadi lebih optimal ketika akan menonton premier sebuah film.
MIFF 2024 bakal dibuka dengan film Goodbye Julia yang disutradarai oleh Mohamed Kordofani Film ko-produksi lintas negara, dari Sudan, Mesir, Jerman, Prancis, Arab Saudi, dan Swedia ini merupakan film panjang pertama Kordofani.
Kendati menjadi debutnya, film ini berhasil ditampilkan dalam program Un Certain Regard di Festival Film Cannes. Film ini kemudian juga memenangkan Prix de la Liberte di festival film Cannes 2023.
Film berlatar belakang kerusuhan pra-pemisahan Sudan Utara dan Sudan Selatan ini menggambarkan dua wanita yang mencoba menggambarkan kerumitan yang terjadi antara komunitas Sudan Utara dan Sudan Selatan.
Baca juga: Rampung Digelar, Ini Film-film yang Menjadi Sorotan di Festival Film Cannes 2024
Berbeda dari tahun lalu, program Focus Country di MIFF 2024 akan menyoroti dua negara sekaligus. Tahun lalu, Focus Country MIFF adalah sinema Palestina. Pada edisi kali ini, Focus Country akan kembali menyoroti sinema Palestina dan Sudan. Direktur festival MIFF 2024 Putut Widjanarko menerangkan dua negara ini penting untuk terus disorot mengingat eskalasi yang terus meningkat di wilayah mereka.
Focus Country merupakan salah satu program di sebuah festival yang mencoba menyoroti geliat sinema tertentu secara mendalam terhadap sebuah negara. Dalam program ini, akan diputar film-film dari sineas negara tersebut, menampilkan berbagai ciri artistik dan dinamika yang muncul.
Beberapa film yang dihadirkan seperti Goodbye Julia yang disutradarai oleh Mohamed Kordofani, This Jungo Life yang disutradarai David Fedele, dan beberapa judul lain yang akan menggambarkan dinamika dua negara tersebut.
Sebagai festival isu, MIFF 2024 tidak hanya mengadakan program pemutaran film. Madani juga mengadakan diskusi dan pemutaran film; termasuk di antaranya menyoroti topik menarik, imbas tragedi Gaza terhadap dunia perfilman, dalam diskusi bertema Gaza dan Pasca-Hollywoodisme, yang diselenggarakan bersama komunitas Relax, It's Just Religion.
Madani juga selalu berupaya memperluas jangkauan dan stakeholdernya, melalui kerja sama dengan berbagai pihak. Tahun ini, bekerja sama dengan Universitas Bina Nusantara yang telah lama menjadi mitra Madani IFF, Universitas Paramadina, Universitas Islam Internasional Indonesia, Masjid Istiqlal dan ACFFEST (Anti Corruption Film Festival) KPK, serta Kreasi Prasasti Perdamaian.
Program Retrospeksi MIFF tahun ini menampilkan Hanung Bramantyo. Meski dikenal sebagai sutradara yang kerap membuat film-film pop, Hanung rupanya konsisten menyelipkan nilai-nilai Madani di dalam film-filmnya.
Karya-karyanya juga mencoba berbicara dengan apik persoalan menghadapi naik-turunnya persoalan hidup dengan cara Islam. Dalam sebuah video singkat ketika konferensi pers, Hanung juga mengungkapkan film-filmnya merupakan ajakan untuk mewujudkan suatu transformasi sosial dan interpretasi-interpretasi baru terhadap Islam.
Tahun ini, MIFF 2024 juga bakal ditutup oleh dua film berbeda. Pertama adalah Walled Off (2024) karya sutradara Vin Arfuso. Film ini diproduseri oleh Alana & Anwar Hadid (Saudara dua model keturunan Palestina, Gigi dan Bella Hadid), vokalis band Pink Floyd Roger Waters, dan Kweku Mandela, cucu mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela.
Baca juga: 8 Film Indonesia Dapat Sorotan di Festival Film BIFAN Korea Selatan
Film penutup kedua MIFF 2024 adalah The Teacher karya sutradara Inggris kelahiran Palestina, Farah Nabulsi. Film ini mencoba menghadirkan drama manusia yang berlatar di lanskap politik dan sebuah cerita tentang karakter yang mewakili orang-orang yang sangat terpinggirkan dan kurang terwakili.
Editor: Fajar Sidik
Memasuki edisi ketujuh, festival film yang berupaya mengangkat berbagai karya dan isu penting dari masyarakat muslim dunia ini bakal menampilkan 57 film dari 20 negara. Dari jumlah tersebut, 16 film di antaranya masuk ke dalam program kompetisi bertajuk Madani Short Film Competition.
Baca juga: 3 Proyek Film Indonesia Sabet Penghargaan di Festival Film Busan 2024
Direktur Festival MIFF Putut Widjanarko mengatakan tahun ini partisipasi sineas dunia terhadap Madani makin besar. Pada edisi tahun ini, pihaknya menerima 1.504 film dari berbagai negara. Namun, setelah melalui proses kurasi, hanya 57 film yang akan ditampilkan.
“Film-film finalis ini datang dari berbagai negara ya, dari Bahrain, Belgia, Denmark, Iran, Yordania, Maroko, Turki, dan tentu saja Indonesia,” ucap Putut dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (20/9/2024).
Sembari menunggu festival digelar, yuk simak beberapa inisiatif baru yang coba dihadirkan MIFF 2024
1. Angkat Tema Marwah
Tahun lalu, MIFF mengambil tema Buhul. Buhul ini dimaknai sebagai simpul pada tali atau ikatan. Dalam budaya bahari, tali temali tersebut, dengan aneka simpulnya, menjadi suatu hal yang tak terelakkan dan dibutuhkan saat ini. Melanjutkan semangat tersebut, tahun ini MIFF mengusung tema Marwah.Marwah atau muru'ah (dignity) ini berangkat dari keprihatinan atas martabat kemanusiaan yang seolah terlupakan, utamanya dalam peristiwa genosida atas rakyat Palestina yang hingga saat ini masih berlangsung.
Dengan tema ini, Madani IFF bermaksud menjadi pembacaan terhadap eskalasi konflik di Palestina, Sudan, serta negara lain, yang yang mengukuhkan asas kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan marwah tercapai dalam upaya pemerdekaan seutuhnya, termasuk melalui wahana kebudayaan.
2. Dibuka di Senayan Park
Gelaran MIFF 2024 bakal berlangsung di bioskop megah di CINEPOLIS XXI, Senayan Park. Menurut Board of Madani International Film Festival Hikmat Darmawan, ini adalah salah satu bioskop baru di Jakarta. Dengan demikian, kualitas suara dan layar yang dihasilkan menjadi lebih optimal ketika akan menonton premier sebuah film.MIFF 2024 bakal dibuka dengan film Goodbye Julia yang disutradarai oleh Mohamed Kordofani Film ko-produksi lintas negara, dari Sudan, Mesir, Jerman, Prancis, Arab Saudi, dan Swedia ini merupakan film panjang pertama Kordofani.
Kendati menjadi debutnya, film ini berhasil ditampilkan dalam program Un Certain Regard di Festival Film Cannes. Film ini kemudian juga memenangkan Prix de la Liberte di festival film Cannes 2023.
Film berlatar belakang kerusuhan pra-pemisahan Sudan Utara dan Sudan Selatan ini menggambarkan dua wanita yang mencoba menggambarkan kerumitan yang terjadi antara komunitas Sudan Utara dan Sudan Selatan.
Baca juga: Rampung Digelar, Ini Film-film yang Menjadi Sorotan di Festival Film Cannes 2024
3. Program Focus Country Soroti 2 Negara
Berbeda dari tahun lalu, program Focus Country di MIFF 2024 akan menyoroti dua negara sekaligus. Tahun lalu, Focus Country MIFF adalah sinema Palestina. Pada edisi kali ini, Focus Country akan kembali menyoroti sinema Palestina dan Sudan. Direktur festival MIFF 2024 Putut Widjanarko menerangkan dua negara ini penting untuk terus disorot mengingat eskalasi yang terus meningkat di wilayah mereka.Focus Country merupakan salah satu program di sebuah festival yang mencoba menyoroti geliat sinema tertentu secara mendalam terhadap sebuah negara. Dalam program ini, akan diputar film-film dari sineas negara tersebut, menampilkan berbagai ciri artistik dan dinamika yang muncul.
Beberapa film yang dihadirkan seperti Goodbye Julia yang disutradarai oleh Mohamed Kordofani, This Jungo Life yang disutradarai David Fedele, dan beberapa judul lain yang akan menggambarkan dinamika dua negara tersebut.
4. Kolaborasi dengan Ekosistem
Sebagai festival isu, MIFF 2024 tidak hanya mengadakan program pemutaran film. Madani juga mengadakan diskusi dan pemutaran film; termasuk di antaranya menyoroti topik menarik, imbas tragedi Gaza terhadap dunia perfilman, dalam diskusi bertema Gaza dan Pasca-Hollywoodisme, yang diselenggarakan bersama komunitas Relax, It's Just Religion.Madani juga selalu berupaya memperluas jangkauan dan stakeholdernya, melalui kerja sama dengan berbagai pihak. Tahun ini, bekerja sama dengan Universitas Bina Nusantara yang telah lama menjadi mitra Madani IFF, Universitas Paramadina, Universitas Islam Internasional Indonesia, Masjid Istiqlal dan ACFFEST (Anti Corruption Film Festival) KPK, serta Kreasi Prasasti Perdamaian.
5. Retrospektif Hanung Bramantyo
Program Retrospeksi MIFF tahun ini menampilkan Hanung Bramantyo. Meski dikenal sebagai sutradara yang kerap membuat film-film pop, Hanung rupanya konsisten menyelipkan nilai-nilai Madani di dalam film-filmnya.Karya-karyanya juga mencoba berbicara dengan apik persoalan menghadapi naik-turunnya persoalan hidup dengan cara Islam. Dalam sebuah video singkat ketika konferensi pers, Hanung juga mengungkapkan film-filmnya merupakan ajakan untuk mewujudkan suatu transformasi sosial dan interpretasi-interpretasi baru terhadap Islam.
6. Ditutup dengan 2 Film Berbeda
Tahun ini, MIFF 2024 juga bakal ditutup oleh dua film berbeda. Pertama adalah Walled Off (2024) karya sutradara Vin Arfuso. Film ini diproduseri oleh Alana & Anwar Hadid (Saudara dua model keturunan Palestina, Gigi dan Bella Hadid), vokalis band Pink Floyd Roger Waters, dan Kweku Mandela, cucu mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela.Baca juga: 8 Film Indonesia Dapat Sorotan di Festival Film BIFAN Korea Selatan
Film penutup kedua MIFF 2024 adalah The Teacher karya sutradara Inggris kelahiran Palestina, Farah Nabulsi. Film ini mencoba menghadirkan drama manusia yang berlatar di lanskap politik dan sebuah cerita tentang karakter yang mewakili orang-orang yang sangat terpinggirkan dan kurang terwakili.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.